Duplikat Sang Guru

Read Time:3 Minute, 15 Second
Ekalaya seorang pemimpin kerajaan Paranggelung gusar sepulang bermain gitar ala musik rock and roll. Kegusaran raja muda itu bukan karena permainan gitarnya tak maksimal, melainkan tengah mengingat pertemuannya dengan seorang kakek tua yang bernama Paman Sam.
Sang kakek memberikan pesan kepada Ekalaya. “Kau Raja muda yang haus akan ilmu bergitar, aku tahu kalau kau punya keinginan kuat untuk bermain gitar. Sebagai pemimpin negara tentu kau harus berguru pada gitaris yang terbaik selain aku, yaitu kau harus berguru kepada Durna.” 
Kegundahan Ekalaya terpecahkan, ketika ia bertemu dengan Guru Durna yang diceritakan Paman Sam. Guru Durna menguasai segala teknik bergitar. Ia memiliki ilmu gitar tertinggi di seluruh dunia. Tak ada yang mampu menandingi kesaktian Durna, bahkan di kerajaan Hastinapura dirinya dikatakan sebagai manusia setengah dewa.
Saat pertama  kali melihat Ekalaya, Durna langsung mengetahui bahwa Ekalaya adalah seorang ksatria hebat.  Ekalaya berharap bisa menjadi murid Durna. Namun, pertemuannya dengan Durna tak membuahkan hasil yang manis. Ia ditolak oleh Durna, lantaran Guru Durna telah bersumpah hanya akan menurunkan ilmunya kepada para pandawa dan kurawa yakni Arjuna. Sedangkan Ekalaya bukan dari keturunan keduanya.
Ditengah kekecewaan yang mendalam, Ekalaya meninggalkan Hastinapura tempat Guru Durna tinggal. Dengan menunggangi motor gede, ia  pulang ke Paranggelung menemui istrinya yang rupawan yaitu Ratu Anggraeni. Ketika tiba dikerajaan, Anggraeni tengah menenunkan sarung gitar untuk Ekalaya. Namun, Anggraeni tak melihat rona kebahagiaan di wajah suaminya. 
Suatu hari Ekalaya pergi berlatih kehutan. Di hutan Ekalaya menemukan sebuah kayu lalu memahatnya. Hingga terbentuklah sebuah patung yang menyerupai Guru Durna, lengkap dengan gitar. Ia memutuskan berlatih dihadapan patung yang menyerupai Guru Durna. Tiba-tiba patung itu mengeluarkan cahaya.
Kesungguhan Ekalaya berguru kepada Durna memang tidak diragukan lagi. Setelah berlatih berhari-hari di depan patung Durna, kini kemampuannya telah setara dengan Durna. Suatu hari Ekalaya tengah berburu rusa dengan menggunakan permainan gitarnya. Alhasil rusa yang ia buru berhasil ditaklukan. Sampai akhirnya perburuan itu mempertemukan Ekalaya dengan Arjuna murid asli Guru Durna.
Arjuna mulai mencurigai kemampuan Ekalaya yang menyerupai kemampuannya. Yakni kemampuan yang diajarkan oleh Durna.  Saat Arjuna menemukan patung yang mirip dengan Durna di hutan, ia sangat murka. “Durna, Durna di mana kau, kau penghianat Durna!!!” teriak Arjuna yang tengah geram.
Seketika Durna keluar menemui Arjuna. Ia heran atas sikap Arjuna yang begitu emosi. Arjuna menceritakan kepada Durna apa yang ditemuinya. Karena dirinya tak mempercayai bahwa ada Durna lain yang mengajarkan ilmu bergitar juga. Durna pergi untuk membuktikan ucapan Arjuna.
Setibanya di Paranggelung, benar saja firasat Durna, ternyata Ekalayalah yang membuat patung menyerupai dirinya. “Keinginamu memang kuat Ekalaya, aku tahu kau memang hebat. Tapi, aku tidak rela karena ulahmu aku difitnah oleh Arjuna. Aku ingin kau mendapatkan akibat dari perbuatanmu,” murka  sang guru.
Atas perbuatannya, Ekalaya berani bertanggung jawab serta rela mengorbankan apapun yang diminta oleh Guru Durna. Melihat kemampuan yang dimiliki Ekalaya, Durna meminta Ekalaya memotong kedua jarinya yaitu, ibu jari dan telunjuk agar tak bisa memetik senar gitarnya. Arjuna ingin membuktikan  kehebatan yang ia miliki. Ia mengajak Ekalaya untuk bertarung gitar.
Ekalaya berhasil memenangkan pertarungan. Namun nasib mengenaskan harus dialaminya. Tiba-tiba ujung panah tertancap tepat di dada Ekalaya. Ia pun tewas seketika. Anggraeni tak kuasa menahan sedih melihat sosok yang dicintainya tergolek lemah. Akhirnya, tanpa pikir panjang Anggraeni mencabut panah yang masih tertancap di dada Ekalaya, lalu Anggraeni menusukan tepat di perutnya.
Itulah sepenggal kisah Wayang Orang Rock Ekalaya berdurasi 120 menit, yang mempertontonkan kisah pewayangan kontemporer. Alunan musik rock and roll karya The Beatles, Elvis Prestley dan Led Zeppelin dipadukan dengan musik tradisional gamelan, menjadi daya pikat pada pementasan ini.  Selain itu, para pemain berasal dari artis ternama, seperti Ekalaya (Stevie Item), Arjuna (Otong ‘Koil’), Durna (Jikun /rif), dan Anggraeni (Shopia Latjuba).
Dalam pementasan wayang orang tersebut, Arie Dagienk selaku sutradara menyampaikan, pakem dalam pertunjukan yang berlangsung pada Sabtu (15/3) di Tennis Indoor Senayan Jakarta, akan tetap sama dengan kisah aslinya. Namun, dalam segi penyampaiannya akan sangat modern, sehingga dapat disaksikan oleh semua kalangan.
Nurlaela

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Imagine = Enigami
Next post Kemunafikan Bangsa Hipokrit?