Ramadan Jadi Momentum Berburu Takjil

Read Time:2 Minute, 3 Second
Bulan Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi sebagian mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama Ramadan, mereka memanfaatkan momen untuk mendapatkan takjil di sebagian masjid sekitar UIN Jakarta. Tak hanya takjil, pengurus masjid juga menyediakan nasi bungkus untuk para jemaahnya.

Hal ini dirasakan oleh Elda Suciala Merru saat beribadah ke Masjid Fatullah. Ini adalah kali pertama bagi mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi ini mencari hidangan untuk berbuka puasa di sana. Selama ini, Merru hanya mengetahui jika Masjid Fatullah menyediakan takjil, bukan nasi bungkus. “Boleh kan ke sini kalau finansial lagi tak cukup,” ungkapnya sambil tertawa kecil, Kamis (9/6).

Tak hanya Merru, Muhammad Noval Karom pun turut memanfaatkan momen berbuka puasa di Masjid Fatullah. Mahasiswa Fakultas Ushuluddin ini mengaku sengaja datang demi menghemat keuangannya. “Duit utuh, perut kenyang,” ujarnya, Senin (6/6).

Untuk mendapatkan nasi bungkus di Masjid Fatullah, para jemaah diharuskan menukarkan kupon yang dibagikan pengurus masjid. Kupon tersebut dibagikan saat jam menunjukkan sekitar 17.00 WIB. Saat azan magrib berkumandang, pengurus masjid menyediakan takjil berupa kurma dan air mineral untuk para jemaah. Seusai salat magrib, barulah kupon tersebut ditukar dengan nasi bungkus.

Berbeda dengan Masjid Fatullah, para jemaah Masjid Al-Ikhlash tak perlu menukarkan kupon. Seperti yang dialami Fahmi Maulana, ia langsung menerima nasi bungkus sesaat sebelum azan magrib berkumandang. Saat itu, Fahmi sekadar mampir karena merasa tak sempat pulang ke kosannya. “Kalau waktunya tak sempat (untuk berbuka puasa), ya ke sini jadinya,” kata mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini, Jumat (10/6).

Heri Handoko selaku Pembantu Pengurus Masjid Fatullah memaparkan, pengurus masjid menyiapkan 500 nasi bungkus selama Ramadan 2016. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya menyediakan 400 nasi bungkus per hari. “Puasa tahun ini mahasiswa UIN Jakarta masih banyak yang aktif kuliah,” jelasnya, Senin (6/6).

Dalam pembagiannya, lanjut Heru, 400 nasi bungkus dibagi dua antara jemaah pria dan wanita. Sedangkan sisanya diberikan ke tukang parkir, satuan pengaman, dan pedagang yang terdapat di sekitar Masjid Fatullah.

Sama halnya dengan Masjid Al-Ikhlas, Ramadan 2016 ini Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Ikhlash menyediakan nasi bungkus sebanyak 130-135 bungkus per harinya. Menurut Ketua DKM Al-Ikhlash Ashari Sam’un, jumlah ini meningkat dari tahun lalu yang hanya menyediakan 120 bungkus per hari.

Ia menambahkan, Masjid Al-Ikhlash rutin menyediakan takjil kepada para jemaahnya. Kebanyakan jemaah di masjid ini, tambah Ashari, terdiri dari mahasiswa UIN Jakarta. “Jika dihitung, Masjid Al-Ikhlash sudah menyelenggarakan buka bersama selama 25 Ramadan ke belakang,” pungkasnya, Jumat (10/6).

PP

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Potret Buram Kontrak Kerja GB Parking
Next post Sifat-sifat Kancil di Wisuda ke-100