Gambaran Manusia Tanpa Aturan

Read Time:2 Minute, 0 Second

Lukisan berkanvasbundar tergantung di dinding gedung A Galeri Nasional (Galnas) Indonesia. Tampak tiga karakter menjadi tokoh utama dalam lukisan tersebut. Karya berlatarbelakang taman ini menggambarkan satu keluarga yang sedang rekreasi.
Lukisan berjudul Keluarga di Taman Kupu-Kupu ini menampilkan sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak sedang menikmati suasana taman di tengah kota. Taman itu dipenuhi kupu-kupu serta berbagai macam tanaman yang menghiasinya. Namun pada kenyataannya, taman di kota besar seperti Jakarta sudah tidak lagi nyaman bagi keluarga. Taman yang ada pun sangat sedikit karena beralih menjadi perumahan warga.
Kehidupan di kota besar menuntut setiap individu mempunyai pekerjaan masing-masing. Hal tersebut membuat sebuah keluarga di kota besar tak lagi utuh. “Satu keluarga pun terkadang tidak tinggal satu rumah,” ungkap pelukis, Tatang Ramadhan, Kamis (15/10).
Sebuah keluarga, menurut Tatang, seharusnyamempunyai waktu luang untuk berkumpul. Apalagi sarana hiburan  seperti taman di kota besar sudah berkurang. Maka dari itu, sangat dibutuhkan sebuah tempat untuk berkumpul keluarga.
Bukan hanya lukisan tapi ada juga beberapa patung yang dipamerkan. Salah satunya yaitu patungmanusia yang sedang berdiri menghadap ke sebuah urinarium. Patung tersebut hanyalah kepala dan kaki saja tanpa badan.
Patung tanpa badan itumenggambarkan bahwa kepribadian orang Indonesia sudah tidak utuh. Manusia seharusnya dapat saling bersatu dan tidak merugikan orang lain. Namun, kini banyak orang yang sudah merugikan orang lain seperti pedagang yang seenaknya berjualan di trotoar tempat pejalan kaki. “Saya menggambarkan orang Indonesia ya seperti itu, sudah tidak utuh,” kata Tatang, Kamis (15/8).
Pameran tunggal bertema Disorde ini diadakan pada 6-18 Oktober 2015. Disorde yang bermakna tanpa aturan, menggambarkan kondisi manusia yang sudah jauh dari aturan. Pameran karya Tatang Ramadhan memamerkan 45 lukisan dan 6 instalasi patung. Tatang yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Intitut Teknologi Bandung (ITB) ini menggelar pameran sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pendidikan dikenyamnya dan edukasi seni kepada anak muda Indonesia.
Pameran yang berlangsung selama 13 hari itu telah menarik banyak pegunjung, bukan hanya dari Jakarta, tetapi juga dari luar kota. Salah satunya pengunjung asal Semarang, Indah Dewi. Ia mengatakan bahwa lukisan yang dipamerkan sangat menggambarkan situasi di Indonesia saat ini. “Dari lukisan yang ada, banyak yang membingkai keadaan bangsa Indonesia,” ungkapnya, Kamis (15/10).
Hal senada juga diungkapkan pengunjung lain asal Jakarta, Bayu Ramadhan. Dirinya mengungkapkan,karya Tatang sangat bagus dan menarik. “Banyak maksud yang ingin disampaikan dari lukisan dan patung yang dipamerkan,” katanya, Kamis (15/10).
ER

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Pemerintah Lamban Usut Kasus Aktivis HAM
Next post Nostalgia G30S