Debat Kandidat DMU, Ajang Adu Gagasan Para Calon

Read Time:3 Minute, 0 Second
Acara Debat kandidat yang bertema Merajut Kembali Lembaga Kemahasiswaan Universitas yang Transformatif dan Profesional dilaksanakan di Aula Student Center, Kamis (25/4)

    Setelah dua tahun dibekukan, pemilihan Dewan Mahasiswa Universitas (DMU) akan kembali digelar pada 29 April. Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU), mengadakan debat kandidat agar mahasiswa mengetahui visi dan misi para calon pemimipin universitas yang sedang memperebutkan kursi DMU, Kamis (25/4).

    Acara yang diadakan di Aula Student Center ini dihadiri tiga pasang kandidat DMU, yaitu Didin Sirojudin dan Tutur Ahsanil Mustofa, Irpan dan Aisyah, Sadam Husyen dan Randy Sepriansyah. Sedangkan pasangan nomor urut dua, Khaerul Sholeh dan Munajat Ali mengundurkan diri.

    Pasangan nomor urut satu, Didin Sirojudin perwakilan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Tutur Ahsanil Mustofa perwakilan Fakultas Adab dan Humaniora menyampaikan visi dan misi terlebih dulu.

    Pasangan ini memiliki visi membentuk karakter mahasiswa yang beriman, berilmu dan beramal. Sesuai dengan misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Knowledge, Piety dan Integrity . Menurut mereka tiga karakter tersebut harus dimiliki mahasiswa UIN Jakarta.

    Untuk mewujudkan visinya, pasangan Didin dan Tutur menyampaikan beberapa misi diantaranya membantu UIN Jakarta menuju Word Class University. “Tapi dengan syarat kita jadikan UIN ini menjadi nomor satu di Indonesia,” ujar Tutur. Tak hanya itu, mereka juga berjanji akan menghidupkan kembali budaya kajian mahasiswa.

    Sedangkan visi yang diusung Irpan dari Fakultas Syariah dan Hukum dan Aisyah dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yaitu membangun karakter mahasiswa dengan landasan keislaman dan keindonesiaan.“Nilai-nilai Islam harus ditumbuhkan kepada mahasiswa yang ada di UIN Jakarta ini,” ujar Irpan, calon ketua DMU.

    Dalam sebuah perguruan tinggi, hal yang paling penting yakni Tridarma. Oleh karena itu, misi yang mereka usung adalah membangun UIN Jakarta dengan pondasi Tridarma yaitu Pendidikan, Pengabdian dan Penelitian.

    Mereka juga menawarkan misi membentuk jiwa keislaman pada setiap mahasiswa UIN Jakarta. “Prestise mahasiswa kurang,” kata Aisyah. Pasangan nomor urut tiga ini berjanji jika kelak terlipih, mereka akan menebar cinta dan kasih kepada seluruh mahasiswa UIN Jakarta.

    Tak mau kalah dari yang lain, Sadam Husyen perwakilan dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Randy Sepriansyah dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan mengusung tema pelangi. Dengan maksud, mencoba menyatukan keberagaman yang ada di Indonesia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Namun, dimulai dari UIN Jakarta.

    Melihat visi dan misi para kandidat DMU, moderator Arief Rahman Hakim tidak mau underestimate kepada mahasiswa. “Tapi janji yang seperti itu juga membutuhkan bukti yang nyata,” tambahnya. Namun, ia juga mengapresiasi semangat para kandidat.

    Menurutnya, tugas seorang pemimpin mahasiswa sebenarnya sederhana, memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan dasar mahasiswa. “Kalau itu tercapai, itu sudah luar biasa,” katanya. Bagi calon pemilih, Ia berpesan kepada agar memilih dengan tanpa paksaan, “Jangan lihat siapa orangnya, tapi lihat gagasannya” tambah Arief.

    Sudarnoto, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan mengatakan, semua lembaga yang ada di UIN Jakarta harus bermutu. “Saya percaya Insyaallah calon-calon yang ada merupakan yang terbaik,” uajrnya ketika memberi sambutan.

    Dalam debat kandidat DMU tersebut, setiap pasangan diberikan waktu 10 menit untuk menyampaikan visi dan misi mereka. Kemudian mereka diberi pertanyaan oleh para panelis yaitu Asep Syaifudin Jahar, Abdul Mujib dan Ahmad Abrori. Selanjutnya, setiap kandidat memberikan satu pertanyaan kepada kandidat lainnya.

    Antusiasme mahasiswa terlihat ketika penyampaian visi dan misi para kandidat. Setiap pendukung bertepuk tangan dan bersorak ketika kandidat yang mereka dukung menyampaikan visi dan misi. Namun tak berlangsung lama, karena ketika debat kandidat, para penontong mulai meninggalkan ruangan hingga berakhirnya acara, penonton terlihat sepi. (Karliya Zainul)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Cerita di Balik Kemasyhuran Coco Chanel
Next post Mempertanyakan Kaderisasi Perempuan pada Parpol