Mahalnya Operasional Media Elektronik

Read Time:2 Minute, 2 Second

(Sudirman Tebba)

Dewasa ini, perkembangan teknologi banyak mempengaruhi pertumbuhan media elektronik. Munculnya media elektronik pun tak luput dengan modal yang digunakan untuk dana operasional. Pemenuhan modal harus terpenuhi setiap harinya, karena media terus aktif 24 jam. Namun, sayangnya pengeluaran media masih tak sebanding dengan pendapatan yang masuk setiap harinya.
Berikut hasil wawancara reporter Institut, dengan Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga pernah menjadi wartawan ANTV, Sudirman Tebba, Selasa (20/10).
Berapakah biaya produksi yang harus dikeluarkan media?
Media elektronik (televisi) tiap harinya dapat menghabiskan dana sekitar 1 milyar bahkan lebih. Terlebih disaat nilai rupiah sedang mengalami penurunan, biaya operasinal akan mencapai 1,5 milyar. Mahalnya biaya terjadi karena disetiap transaksi, media tersebut menggunakan mata uang dolar, seperti penyewaan gedung.
Apa saja upaya media dalam pemenuhan produksi?
Biasanya, media elektronik berada di bawah grup perusahaan yang dimiliki salah satu pengusaha. Contoh, TV One milik grup perusahaan Bakrie yang juga memiliki perusahaan tambang. Jadi, media mengandalkan dana dari grup perusahaanuntuk biaya operasionalnya, hal tersebut dilakukan karena pengeluaran tidak seimbang dengan pemasukan.
Lantas,bagaimana cara media untuk memanfaatkan keuntungan dari iklan?
Guna memanfaatkan pendapatan dari iklan, media membuat sebuah jaringan. Misalnya, media yang awalnya cetak seperti Kompas, kini juga mulai merambah elektronik dan website. Jaringan media  ini membuka wadah baru bagi industri untuk memperkenalkan produknya melalui iklan di media. Contoh lainnya, RCTI yang awalnya hanya televisi, kini mempunyai terbitan cetak, online,bahkan radio.
Di beberapa acara televisi, penayangan iklan terlihat dominan. Apakah hal itu tidak menjadi sebuah pelanggaran?
Sebenarnya, kuota iklan yang boleh ditampilkan sekitar 30%. Angka tersebut diambil dari total keseluruhan tayangan media dan bukan per acara. Waktu tayang media rata-rata adalah 20 jam, sedangkan iklan yang muncul hanya sekitar 1-2%-nya.
Tak hanya itu, ada waktu-waktu tertentu yang menurut perhitungan banyak orang yang menonton, lalu iklan memberikan tariff mahal. Namun, pendapatan media dari iklan masih kurang, hal itu karena belum terpunuhinya 30% kuota.
Dengan melihat media elektronik yang terus berkembang, apakah media cetak dapat kehilangan peminat?
Media cetak tidak akan kehilangan peminat. Hal tersebut dikarenakan media cetak sudah memiliki pasar tersendiri. Namun, menurut saya ada kemungkinan pada tahun 2050 media cetak akan menghilang. Lantaran bahan baku kertas yakni pohon juga semakin berkurang. Saat ini, media telah menggunakan kemajuan teknologi untuk tetap bertahan, salah satunya dengan multimedia. Dengan cara ini, setiap orang dapat mengakses semua media hanya dengan satu alat seperti smartphone.
ER

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post LPM Institut Kecam Tindakan Polres Salatiga Terhadap LPM Lentera
Next post Menatap Kinerja Satu Tahun Jokowi-JK