Cari Solusi Perdamaian Dunia di Java MUN

Read Time:2 Minute, 32 Second
Suasana General Assembling untuk membuat draft resolution pada simulasi sidang PBB, Java MUN 2014 di FISIP UIN Jakarta, Kamis (6/3).

Seluruh dunia tentu menginginkan perdamaian dan hidup sejahtera. Namun, nyatanya pada saat ini peperangan masih terjadi di berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah perang saudara di Suriah. Negara kecil di timur tengah tersebut semakin hari semakin hancur. Warga sipil yang menjadi korban pun terus berjatuhan. Konflik antar dua kubu Islam, Syiah dan Sunni, ini seakan tidak bisa terselesaikan.
Java Model United Nation (Java MUN), sebuah simulasi sidang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencoba mencari solusi untuk masalah perdamaian dunia tersebut. Acara yang bertajuk Sustainable Action for Peace Civilization ini diadakan oleh International Studies Club (ISC) UIN Jakarta. Dalam acara yang diadakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UIN Jakarta tersebut terdapat 48 delegasi dari berbagai universitas nasional dan internasional.
Delegasi internasional kali ini berasal dari Jerman, Bangladesh, dan Filipina. Sedangkan delegasi nasional berasal dari 17 kampus yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua delegasi ini dibagi menjadi dua council. Pertama, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) yang mencari solusi untuk perekrutan tentara di bawah umur di berbagai negara konflik. Kedua, Organization of Islamic Countries (OIC) yang membahas solusi untuk konflik di Suriah.
Simulasi sidang yang berlangsung dari 4-6 Maret 2014 ini semua delegasi wajib menggunakan bahasa Inggris dan berpakaian rapi layaknya delegasi PBB sebenarnya. “Di sini, kita semua belajar untuk melakukan aplikasi dari teori yang selama ini kita dapatkan di kelas. Bukan hanya untuk mahasiswa jurusan Hubungan Internasional (HI) tetapi untuk semua mahasiswa yang tertarik dengan isu internasional,” kata Andre Abdurrahiem, Sekretris Jendral Java MUN 2014, Kamis (06/03).
Andre juga menambahkan, tema perdamaian dunia diangkat dalam acara ini karena merupakan isu penting yang harus dipikirkan oleh generasi muda. “Banyak anak-anak yang harusnya mengenyam pendidikan dan menikmati masa kecilnya, tetapi malah dipaksa untuk mengangkat senjata, saya rasa ini adalah kesalahan fatal dan harus dicari solusinya,” tutur mahasiswa jurusan Hubungan  Internasional, UIN Jakarta tersebut.
Simulasi sidang ini  menghasilkan sebuah draft resolution yang isinya kesepakatan untuk menghentikan rezim Bashar Al Ashaad di Suriah dan mengembalikan hak anak-anak yang menjadi tentara perang.  Draft resolution ini nantinya akan dijadikan sebuah tulisan dan dipublikasikan di website ISC.
Selain simulasi sidang, Java MUN juga mempererat tali silaturahmi antar anggota delegasi. Pada hari terakhir, diadakan acara Cultural Night yang menjadi malam keakraban para delegasi. Mereka menampilkan tradisi dari negara masing-masing. Hadir juga Kang-Nong kota Tangerang yang memperkenalkan budaya Tangerang dihadapan para delegasi.
Nur Indria Rahmawati, mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta mengatakan, situasi sidang yang cukup aktif membuatnya merasa benar-benar seperti ada dalam sidang PBB. “Acara seperti ini sangat bagus untuk mahasiswa yang peduli dengan isu-isu internasional,” kata mahasiswi jurusan HI itu.
Senada dengan Nur, Faruq Arjuna, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta juga merasa acara ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. “Di sini kita juga mendapatkan banyak teman baru dan saya tidak menyangka, dalam acara ini akan hadir peserta dari luar negeri,” ujar mahasiswa yang menjadi delegasi Arab Saudi tersebut.
Erika Hidayanti

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post UIN Jakarta Peringkat Dua Debat Nasional
Next post Maliq & D’Essentials Guncang @america