Read Time:1 Minute, 54 Second
Sebagian mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Pendidikan Fisika, dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Gedung Eksfarmasi. Hal itu dikarenakan Gedung FITK tak dapat menampung seluruh mahasiswa FITK dalam proses KBM.
Sebagai mahasiswi Jurusan Pendidikan Fisika Siti Anisa, mengaku kecewa karena harus melaksanakan KBM di Gedung Eksfarmasi. Sebab, lanjut Anisa, fasilitas yang ada di Gedung Eksfarmasi tak berfungsi secara optimal.
Selain itu, ia menambahkan bahwa tak mendapat fasilitas yang seharusnya. Seperti Air Conditioner (AC) dan proyektor sering kali mati. “AC suka mati apalagi sinyal telepon genggam juga susah,” ungkapnya, Selasa (24/5).
Kekecewaan juga dirasakan mahasiswa Jurusan PBSI Buyung Firmansyah. Ia menyatakan, salah satu kurangnya fasilitas di Gedung Eksfarmasi adalah ketiadaan musala. Namun, pihak fakultas menampik ketiadaan musala lantaran telah memakai sebuah ruang dosen sebagai tempat salat. “Sebenarnya ada ruang untuk salat,” ujar Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Ahmad Fauzan, Rabu (25/5).
Berbeda dengan Buyung, mahasiswi Jurusan PBI Alivia Fairuza merasa nyaman mengikuti KBM di Gedung Eksfarmasi. “Lebih enak di eksfarmasi karena lebih dingin,” ungkapnya, Jumat (27/5).
Hingga kini, beberapa ruang di Gedung Eksfarmasi ditempati oleh beberapa jurusan FITK. “Setahu saya enggak cuma Jurusan PBSI dan Pendidikan Fisika di situ, tapi ada Jurusan Pendidikan Agama Islam juga,” ucap Ahmad Fauzan. Ia menyatakan, terkait pemilihan jurusan yang menempati Gedung Eksfarmasi berdasarkan hasil mufakat rapat pimpinan. Terkait kelengkapan fasilitas, sambung Ahmad Fauzan, pihak fakultas telah meminta rektor agar memberikan fasilitas Gedung Eksfarmasi.
Menurut Dekan FITK Ahmad Thib Raya, beberapa jurusan yang dioper ke Gedung Eksfarmasi sudah dilaksanakan selama dua tahun terakhir, “Fasilitas itu diberikan oleh rektor untuk tarbiyah karena ruang kami tidak cukup,” jelasnya, Rabu (25/5).
Thib Raya menambahkan, kekurangan ruang kuliah terjadi karena jumlah mahasiswa FITK yang terlalu banyak. Pada 2015 jumlah mahasiswa baru yang mendaftar ulang mengalami kenaikan. Padahal, dua tahun sebelumnya banyak mahasiswa baru yang tidak melakukan daftar ulang. “Jumlah mahasiswa baru 2015 memang di luar dugaan,” jelasnya.
Maka dari itu, sebagai orang nomor satu di FITK, Thib Raya mengurangi jumlah penerimaan mahasiswa baru FITK pada 2016. Selain itu, ia memastikan tentang peningkatan pelayanan sehingga menciptakan proses KBM yang kondusif.
SA
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating