Aksi Kamisan Tegaskan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat

Aksi Kamisan Tegaskan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat

Read Time:2 Minute, 27 Second
Aksi Kamisan Tegaskan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat

Puluhan massa menggelar Aksi Kamisan ke-794 di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Aksi ini bertujuan untuk menuntut pemerintah menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat, salah satunya Tragedi Semanggi 1.


Tragedi Semanggi 1 merupakan aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat dan mahasiswa terhadap pelaksanaan agenda Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di awal pemerintahan Presiden BJ Habibie pada 11–13 November 1998. Dilansir dari cnnindonesia.com, penunjukan BJ Habibie sebagai presiden diprotes karena dianggap kepanjangan tangan dari orde baru yang dipimpin Soeharto selama lebih dari 32 tahun.

Pada Kamis (9/11), keluarga korban Tragedi Semanggi 1 bersama warga sipil dan mahasiswa menggelar Aksi Kamisan yang ke-794 di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Aksi tersebut mengusung tema “25 Tahun Tragedi Semanggi 1” dengan menuntut pemerintah agar menuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, salah satunya Tragedi Semanggi 1. 

Koordinator Lapangan (Korlap) Rafli mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk mengenang 25 tahun kematian Bernardinus Realino Norma Irawan—Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Jakarta. Bernardinus meninggal karena tertembak saat menolong rekannya yang menjadi korban kekerasan aparat pemerintah. “Peristiwa meninggalnya Bernardinus terhitung 25 tahun hingga saat ini, namun keadilan masih belum ada,” ucapnya, Kamis (9/11).

Rafli menegaskan, Aksi Kamisan bukan sebatas simbol tuntutan yang berakhir hanya dengan aspirasi saja. Namun, ia berharap pemerintah bisa menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat pada Tragedi Semanggi 1 dengan seadil-adilnya. “Harapan saya, pemerintah bisa memberikan keadilan bagi keluarga korban,” tegasnya.

Rafli menuturkan, anak muda perlu memunculkan kepedulian terhadap isu pelanggaran hak-hak kemanusiaan salah satunya Tragedi Semanggi 1. Bahkan, mahasiswa perlu meningkatkan pola pikir yang terbuka dalam mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak kunjung menuntaskan penyelesaian masalah tersebut. “Sudah tanggung jawab kita sebagai mahasiswa untuk menyampaikan suara orang-orang yang direnggut haknya,” pungkasnya.

Peserta Aksi Kamisan, Fatia Maulidiyanti mengatakan aksi  ini merupakan bentuk kampanye terhadap kasus pelanggaran HAM berat yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Terlebih kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang belum tuntas bukan hanya Tragedi Semanggi 1. “Aksi ini juga bisa menjadi wadah untuk menyuarakan isu pelanggaran HAM yang lain,” ucapnya, Kamis (9/11).

Setara dengan Fatia, Sarah salah satu peserta aksi menilai Aksi Kamisan dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakjelasan hukum dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu. Menurutnya, massa harus terus mengingatkan pemerintah untuk menuntaskan kasus-kasus tersebut melalui aksi ini. “Walaupun Aksi Kamisan hanya diam, tetapi itu adalah bentuk dari sebuah perlawanan,” jelasnya, Kamis (9/11).

Di sisi lain, salah satu keluarga korban Tragedi Semanggi 1, Maria Catarina Sumarsih—Ibu dari Wawan—menyampaikan aksi ini bertujuan untuk menegakkan agenda reformasi yang diperjuangkan mahasiswa pada tahun 1998. “Enam agenda reformasi itu masih belum selesai,” ucapnya, Kamis (9/11). 

Lanjut, Sumarsih memandang, aksi ini membuat masyarakat menjadi kritis dalam menilai isu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Bahkan, hal ini membuat masyarakat mempunyai sikap yang lebih berani dalam menyuarakan keadilan. “Menurut catatan saya, Aksi Kamisan sudah diadakan di enam puluh tiga kota di Indonesia,” ujarnya. 

Reporter: MAI

Editor: Shintia Rahayu Safitri

Happy
Happy
100 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Kurangnya Kesadaran Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Kampus Previous post Kurangnya Kesadaran Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Kampus
Kurang Merata Sosialisasi Fasilitas Kesehatan di Kampus Next post Kurang Merata Sosialisasi Fasilitas Kesehatan di Kampus