Efektivitas Google Classroom

Read Time:3 Minute, 3 Second
Sumber: https://classroom.google.com
Hadirnya Google Classroom diharapkan mempermudah mahasiswa dan dosen dalam KBM. Namun, efektivitas penggunaan Google Classroom dipertanyakan.
Terhitung dua bulan lebih Siti Masyithah menggunakan aplikasi Google Classroom dalam Kegiatan Belajar untuk mata kuliah Hermeneutika. Mahasiswa semester tujuh Jurusan Tafsir Hadis (TH) Fakultas Ushuluddin (FU) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengaku hanya sekali bertatap muka dengan dosen mata kuliah Hermeneutika guna membuat kontrak belajar. Sampai saat ini Masyithah menerima materi Hermeneutika melalui Google Classroom.

Tepat dua minggu setelah membuat kontrak belajar dengan dosen mata kuliah Hermeneutika, Masyithah baru bisa aktif mengunakan Google Classroom. Untuk tergabung dalam Google Classroom ia dan teman-temannya harus membuat akun e-maildengan domain mahasiswa UIN Jakarta terlebih dahulu.
Setelah menggunakan Google Classroom, Masyithah mengaku lebih mudah mengumpulkan tugas meski dosen berhalangan hadir. Ia tak harus hadir di dalam kelas untuk memeriksa fileyang dimasukkan dosen dalam Google Classroom. “Di dalam Google Classroom sudah ada batas waktu yang ditentukan, kapan mahasiswa harus mengumpulkan tugas,” ujar Masyithah ketika ditemui di Masjid Fatullah, Rabu (11/11).
Namun, Masyithah merasa suasana kelas mata kuliah Hermeneutika ini tak hidup karena dosen tak pernah memberikan materi secara langsung.  Lambat laun Masyitah merasa bosan dengan kegiatan belajar melalui Google Classroom. Menurutnya, penggunaan Google Classroom akan efektif ketika dibarengi dengan belajar secara langsung di dalam kelas. “Mata kuliah Hermeneutika kan enggak mudah, jadi agak bingung kalau dosennya hanya memberi pertanyaan terus melalui Google Classroom,” ungkapnya.
Masyithah mengungkapkan, ia dan teman-temannya membutuhkan pembimbing dalam belajar. Sehingga, katanya, apabila ada pemahaman yang berbeda bisa diluruskan oleh dosen. “Kegiatan pembelajaran enggak cukup melalui Google Classroom,” katanya.
Berbeda dengan Masyithah, Mahasiswa semester lima Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Meida Hidayah belum pernah menggunakan aplikasi Google Classroom dalam kegiatan perkuliahan. Menurut Meida, hadirnyaa Google Classroom merupakan penggunaan teknologi yang nantinya memudahkan mahasiswa dalam belajar dan mencari referensi.
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Support Pusat Teknologi dan Pangkalan Data (Pustipanda), Abdullah mengatakan, Google Classroom merupakan aplikasi pendukung dan pendamping dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Namun, adanya Google Classroom tidak dapat menggantikan kehadiran dosen di dalam kelas. Saat ini, kebijakan penggunaan Google Classroom tergantung dari masing-masing dosen. Data terakhir  yang didapat Pustipanda,  sekitar 20 dosen sudah menggunakan Google Classroom.
Abdullah menambahkan, Google Classroom merupakan layanan gratis dari google yang menyediakan sarana e-learning antara mahasiswa dan dosen. Dalam Google Classroom, dosen dapat mengunggah berbagai macam file salah satunya video. “Biasanya kan KBM hanya tatap muka di dalam kelas, dengan Google Classroomkini mahasiswa dan dosen bisa bertatap muka melalui video dalam kegiatan perkuliahan,” ujarnya, Rabu (11/11).
Pustipanda dan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) baru satu kali berkerjasama  untuk mengadakan workshop guna mensosialisasikan penggunaan Google Classroom bagi dosen. Di samping menjadi pendamping dosen dalam belajar mengajar, penggunaan Google Classroom dapat meningkatkan webomatric UIN Jakarta ketika dosen memasukkan materi dari blognya sendiri dalam Google Classroom. Namun, workshop  yang diadakan awal September lalu tak diikuti oleh semua dosen karena beberapa dosen yang masih berada di luar kota. 
Salah satu dosen yang belum menggunakan Google Classroom adalah dosen Muamalat, Chairul Hadi.  Menurutnya, penggunaan Google Classroom merupakan perkembangan teknologi yang positif di dunia perkuliahan. “Sebelum ada sosialisasi mengenai Google Classroom, UIN Jakarta harusnya membenahi sarana pendukungnya terlebih dahulu yaitu koneksi internet. Sehingga benar-benar membantu dosen dan mahasiswa bukan malah sebaliknya,” ucapnya.

Lain Chairul yang belum menggunakan Google Classroom, dosen mata kuliah Literature, Akhmad Zakky sudah menggunakan Google Classroom sejak awal perkuliahan di semester ganjil 2015.  Zakky mengatakan dengan Google Classroom dosen lebih praktis dalam memberikan tugas. “Dosen enggak perlu mengunduh video, ngasihtugas print out-an, tapi cukup dengan mengirim link saja,” pungkasnya, Jumat (13/11).Nama: Ika Puspitasari
Ika Puspitasari

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Tingkatkan Kemampuan Usaha, UIN Launching Pekraf
Next post Sesi Tanya Jawab Tak Ada, Mahasiswa Kecewa