Marak Konser Kalangan Mahasiswa

Read Time:3 Minute, 18 Second


Mengadakan konser musik mendadak buming di UIN Jakarta.  Penyelenggara yang notabenenya mahasiswa rela merogoh kocek hingga puluhan juta


Pagi ke pagi
ku terjebak di dalam ambisi
seperti orang – orang berdasi
yang gila materi
rasa bosan membukakan jalan mencari peran
keluarlah dari zona nyaman

sembilu yang dulu
biarlah berlalu
bekerja bersama hati
kita ini insan
bukan seekor sapi

Di bawah sorotan lampu pentas, empat orang pemuda muncul dari balik panggung berukuran 3×4 meter. Berdiri sembari bermain gitar, kerincing, dan drum, Fourtwenty—grup bandnya— membawakan lagu berjudul “Zona Nyaman”. 
Ibarat gayung bersambut, penonton pun turut menimpali sang vokalis. “Keluarlah dari zona nyaman. Sembilu yang dulu biarlah berlalu ” teriakan riuh penonton. Sorak sorai dan  tepuk tangan bergemuruh. Cahaya lampu flash handphone, menyinari kelam area Hall SC. Kala itu, tak kurang ada seribu penonton yang hadir. Tak hanya mahasiswa UIN Jakarta, masyarakat umum pun turut ikut menyaksikan band yang sedang naik daun tersebut.
Seluruh penonton seakan tenggelam dalam euforia ceremony ulang tahun Jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Seluruh penonton larut dalam menikmati lagu. Mata mereka tertuju kea rah panggung. Sesekali lambaian tangan mereka mengiringi nyanyian. Ketika itu, tak kurang dari seribu penonton yang hadir. Tak hanya mahasiswa UIN Jakarta, masyarakat umum pun turut ikut menyaksikan band aliran Indie tersebut.
Ditemui di halaman Pusat Perpustakaan UIN Jakarta, Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesos, Naufal Fahri bercerita panjang lebar. Ia mengungkapkan lirik lagu yang bernuansa nilai sosial menjadi penyebab mereka mengundang Fourtweenty. ”Sesuai sama jurusan kami (Kesos),” tuturnya. Disamping itu, HMJ Kesos pun mengundang penyanyi folk, Jason Ranti. “Kami menggelontorkan dana sekitar Rp40 juta,” tambah Naufal. 
Lebih lanjut Naufal mengatalan persiapan acara berlangsung sekitar dua bulan.  Pelbagai persiapan dilakukan panitia yang berkisar 70 orang. Terkait dana pengadaan koser bersumber dari penjualan tiket, sponsor, dan sumbangan panitia.”Alhamdulillah ada sisanya. Untung juga” ungkapnya.
Dua minggu kemudian, 27 September 2017 Hall SC pun kembali bergetar.  Kali ini aliran musik aliran Reggae. Pandangan langsung tercuri dengan penampilan Dhyo Haw. Pelbagai alat musik khas Reggea pun menghiasi acara Chemistry Expo 2017 UIN Jakarta. Ada yang di petik seperti  gitar. Ada juga yang ditiup misalnya Saksofon. Tak ketinggalan Bongo –alat musik nan dipukul—.
Tak berselang lama, kombinasi alunan musik terdengar syahdu. Di sambut lirik lagu. “Lupakan semuanya tinggalkan saja Percuma, Bukalah matamu selebar dunia ini dan rasakan banyak orang yang perduli, Jangan kau sesali.. Ada aku disini,” begitu bunyinya.
Lagu  berjudul Ada aku di sini menjadi pembuka konser. Ia menjadi lagu penyapa penonton. Seakan mendapat energi, lagu itu membuat badan dan jiwa terasa bugar. Penonton pun terlihat melompat setinggi-tingginya. Penat dan lelah karna berdiri selama konser pun sirna. Berganti semangat yang menggebu. Tak sabar lompatan demi lompatan dilakukan sembari bernyanyi. ”Lagunya membuat semangat,” tutur salah satu penonton. 
 Di depan panggung, terlihat penonton yang pangku di tengkuk. Sekali lalu mengangkat tangan. Pakaian pun ditanggalkan. Keringat dari badan berkucuran.  Di sisi lain, tersaji pemandangan elok. Sebelah kanan panggung terlihat lingkaran penonton saling berpegang tangan. Berputar tanpa melepaskan tangan. “Jangan kau sesali. Ada aku di sini,” sesekali terdengar teriak histeris mereka. 
Ketua Panitia Chemistry Expo 2017, Shifa mengungkapkan kehadiran Dhyo Haw bertujuan memberikan warna musik bagi civitas akademika UIN Jakarta.”Kan selama ini mahasiswa banyak yang suka Pop,” ungkapnya, Selasa (17/10). Terkait dana, tambahnya, Himpunan Mahasiswa Kimia yang bekerjasama dengan Dapur Seni terpaksa merogoh kocek sekitar Rp12 juta untuk mendatangkan Dhyo Haw. ”Kendalanya penonton kurang ramai saat itu,” tutupnya.
Dewan Eksekutif Fakultas Psikologi pun turut nimbrung. Konser akan diadakan tepat pada hari sumpah pemuda, 28 Oktober 2017 mendatang.  Konser ini dalam rangka menutup kepengurusan Dema-F Psikologi tahun 2017. Konser ini akan menghadirkan Souljah, Om PMR, The Blackbird, dan Bigwave. “Kita mencoba menampung penikmat musik yang suka jenre lain. Tak sebatas pop saja. Kita habis Rp70 juta,” tutur Ketua Panitia, Iko ketika dihubungi via WhatApp.
Menanggapi maraknya acara konser yang dilakukan Wakil  Rektor Bidang Kemahasiswaan, Yusran Razak mengingatkan mahasiswa agar menjaga keamanan kampus.”Kita tak ingin ada kericuhan saat konser,” pesan Yusran saat dihubungi, Sabtu (21/10).
Zainuddin Lubis

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Perbudakan Tragis Pulau Hashima
Next post Berwisata di Alam Pabangbon