Menatap Kinerja Satu Tahun Jokowi-JK

Read Time:1 Minute, 42 Second

Genap setahun Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) memimpin pemerintahan Indonesia. Banyak pula kebijakan-kebijakan yang dinilai membantu dan memajukan perekonomian rakyat. Antara lain, pembangunan 5000 pasar tradisional, pembelian 4000 kapal nelayan dan pembuatan jalan tol.

Demikian diutarakan ketua Aliansi Pemuda Peduli Sosial (APPSOSI), Muhammad Hafidz Qudsi, dalam aksi Sukseskan Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di depan Halte Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (21/10).
Ia menambahkan, dengan jangka waktu yang relatif singkat, beberapa kebijakan pemerintahan Jokowi-JK sudah dapat langsung dirasakan rakyat Indonesia. Seperti adanya Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Tak hanya itu, rakyat pun mengapresiasi ketegasan Jokowi dalam sektor hukum dengan menolak revisi Undang-Undang (UU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Namun, terlepas dari berbagai capaian itu, lanjut Hafidz, Jokowi-JK masih memiliki permasalahan bangsa yang mestinya segera terselesaikan. Dan sudah barang tentu dukungan dari seluruh elemen masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan untuk menyejahterakan Indonesia. “Jokowi masih punya empat tahun untuk memajukan Indonesia,” jelas mahasiswa Fakultas Ushuluddin (FU) ini.
Senada dengan Hafidz, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Qurniyadi Roni Wijaya, mengatakan, saat ini pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum di Indonesia sudah semakin membaik. Terlebih dengan bagusnya infrastruktur, maka akan membantu perekonomian rakyat.
Qurniyadi menyarankan, agar masyarakat lebih bersabar dalam menyikapi persoalan bangsa. Ia merasa, belum saatnya masyarakat menuntut Jokowi-JK untuk turun dari jabatan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Sebab tak relevan menghakimi pemerintahan yang baru seumur jagung. “Saya yakin, Jokowi-JK tak tinggal diam melihat kondisi Indonesia saat ini,” Rabu (21/10).  .
Di sisi lain, kerjasama antara rakyat dengan pemerintah juga sangat diperlukan. Lanjut Qurniyadi, Hal ini dimaksudkan untuk kemajuan bangsa Indonesia. “Mengkritik itu boleh, tapi ingat rakyat juga tetap ngedukung kebijakan pemerintah,” katanya.
Salah satu mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Desi Rahmawati mengatakan, tidak begitu efektif berorasi di area sekitar kampus. Mengingat pesan yang ingin disampaikan tak langsung didengar pemerintah. Lebih lagi kehadiran mahasiswa dalam mendukung aksi pun sangat sedikit. “Bagus memang, mereka ngasih dukungan ke Jokowi. Tapi sayang, yang ikut aksi sedikit,” kesannya, Rabu (21/10).
KB

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Mahalnya Operasional Media Elektronik
Next post Mempertanyakan Toleransi Beragama