Read Time:2 Minute, 3 Second
Sejak dahulu, Indonesia dikenal sebagai negara berkepulauan dengan dikelilingi laut yang jumlahnya lebih luas dari pada daratan. Dalam hal ini, laut Indonesia menjadi ekosistem yang sangat kaya. Bukan hanya ikan yang hidup, akan tetapi banyak makhluk indah yang mungkin kita sendiri belum pernah mengenal dan melihatnya.
Belakangan ini kita banyak mendengar mengenai sampah plastik. Banyak orang yang menyuarakan untuk mengurangi sampah plastik dalam segi apapun. Bukan hanya itu, beberapa negara lain ada yang mengharamkan penggunaan sampah plastik, bahkan jika berbelanja mereka harus membawa keranjang sendiri. Jika tidak, masyarakat di negara tersebut akan dikenakan denda.
Sampah plastik menjadi faktor utama dalam pencemaran lingkungan yang terjadi di bawah laut. Bukan hanya sampah plastik yang berukuran besar, melainkan sampah micro plastik yang berukuran sangat kecilpun mampu mencemari lautan. Mikroplastik adalah plastik dengan ukuran kurang dari 5 milimeter, yang merupakan hasil penguraian alami plastik baik secara fisik, kimia, maupun biologi.
Mikroplastik ini banyak terdapat pada produk yang kita temui sehari hari, salah satunya adalah pembersih wajah. Ribuan ton partikel plastik berukuran kecil dari produk seperti scrub wajah dan pasta gigi mengalir hingga ke laut dan mencemari kehidupan di dalamnya. Karena bahan plastik sangat sulit untuk diurai oleh air, maupun mahkluk yang ada di dalam air tersebut.
Menurut menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, jika kondisi laut Indonesia tidak berubah dan masih sama seperti sekarang, sekitar tahun 2030 jumlah plastik akan lebih banyak dari jumlah ikan. Banyak kekhawatiran yang muncul dalam hal ini karena ekosistem laut di Indonesia sangatlah besar. Melihat hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi mengadakan seminar nasional yang bertemakan Let See Under the Sea.
Acara itu membahas detail tentang kondisi laut pada saat ini. Menurut Ketua Pelaksana Ecology 2.0 Zayan Zuhdi, ia prihatin dengan kondisi laut pada saat ini. Kondisi laut seharusnya indah terawat serta menjadi tempat tempat tinggal berbagai makhluk hidup. Namun nyatanya, serakang sudah tercemar oleh sampah yang ada di dasar laut. “Sampah plastik di mana-mana dan kita tidak boleh membiarkan itu terus-menerus,” tutur Zayan, Sabtu (28/9).
Saat ini, diketahui bahwa kondisi laut Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Diisi oleh salah seorang pemateri—Kepala Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Teguh Samudro—banyak sekali ia menjelaskan secara rinci tentang lautan. Tanggapan pun muncul dari salah satu peserta yang hadir. Nona mengaku, dirinya menjadi tahu jika laut Indonesia kini sudah tercemar sampah. “Bukan hanya sampah besar, ternyata ada mikroplastik yang memang berbahaya,” tuturnya, Sabtu (28/9).
NQ
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating