Read Time:2 Minute, 42 Second
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki cita-cita menjadi universitas riset kelas dunia. Akhir-akhir ini gaung tersebut sering terdengar oleh beberapa elemen kampus, seperti mahasiswa, dosen, juga para pegawaikampus. Ini merupakan angin segar bagi kemajuan perguruan tinggi Islam. Karenanya, semua upaya yang sedang dilakukan pihak kampus untuk mewujudkan cita-cita tersebut harus didukung sepenuhnya.
Universitas riset dalam standar World Class Universityharus memenuhi beberapa syarat. Di antara syarat yang paling penting adalah akses produksijurnal internasional. Tujuannya agar perkembangan wacana ilmiah yang menjadi perbincangan sarjana internasional bisa diikuti. Apa isu-isu yang hangat, bagaimana mereka menyajikan isu-isu tersebut, danapa manfaat yang bisa diterapkan untuk pengembangan akademikUIN Jakarta.
Jika bicara jurnal kelas dunia, tentu tidak akan lepas dari penggunaan berbagai bahasa asing dalam tulisan-tulisan yang disajikannya. Para sarjana internasional dalam berbagai disiplin ilmu umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa standar internasional. Namun beberapa bahasa lainnya juga sering dipakai seperti bahasa Arab, Belanda, Prancis, dan Jerman.
Melihat fakta seperti itu seharusnya UIN Jakarta melakukan upaya penguatan kemampuan bahasa asing bagi para dosen dan mahasiswa. Pada tingkat pertama perkuliahan di setiap jurusan -selain jurusan yang fokus di bidang sastra atau pendidikan bahasa Inggris dan Arab- memang mahasiswa sudah diberikan mata kuliah dua bahasa asing tersebut. Langkah itu belum cukup karena tidak diproyeksikan penguatan bahasa asing untuk memahami dan menulis jurnal internasional.
Pemberian mata kuliah bahasa asing idealnya sampai delapan semester. Sampai mahasiswa dan dosen terbiasa bersentuhan dengan teks-teks bahasa asing, salah satunya tulisan dalam jurnal internasional. Langkah lain yang bisa diupayakan adalah pengoptimalan Pusat Bahasa UIN Jakarta. Pusat Bahasa seharusnya memiliki peranan penting dalam merancang program penguatan bahasa asing yang bersinergi dengan seluruh fakultas.
Selama ini, beberapa program yang disediakan oleh Pusat Bahasa hanya dinikmati oleh sebagian mahasiswa saja yang datang menyambangi Gedung Pusat Bahasa di kampus dua. Namun, jika program tersebut dirancang merata bagi semua mahasiswa disetiap fakultas akan lebih bermanfaat.
Dalam menilai urgensi penguasaan bahasa asing, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui Mora Scholarship telah membiayai program pelatihan super intensif empat bahasa asing selama enam bulan. Program tersebut dimulai sejak 2015 lalu dan akan berakhir awal Juni 2016.
Ratusan peserta yang terdiri dari dosen dan alumni dari berbagai perguruan tinggi Islam negeri dan swasta di Indonesia berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Langkah itu merupakan upaya nyata Kemenag RI dalam mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan di perguruan tinggi Islam.
Selain bahasa Arab yang bertempat di UIN Malang dan bahasa Inggris di Surabaya dan Bali,Mora Scholarship juga membiayai pelatihan super intensif bahasa Prancis yang ditangani oleh InstitutFranҫais dʹIndonẻsie(IFI) di kampus dua UIN Jakarta dan bahasa Belanda yang ditangani oleh Lembaga Bahasa Internasional (LBI) Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia. Dua bahasa yang disebutkan terakhir tidak kalah penting untuk dipelajari. Baik itu kemampuan membaca dan memahami juga menulis.
Penguasaan bahasa Prancis misalnya sangat berguna untuk mempelajari teks-teks sastra dan filsafat abad pertengahan yang berkembang di negara tersebut. Sedangkan bahasa Belanda berguna untuk mempelajari teks-teks sejarah masa kolonial Hindia Belanda hingga post kolonial. Terutama yang kerkaitan dengan rekam jejak Islam Nusantara di masa lalu.
Para sarjana Belanda banyak menulis kajian tersebut. Sebut saja di antaranya C. Snouck Hurgronje dari Universiteit Leiden yang karya-karyanya banyak merekam konsep Islam dan adat di Nusantara pada abad ke 19.
Average Rating