UIN Jakarta mengusung konsep PBAK terbaru, yaitu 100 Hari Pertama di UIN Jakarta. Sayangnya, waktu pelaksanaan kurang efisien sehingga memengaruhi partisipasi maba.
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Pelaksanaan Pengenalan Budaya dan Akademik Kemahasiswaan (PBAK) dengan konsep 100 Hari Pertama di UIN Jakarta. Program ini telah dimulai secara hybrid sejak Selasa (27/8) dan berakhir pada Sabtu (23/11). Sayangnya, ada perbedaan efektivitas dan partisipasi pada PBAK luring dan PBAK daring.
Mahasiswa baru (Maba) Program Studi (Prodi) Matematika, Muhammad Faishal menjelaskan, PBAK luring berjalan dengan lancar dan efektif. Sebab, saat itu belum aktif pembelajaran di kelas sehingga maba bisa berpartisipasi secara maksimal. “Jadi, kami sebagai mahasiswa pun tidak terganggu dengan kegiatan PBAK secara luring tersebut, karena pembelajaran di dalam kelas belum dimulai, ” ucap Faishal, Rabu (5/11).
Di sisi lain, Maba Prodi Dirasat Islamiyah, Andi Alfajri Saakbar menuturkan, waktu pelaksanaan PBAK daring kurang efisien karena jadwalnya yang dilaksanakan saat akhir pekan. “Banyak maba keberatan terutama yang tinggal di kos. Di mana hari weekend ini adalah kesempatan maba untuk pulang ke rumah,” kata Andi, Rabu (5/11).
Andi juga mengungkapkan keluhannya mengenai masalah koneksi di tempatnya yang jauh dari perkotaan. “Koneksi di sana itu susah sehingga sering kali tersendat-sendat dan kuota internet pun terbatas,” lanjutnya.
Ketua Pelaksana PBAK UIN Jakarta, M. Zaky Almubarak menjelaskan, PBAK luring berjalan dengan lancar dan penuh antusias dari maba. “PBAK secara luring berjalan dengan lancar dan antusiasme maba pun terbilang tinggi. Acara ini juga berjalan dengan kondusif sehingga tidak ada masalah yang fatal,” ujar Zaky, Kamis (6/11).
Sementara itu, menurut Zaky, PBAK daring memiliki kendala, yaitu kurang efektif dan sangat minim partisipasi dari maba. “Kebanyakan maba hanya gabung untuk absen saja,” ujarnya.
Menanggapi keluhan tersebut, lanjut Zaky, panitia akan selalu berusaha untuk mempertahankan partisipasi maba dengan meningkatkan komunikasi seluruh pihak yang bersangkutan. Mulai dari pihak panitia universitas, fakultas, prodi, dan juga pihak dosen. “Kita akan tetap mempertahankan dan terus membangun euforia dengan meningkatkan komunikasi seluruh pihak yang bersangkutan,” katanya.
Zaky juga menambahkan, PBAK ini terealisasi atas hasil diskusi berbagai elemen. Mulai dari rektorat, kemahasiswaan, wakil rektor bidang kemahasiswaan, hingga mahasiswa. “Sebagai konsep PBAK terbaru kita perlu banyak evaluasi, introspeksi, dan banyak yang perlu diperbarui pastinya,” tutur Zaky.
Sebelumnya, Institut telah berupaya menghubungi Ali Munhanif selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan untuk meminta konfirmasi sejak Senin (11/11) lalu. Namun hingga berita ini terbit, ia tak kunjung memberikan respons.
Reporter: NF
Editor: Rizka Id’ha Nuraini