Read Time:2 Minute, 28 Second
Tahun ajaran 2014/2015, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta membuka tiga prodi baru, yakni Teknik Geologi, Teknik Pertambangan, dan Teknik Perminyakan. Ketiga prodi itu berada di bawah naungan Fakultas Sumber Daya Alam (FSDAL). Meski telah membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru, izin pendirian FSDAL masih dalam proses.
Ketua tim pembentuk FSDAL, Untung Suryanto, menyatakan pihak rektorat belum memberikan izin operasional pada timnya untuk mendirikan prodi ini. “Proses perizinannya memakan waktu sekitar enam bulan. Ketika sudah mendapatkan izin operasional, kita dapat berdiri sendiri,” ujarnya, Senin (14/4).
Untung menjelaskan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tahun 2010 membolehkan universitas yang mempunyai akreditasi A (seperti UIN), membuka dan menutup prodi, bukan menutup fakultas. Kewenangan keputusan tersebut berada di tangan rektorat.
UIN mempunyai akreditasi A, lanjut Untung, dan dengan itu UIN punya hak untuk membuka dan menutup prodi baru sesuai dengan arahan rektor. Karena alasan tersebut, FSDAL memulai perizinannya dengan mendirikan tiga prodi terlebih dahulu. “Ketiga prodi dari FSDAL ini, menginduk pada Fakultas Sains dan Teknologi (FST) hingga proses perizinan pendirian prodi diberikan oleh rektor,” ujarnya.
“Hingga saat ini, UIN belum membuka FSDAL karena rektorat belum memberi izin pada kami (tim pembentuk). Kita harus bicara berdasarkan hukum, harus hati-hati. Kita (tim pembentuk) belum dapat izin, harusnya tidak boleh membuka prodi. Itu melanggar hukum,” tambahnya.
Meskipun tiga prodi baru ini menginduk di FST, tetapi kegiatan perkuliahan rencananya dilakukan di gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Hal ini tidak berarti pihak FST tidak memiliki fasilitas yang memadai, tetapi jadwal yang ada di FST belum disesuaikan dengan jumlah calon mahasiswa baru yang tahun ini mendaftar.
Wakil dekan FST, Ahmad Tjahja menanggapi hal tersebut. “Izin merupakan suatu proses. Pada saat proses berjalan, tim pembentuk pasti telah melakukan uji kelayakan. Oleh karena itu, bisa jadi memakan waktu beberapa bulan,” tuturnya.
Ia menerangkan, meskipun proses perizinan itu bukan wilayahnya, tetapi ia juga menyayangkan jika proses tersebut tidak diketahui oleh calon mahasiswa. “Yang paling penting adalah ketika mahasiswa baru datang, kegiatan proses ini sudah diberitahukan. Kita tidak dibenarkan menyembunyikan informasi ini dari mereka,” ujarnya, Rabu (16/4).
Pembentukan FSDAL ini bekerjasama dengan Missouri University Science and Technology (MST) USA, Chevron, Pertamina, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Trisakti. Untung mengatakan, pihak kerjasama seperti Missouri University, akan mengirimkan dosen ahli. Sebagai balasan, pihak UIN bertanggung jawab mencetak alumni yang berkualitas.
Untung menyatakan tim pembentuk telah menyiapkan enam dosen tetap yang berasal dari berbagai universitas. Selain itu, pihak kerjasama juga tidak menutup kemungkinan akan mengirimkan pengajar yang ahli di bidang Matematika, Kimia, dan Fisika, untuk mengajar di prodi tersebut.
Untung juga tidak menyangkal, UIN belum memiliki laboratorium yang berkualitas dalam menunjang tiga prodi baru tersebut. Oleh karena itu, Universitas Trisakti sebagai salah satu pihak yang bekerjasama dengan UIN menyediakan laboratorium sebagai tempat praktek. “Mereka sudah mengizinkan, tinggal bicara saja berapa biayanya,” jelasnya.
Ketika dimintai keterangan soal pembentukan FSDAL dengan pihak kerjasama, Wakil rektor bidang kerjasama, Jamhari, tidak mau memberikan komentar. Ia mengaku belum siap untuk mengomentari hal ini.
(Nur Hamidah)
Average Rating