Beberapa mahasiswa LPM Aspirasi UPN “Veteran” Jakarta sedang memperhatikan pekerjaan salah satu editor di Koran Sindo, Rabu (30/5). |
Read Time:3 Minute, 9 Second
Bus berwarna oranye itu berhenti di Jalan Wahid Hasyim pukul 13.30 WIB. Mahasiswa dari berbagai universitas turun satu persatu dari dalam bus. Mereka berjalan memasuki gedung Koran Sindo di wilayah Jakarta Pusat. Gedung berlantai 7 itu menjadi tempat kunjungan redaksi dalam agenda Pendidikan Jurnalistik Mahasiswa (PJM) yang diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Aspirasi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jakarta, Rabu (29/5).
Beramai-ramai mahasiswa diantar oleh resepsionis ke lantai 4. Mereka memasuki ruang rapat redaksi. Beberapa perwakilan divisi keredaksian Koran Sindo pun memasuki ruangan dan menjelaskan profil Koran Sindo kepada mahasiswa.
Salah satu perwakilan dari keredaksian Koran Sindo, Wida menjelaskan, media cetak tersebut memiliki banyak cabang di berbagai kota, seperti di Makasar, Palembang, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Media yang tersebar di daerah tersebut tetap diolah dan diatur oleh redaktur di Jakarta, tetapi isinya menyangkut tentang daerah tersebut. Koran Sindo cabang daerah hanya berjumlah 12 halaman, sementara cabang nasional mencapai 36 halaman.
Hal lain yang disampaikan oleh Wida adalah deadline wartawan Koran Sindo. “Deadline terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, rubrik style dan soft news lain harus selesai jam 4 sore. Kedua, rubrik ekonomi dan internasional harus selesai jam 9 malam. Ketiga, rubrik headline dan hard news lainnya selesai jam 12 malam,” ucap Wida.
Selain deadline, Wida juga menyampaikan mekanisme penulisan berita internasional. Tidak semua berita internasional diperoleh dengan cara meliput langsung ke tempat kejadian. Koran Sindo bekerja sama dengan kantor berita luar negeri, seperti kantor berita AAP (Australia), Ansa (Italia), Hapdong (Korea), NZPA (Selandia Baru), AP (Amerika), ANP (Belanda), dan media massa internasional lainnya.
Setelah melakukan tanya jawab dengan pihak keredaksian, para mahasiswa diajak untuk melihat secara langsung pekerjaan editor bahasa, editor foto, tata letak, dan graffiti. Ruang pembuat tata letak yang terletak di lantai tiga terlihat sepi. Hanya beberapa orang saja yang terlihat sibuk menyusun tata letak untuk rubrik otomotif dan sepakbola.
Salah satu layouter, Airun mengatakan, biasanya ruangan ramai sekitar pukul 19.00 WIB. “Semakin malam, pasti ruangan ini semakin ramai. Sebab, waktu deadline semakin dekat,” ucapnya sambil mengatur layout rubrik olahraga. Airun menjelaskan, pembuat tata letak mendapat jatah mengatur tiga hingga empat halaman.
Sementara itu, di lantai dua tampak editor bahasa dan editor foto sedang melaksanakan tugas mereka. Salah satu editor bahasa, Reisha mengatakan, Koran Sindo memiliki buku putih untuk menyeragamkan bahasa agar selalu konsisten. “Banyak bahasa yang perlu diseragamkan. Setiap media memiliki pakem masing-masing,” tuturnya sambil mengedit salah satu tulisan untuk rubrik internasional.
Kunjungan redaksi merupakan salah satu agenda dari rangkaian kegiatan dalam PJM bertajuk Perspektif Jurnalis dalam Keberimbangan Berita. Acara tersebut digelar di Auditorium lantai 4 Gedung Jenderal Soedirma kampus UPN “Veteran” selama 4 hari, dari Senin hingga Kamis (27-30 Mei).
Selain kunjungan redaksi, peserta juga diberikan materi tentang praktek membuat tata letak, kode etik jurnalistik oleh Edi Chan, teknik menulis dan bahasa jurnalistik oleh Rusdi Mathari, teknik wawancara dan reportase oleh Michael Tjandra, fotografi oleh Edy Purnomo, teknik investigasi oleh Yulia, karikatur oleh Mice, mekanisme kerja redaksi oleh Cahyo, dan penulisan feature oleh Andreas Harsono.
Ketua pelaksana PJM, Sonny Bayu Prabowo mengatakan, PJM ini berguna untuk memberikan ilmu jurnalistik kepada mahasiswa. “Kelak akan tercipta jurnalis yang handal dalam penyampaian berita dan informasi kepada masyarakat luas,” ucapnya, Kamis (30/5).
Sementara itu, salah satu peserta PJM, Aenur Rofiq mengatakan, acara PJM yang diadakan LPM Aspirasi sangat bagus. Dari PJM tersebut, ia bisa menambah ilmu dan wawasan terhadap dunia jurnalistik. Selain itu, ia juga bisa berkenalan dan bersosialisasi dengan anggota LPM dari universitas lain.
Namun, mahasiswa dari LPM Aksi Reaksi Politeknik Swadharma ini menyayangkan waktu pelaksanaan PJM tersebut. “Waktunya bentrok dengan jam kuliah, sehingga saya harus meninggalkan kuliah selama 4 hari untuk menghadiri PJM ini,” ungkapnya.
Gita Juniarti
Average Rating