Sertifikat ISO Belum Merata

Read Time:3 Minute, 28 Second
Sertifikat International Organization for Standardization (ISO) menjadi ukuran untuk meningkatkan mutu pelayanan sebuah institusi. Bercita-cita memiliki pelayanan terbaik, hanya sebagian unit di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang bersertifikat ISO.
Pelayanan yang baik dan cepat akan meningkatkan kualitas lembaga pendidikan di tingkat nasional dan internasional. Demi mencapai cita-cita itu, UIN Jakarta melakukan sertifikasi di berbagai unit kerjanya, salah satunya sertifikat ISO. Sertifikat ISO menandakan bahwa sebuah lembaga telah melakukan audit untuk menguji mutu pelayanan yang diberikan. Namun, di UIN Jakarta sendiri belum semua unitnya mendapatkan sertifikat tersebut.
ISO adalah organisasi yang melakukan sertifikasi terhadap berbagai aspek di sebuah perusahaan termasuk manajemen pelayanan mutu (ISO 9001) yang ada di lembaga pendidikan. Menurut Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Agus Salim, pelayanan yang dimaksud juga termasuk keramahan yang diberikan untuk customer. “Paling tidak petugas harus ramah dan senyum,” katanya, Senin (17/10).
Pelayanan yang dapat diberikan oleh lembaga pendidikan salah satunya adalah konsultasi studi mahasiswa dengan dosen. Salah satu mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Siti Nur Asiyah pernah mengalami pelayanan yang kurang maksimal. Saat menghubungi salah satu dosennya untuk melakukan bimbingan, respons yang diberikan cukup lama.
Mahasiswa semester lima ini pernah menghubungi dosennya melalui telepon dan pesan singkat. Namun, respons yang didapat tak sesuai dengan harapannya. “Ditelepon enggak diangkat. Kalau pesan singkat lama balasnya,” ungkap Nur, Rabu (19/10).
Bukan hanya respons dosen yang lama, Nur juga pernah mendapat pelayanan yang kurang maksimal dari Bagian Umum UIN Jakarta. Saat ingin mengajukan surat peminjaman tempat, biasanya perlu waktu lebih dari seminggu untuk mendapatkan kepastian. Setelah Nur menunggu lebih dari seminggu, ternyata surat yang ia berikan belum juga diproses oleh Bagian Umum. “Saat mengajukan surat peminjaman tempat, siswa magang yang melayani dan surat yang belakangan masuk malah diproses duluan,” ujarnya, Rabu (19/10).
Sementara itu, Agus memaparkan, saat ini FST telah masuk tahun ke empat tersertifikasi ISO. Akan tetapi, masa berlaku sertifikat tersebut akan berakhir pada akhir tahun ini. Hingga saat ini pun pihak fakultas belum mengajukan untuk diperpanjang karena ada rencana dari universitas untuk berganti lembaga sertifikasi ISO.
Bukan hanya FST yang pada tahun ini sertifikat ISO-nya akan kadaluarsa, tapi juga Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) bahkan telah kadaluarsa sertifikatnya sejak 2015 lalu. FITK tidak memperpanjang masa berlaku sertifikat tersebut karena ada perintah dari rektorat untuk tidak melakukannya. Sekarang, pihak rektorat ingin memusatkan sertifikasi ISO di tingkat universitas saja.
Di sisi lain, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FITK Ahmad Sofyan menanggapi, walaupun di tingkat fakultas sudah tidak lagi tersertifikasi ISO, namun mutu pelayanan tetap terus dipertahankan. “Di bagian akademik lantai 2 FITK, tersedia komputer yang dapat digunakan mahasiswa untuk mencetak surat. Itulah salah satu pelayanan yang kami pertahankan” ujarnya, Senin (17/10).
Lain halnya dengan FST dan FITK, FAH hingga saat ini belum pernah mendapatkan sertifikat ISO. Dekan FAH Sukron Kamil mengungkapkan, memang FAH belum memperoleh ISO karena sertifikat tersebut sudah ada di tingkat universitas. Sehingga bisa berlaku untuk semua unit yang ada di dalamnya termasuk fakultas.
Sukron menambahkan, saat ini pihak fakultas lebih fokus pada peningkatan kualitas pendidikan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Itu dibuktikan FAH dengan memperoleh sertifikasi AUN-QA untuk jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. “Walau tidak tersertifikasi ISO, tapi kami tetap menjaga kualitas pelayanan dengan melakukan rolling pegawai jika mereka tidak bekerja dengan baik atau tidak sesuai dengan SOP,” ujarnya, Rabu (19/10).
Lebih lanjut mengenai pengawasan mutu pelayanan yang ada di tiap unit UIN Jakarta, Pengembangan Dokumen dan Instrumen ISO Lembaga Penjaminan Mutu UIN Jakarta Ramdani Miftah mengatakan, di setiap unit ada Quality Management Representatif (QMR). Tugas utama QMR adalah mengawasi dan bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan di unit masing-masing. Selain itu, berbagai pelatihan juga diberikan agar sumber daya manusianya sanggup dengan tuntutan ISO.
Hingga saat ini di UIN Jakarta, tutur Ramdani, baru empat fakultas yang pernah tersertifikasi ISO. Fakultas Dirasat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, FST, dan FITK adalah unit yang mendapatkan sertifikat ISO. “Inisiatif untuk pertama kali melakukan sertifikasi ISO berawal dari FITK,” ungkapnya, Jumat (21/10).

Ramdani melanjutkan, untuk unit yang memperkerjakan siswa magang, tugas yang diberikan tidaklah sebanyak pegawai. Maka dari itu, siswa magang seharusnya hanya dibebankan untuk membantu dan melakukan dokumentasi saja.

Eko Ramdani

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Perjuangan di balik Getirnya Kehidupan Athirah
Next post ISO, Langkah Jitu Perbaiki Mutu Pelayanan