Kasus positif Covid-19 terus meningkat. Aktivitas akademik kampus terus dialihkan secara daring. Namun, upaya tersebut tak sejalan dengan program KKN yang baru-baru ini sedang menjadi buah bibir sebagian mahasiswa.
Kebijakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menuai kritik dari sejumlah mahasiswa. Pasalnya, tahun ini hanya terdapat satu program pengabdian, yaitu KKN Reguler yang dalam praktiknya diselenggarakan secara luring. Tak ayal, kebijakan tersebut menuai kritik di kalangan mahasiswa, karena dirasa dalam situasi pandemi yang sedang meningkat seperti saat ini, perlu adanya pilihan program KKN yang juga dapat dilakukan secara daring.
Berbeda dengan program KKN dua tahun lalu yang juga di tengah pandemi, pihak kampus menyediakan pilihan program KKN yang lebih variatif. Hal itu terlihat dari adanya dua program unggulan berskala nasional dan internasional. KKN nasional terdiri dari program KKN Reguler, KKN Kebangsaan, KKN Bersama dan Mandiri, serta KKN In Campus. Sementara itu, program KKN Internasional diselenggarakan di dua negara, yaitu Jepang dan Belanda.
Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Jakarta, Azizatur Robiyah mengungkapkan keresahannya terkait pelaksanaan KKN yang hanya memiliki satu program tersebut. Situasi pandemi yang semakin mengerikan, terlebih tempat tinggalnya yang jauh dari lokasi KKN, membuat Aziza semakin kesulitan untuk melaksanakan KKN secara luring. Ia terus berharap agar pihak kampus dapat memberikan keringanan untuk mahasiswa di luar daerah. “Melihat situasi Covid-19 yang terus naik, alangkah baiknya KKN dilaksanakan secara daring atau dari rumah saja,” jelas Aziza, Rabu (2/3).
Namun, kitik berbeda datang dari Aulia Asfira. Mahasiswi Studi Agama-Agama UIN Jakarta tersebut, memberikan komentarnya terkait kebijakan KKN. Baginya, program KKN kampus yang memiliki satu sistem saja yaitu KKN Reguler, tidak membuatnya merasa keberatan. Lebih lanjut, kata dia, hal tersebut justru sah-sah saja untuk diadakan. Ia setuju dengan diadakannya program KKN secara luring walaupun saat ini, kondisi Covid-19 masih tinggi. Bagi Aulia, KKN reguler akan memberikannya kesempatan untuk merasakan pengabdian secara langsung.
Terkait kasus Covid-19 yang sampai saat ini masih tinggi, ia memberikan usul kepada pihak kampus agar menerapkan kebijakan yang bertujuan untuk memperluas daerah-daerah yang disediakan untuk KKN. Upaya tersebut bertujuan untuk memperluas jangkauan mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN, sehingga penerapan protokol kesehatan pun dapat dilakukan dengan baik. “KKN Reguler dapat menambah pengalaman kami,” jelas Aulia, Rabu (2/3).
Ketua Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta Kamarusdiana, memberikan tanggapan terkait program KKN yang masa pendaftarannya berakhir pada 9 Maret itu. Ia menjelaskan belum adanya regulasi tentang pelaksanaan KKN secara luring. Kendati demikian, pihak kampus sepakat untuk merencanakan pelaksanaan KKN di tahun ini secara luring.
Selain itu, Kamarusdiana beserta jajarannya di PPM, juga sedang mempersiapkan kerja sama dengan kampus di bawah PTKIN untuk bersama-sama menyelenggarakan KKN Mandiri. “Kampus di bawah PTKIN lainnya sudah banyak yang melaksanakan KKN secara luring,” ungkapnya, Rabu (2/3).
Perihal kebijakan kampus yang hanya melaksanakan KKN Reguler di masa pandemi yang belum mereda, ketua PPM tersebut tak banyak memberikan komentar. “Lihat sikon, memang segala bentuk pengabdian harus kita buat skemanya,” ungkapnya, Rabu (2/3).
Reporter: Anggita Raissa Amini
Editor: Haya Nadhira
Average Rating