Warna Baru Dunia Tafsir Indonesia

Read Time:1 Minute, 36 Second
Setelah sukses dengan Membumikan Alquran, mufasir asli Indonesia, Quraish Shihab kembali meluncurkan buku. Kali ini, buku bertajuk Kaidah Alquran dan Alquran & Maknanya siap memberi warna berbeda dalam dunia tafsir Indonesia.
Pada peluncuran kedua karya tersebut pada Rabu (17/7), Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Rosihon Anwar mengatakan kehadiran buku Kaidah Alquran sungguh membawa angin segar bagi para mufasir Indonesia. Pasalnya, selama ini tidak banyak buku tentang kaidah tafsir yang berbahasa Indonesia.
Lebih lanjut, Rosihon menambahkan karya ini sangat berharga karena berisi rambu-rambu yang harus dipatuhi para mufasir. Buku ini juga dapat menjadi panduan bagi siapa saja yang hendak menafsirkan Alquran.
Dengan kehadiran buku ini, Rosihon berharap kesalahan-kesalahan yang kerap terjadi dalam penafsiran Alquran dapat diminimalisir. Karena menurutnya, berbagai kesalahan dalam menafsikan Alquran sangat mungkin terjadi bila dilakukan tanpa landasan kaidah.
Kendati demikian, menurut dekan Fakultas Usuluddin (FU) UIN Bandung itu, pemaparan tentang kaidah tafsir dalam buku ini mirip dengan penjelasan tentang ulumul quran. Sehingga, kedua hal tersebut seperti tidak ada bedanya. Di samping itu, ada beberapa kaidah tafsir menarik yang tidak disinggung dalam buku tersebut.
Terkait dengan Alquran dan Maknanya, ia juga mengatakan terjemahan tersebut mungkin bisa menjadi pelangkap bagi terjemahan yang telah ada sebelumnya. Yang menarik, Alquran dan Maknanya memiliki makna yang relatif berbeda dengan Alquran terjemahan lainnya. “Termasuk dengan Alquran terjemahan versi Kementerian Agama (Kemenag),” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Quraish Shihab menuturkan, kaidah tafsir merupakan bagian dari ulumul quran. Sehingga, wajar saja jika pembahasan tentang kaidah tafsir bersinggungan dengan ulumul quran. Selain itu, ia juga mengatakan, buku Kaidah Alquran merupakan buku yang sederhana. “Jadi, jangan berharap semua kaidah ada dalam buku ini,” imbuhnya.
Mengenai terjemahan, menurut mantan rektor UIN Jakarta itu Alquran terjemahan Kemenag memang belum sempurna. Namun, ia juga tidak menyangkal, Alquran dan Maknanya pula tidak luput dari kesalahan. Ia pun berpesan agar menjadikan Alquran sebagai sahabat. “Dengan begitu, segala ilmu yang ada di dalamnya dapat mudah diserap.”
(Siti Ulfah Nurjanah)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Umat Islam Perlu Menekuri Makna Puasa
Next post Cukup Engkau Pahlawan Pertama dan Terakhir