Read Time:1 Minute, 21 Second
Puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan aksi mengenai kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan kampus UIN Jakarta pada Senin (17/11) pukul 20.00. Hal ini merupakan bentuk penolakan mahasiswa terhadap keputusan pemerintah yang dianggap kurang tepat.
Pernyataan itu diutarakan oleh Rijal Boim, selaku juru bicara dari Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI). Ia mengatakan, kenaikan harga BBM tentunya menjadi preseden buruk bagi pemerintah yang baru seumur jagung. “Ditengah harga minyak dunia yang sedang turun, pemerintah malah menaikan harga BBM,” tegasnya.
Ia menambahkan, dengan adanya kenaikan BBM, tentu hal ini akan berpengaruh pula terhadap kenaikan sembako. Bagi mereka, pemerintah Jokowi-JK telah menambah beban penderitaan rakyat. “Atas dasar itu, kami mewakili mahasiswa UIN Jakarta melakukan aksi demontrasi penolakan kenaikan harga BBM,”.
Senada dengan hal itu, Ridwan Sulaiman, salah satu anggota yang tergabung dalam aksi juga memberi keterangan bahwa kenaikan BBM tak hanya berdampak untuk masyarakat, namun juga mahasiswa. Tambah mahasiswa Fakultas Ushuluddin tersebut , aksi mereka akan berlanjut pada esok hari. “Aksi tersebut untuk membentuk konsolidasi. Tujuannya agar pemerintah mengetahui bahwa mahasiswa tidak setuju terhadap keputusan ini,”ungkapnya.
Adi Saerdi, salah satu masyarakat yang malam itu menyaksikan aksi mengamini hal tersebut. Ia menegaskan, belum saatnya BBM naik. Oleh sebab itu, ia membenarkan tindakan mahasiswa dalam aksi penolakan BBM malam itu.
“Sebenarnya kenaikan BBM memang kurang tepat untuk dilakukan. Seharusnya, sebelum memutuskan untuk menaikkan harga BBM, pemerintah harus lebih dulu memikirkan kesejahteraan masyarakat. Aksi yang sekarang dilakukan mahasiswa UIN merupakan hal yang wajar. Mereka bisa diibaratkan sebagai perwakilan masyarakat dalam menyuarakan hak mereka. Justru kalau tidak ada aksi, maka tak akan ada perubahan,” ujarnya.
LN
Average Rating