Cerita di Balik Kemasyhuran Coco Chanel

Read Time:3 Minute, 12 Second

Judul Terjemahan : Coco Before Chanel

Judul Asli : Coco Avant Chanel

Sutradara : Anne Fountain

    Chanel, siapa yang tidak pernah mendengar nama tersebut. Salah satu brand kenamaan asal Prancis yang banyak digandrungi kaum hawa. Nama Coco Chanel berasal dari nama pembuatnya sendiri, Coco Bonheur Chanel atau yang lebih terkenal disapa Coco.

    Perjalanan karir Coco sebelum menuai kesuksesan dibadikan dalam film berjudul “Coco Before Channel”, sebuah film karya sutradara Anne Fountain yang rilis tahun 2009 di Prancis. Film yang berlatar abad 19 ini mampu menggambarkan dengan apik kisah masa lalu Coco Chanel yang tidak banyak diketahui orang, mulai dari kisah kelam masa kecilnya hingga masa keemasannya di dunia mode.

    Coco lahir dari keluarga miskin di Saumur, Prancis. Sejak usia sepuluh tahun, Coco dan saudara perempuannya, Adrinne, ditinggalkan ayahnya di sebuah panti asuhan. Sedangkan ibunya sudah lama meninggal karena sakit.

    Setelah beranjak remaja, Coco dan saudaranya pindah ke Moulins. Di sana, ia bekerja sebagai penjahit di pagi hari dan penyanyi di sebuah kabaret pada malam harinya.

    Di kabaret itu jugalah Coco bertemu dengan Etienne Balsan, seorang bangsawan kaya yang menjadikanya wanita simpanan. Setelah berhenti menjadi penyanyi kabaret, Coco tinggal bersama Balsan dan mulai merasakan sebuah kemewahan hidup.

    Anne Fountain sebagai sutradara berhasil menggambarkan dengan baik kondisi saat Coco mencari definisi kemewahan dan kehormatan kehidupan. Semua itu tercermin dalam keanggunan Coco bersikap dan gayanya berpakaian.

    Saat tinggal bersama Balsan, Coco bertemu dengan pria asal Inggris, Arthur Edward Capel, yang sering dipanggil Boy Capel. Coco jatuh cinta padanya. Boy yang juga berasal dari keluarga bangsawan juga memendam perasaan yang sama dengan Coco.

    Akhirnya, Coco meninggalkan Balsan dan pergi bersama Boy. Lagi-lagi Coco menjadi wanita simpanan, Boy yang sudah bertunangan dengan seorang bangsawan di Inggris tidak bisa menikahinya. Walaupun demikian, hubungan cinta mereka berdua tetap terjalin. Tapi, kisah cinta itu tidak berlangsung lama.

    Boy meninggal karena kecelakaan mobil. Kesedihan yang dalam kembali Coco rasakan setelah kematian Boy. Namun, ia tak lantas terlarut dalam kesedihan terlalu lama. Ia menjadikan kesedihannya sebagai pemacu untuk terus berkarya.

    Coco semakin menekuni dunia mode, ia bekerja dengan giat dan menciptakan berbagai macam model pakaian wanita. Ia menjadi pionir dalam perubahan gaya pakaian wanita Prancis.

Dulu kebanyakan wanita mengenakan korset, kini beralih menjadi gaun minimalis tanpa korset. Sebagai pionir mode pakaian, ia banyak menampilkan gaya busana yang benar-benar keluar dari zamannya. Bahkan, model pakaian yang dulu ia ciptakan masih banyak digemari hingga saat ini.

    Di bagian akhir film berdurasi 1 jam 45 menit ini menampilkan adegan Coco di tengah persiapan peragaan busananya. Para model cantik yang mengenakan busana rancangannya berjalan satu persatu menuruni anak tangga, yang ditiap sisinya terdapat kaca.

    Coco yang berdiri di tengah-tengah, mengecek kembali busana-busana yang telah dipakai para model. Seketika, kenangannya terhadap Boy kembali muncul, sejanak ia melupakan peragaan busana tersebut dan duduk termenung.

    Ketika peragaan tersebut selesai dan riuh tepuk tangan terdengar. Lamunan Coco sirna, senyum kepuasan dan bangga terlukis jelas di wajah Coco yang diperankan oleh Audrey Tautou. Senyum itu juga lah yang menjadi bagian penutup film.

    Mimik dan ekspresi wajah Coco sangat melekat dan pas sekali diperankan Audrey. Ditambah paras Audrey yang mirip dengan Coco, membuat film ini berhasil menceritakan kembali kisah masa lalu Coco Chanel.

    Anne Fountain, yang juga menulis naskah untuk film ini berhasil mendeskripsikan bakat Coco dalam bidang mode. Bagaimana cara Coco mengomentari busana berkorset, dandanan para bangsawan, dan aksesoris mewah yang mereka kenakan.

    Karakter Coco Chanel yang memiliki selera mode yang khas namun tetap anggun juga berhasil ditampilkannya. Walaupun tak tertulis dalam dialog antar pemain, kontemplasi Coco dalam mengartikan kemewahan dan keanggunan tersirat dengan baik dalam film tersebut.
Lihat review-nya disini:

(Nida Ilyas)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post TABLOID EDISI 24
Next post Debat Kandidat DMU, Ajang Adu Gagasan Para Calon