Sefi Rafiani & Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram
Read Time:2 Minute, 36 Second
Jumlah pasien terkonfirmasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia terus meningkat. Dilansir dari nasional.kompas.com, terdapat 4.839 kasus positif per 15 April 2020. Jumlah pasien meninggal pun bertambah dengan total 459 orang. Dengan terus bertambahnya kasus terkonfirmasi maupun meninggal, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merekrut 8.763 relawan penanganan Covid-19.
Beberapa Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pun turut menjadi relawan. Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19 UIN Jakarta Zilhadia mengatakan, terdapat 21 Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan sebelas Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang tersebar ke Blitar, Cirebon, Bekasi, Tangerang Selatan, serta Jakarta. Para relawan tersebut disebutkan wajib berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 UIN Jakarta agar dapat terpantau. “Sebelumnya, kami memberikan pembekalan berupa motivasi serta sharing terkait prosedur,” ujar Zilhadia, Rabu (15/4).
Tiga mahasiswa di antaranya berasal dari Program Profesi Ners dan melaksanakan tugasnya di Blitar, Jawa Timur selama April 2020. Mereka bergabung menjadi relawan nonmedis dari BNPB untuk penanganan Covid-19. Sebagai mahasiswa kesehatan, Jhon Faizal Noer memilih untuk mengabdi di daerahnya. Ia bersama dua orang kawannya mendaftarkan diri sebagai relawan penanganan Covid-19 langsung melalui situs web BNPB.
Esoknya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar menghubungi dan mengirimkan surat tugas sebagai relawan kesiapsiagaan Covid-19 kepada mereka. Menurut penjelasan Jhon, saat itu Dinkes Kota Blitar membutuhkan relawan untuk memantau dan membantu Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang tengah isolasi mandiri. Mereka pun ditempatkan di setiap kecamatan Kota Blitar yang berbeda.
Luthfy Anshary—salah seorang kawan Jhon—yang berasal dari Kalimantan juga ikut menjadi bagian dari relawan penanganan Covid–19 di Blitar. Alasan tak dapat pulang pulang ke Kalimantan serta latar belakangnya sebagai mahasiswa kesehatan membuat Luthfy tetap ingin mengabdi ke masyarakat walau bukan di kampung halamannya sendiri.
Mereka bertugas sebagai pemantau kesehatan harian ODP dan edukasi kesehatan via Whatsapp selama empat belas hari masa isolasi mandiri ODP. Selain itu, Jhon dan kawan-kawan juga membantu membelanjakan kebutuhan harian ODP. Beberapa di antara relawan bersama tim dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) melakukan pelacakan ODP di wilayah puskesmas tersebut.
Jhon menyemogakan pandemi Covid-19 cepat berakhir. Menurutnya, banyak rakyat kecil yang kesulitan menghadapi wabah ini. Ia juga berharap masyarakat lebih mengerti pentingnya menjaga kesehatan. “Semoga kita semua selalu optimis sebagai bangsa Indonesia, kita harus yakin mampu menghadapi wabah ini,” ungkap Jhon, Minggu (12/3).
Selain itu, Luthfy juga memberi pesan kepada seluruh mahasiswa untuk tetap aware pada situasi saat ini. Ia juga meminta mahasiswa untuk bisa berkontribusi menangani wabah Covid-19 dengan cara apapun. Dari latar belakang pendidikan mana pun, berbagai bentuk kontribusi akan sangat membantu, seperti membantu orang-orang yang kehilangan pekerjaan atau orang-orang yang tidak bisa work from home. “Paling penting, tetap waspada dan banyak baca informasi kredibel mengenai Covid-19 agar tidak timbul khawatir berlebih,” pungkas Luthfy.
Terkait adanya mahasiswa relawan dari UIN Jakarta, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Masri Mansoer turut memberikan pendapatnya. Ia mengatakan, hal tersebut ialah pekerjaan mulia yang harus dilaksanakan dengan ikhlas. Masri juga berpesan agar para relawan mematuhi protokol penanganan Covid-19. “Semoga dimudahkan, selalu waspada, jaga kesehatan, serta terus berdoa dan tawakal,” tuturnya, Senin (13/4).
Average Rating