Yasir Arafat
Read Time:1 Minute, 43 Second
Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia berhasil menyelenggarakan berbagai pemilihan dengan sistem demokrasi. Dalam demokrasi, siapapun berhak memilih dan dipilih. Untuk itu, demokrasi merupakan sistem politik yang dirasa mampu mengakomodir seluruh kepentingan rakyat.
Demikian diutarakan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Dede Rosyada saat membuka Seminar Nasional bertajuk “Mahasiswa dan Dinamika Demokrasi Indonesia”, di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, Senin (11/5). Seminar ini sebagai pembuka Musyawarah Perwakilan Mahasiswa Universitas (MPMU) 2015.
Untuk memahami demokrasi Indonesia, lanjut Dede, sebaiknya mahasiswa UIN harus merasakan demokrasi itu sendiri dengan menjadi mahasiswa cerdas, berperilaku jujur dan selalu berpikir kreatif dalam segala bidang. “Tak semua mahasiswa ber IPK empat itu cerdas,” ujarnya.
Senada dengan Dede, Pimpinan Rakyat Merdeka Online, Teguh Santosa menjelaskan, ada tiga sistem politik berpengaruh di dunia yakni otoritarian, anarkisme, dan demokrasi. Otoritarian merupakan sistem mengutamakan kekuatan, artinya yang paling kuat dialah pemimpin. “Sistem ini memungkinkan rakyat harus mengikuti semua kemauan pemimpin,” jelasnya.
Selain otoritarian, sistem politik anarkisme juga mengutamakan kekuatan. Sebab, sistem tersebut nantinya akan bermuara pada perbuatan anarkis. Dengan demikian, saat ini banyak negara menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya termasuk Indonesia. Demokrasi lebih menjunjung tinggi kepentingan rakyat, kejujuran, dan perdamaian. “Demokrasi itu sistem yang membutuhkan akal sehat, kesabaran, dan rasa menghargai,” ungkapnya.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Pendampingan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Sofwan mengatakan, Indonesia menganut sistem demokrasi pancasila. Demokrasi Ini merupakan keinginan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini berdasarkan sila keempat pancasila berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Ia menambahkan, tahapan terpenting dalam demokrasi ialah musyawarah. Banyak pelajaran yang diperoleh dari bermusyawarah di antaranya membentuk karakter kepemimpinan, menahan diri ingin menang sendiri, dan menghargai pendapat orang lain. “Baiknya pemuda turut berperan aktif dalam membangun demokrasi Indonesia,” katanya.
Adanya anggapan demokrasi yang tak sejalan dengan Islam ditampik Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni. Ia mengatakan, hal tersebut tidak berlaku di Indonesia. Terbukti, banyak sudah pemilihan yang berlangsung damai, walaupun masih ditemukan kekurangan dalam penyelenggaraannya. “Demokrasi tak bisa dilakukan sendiri, karena demokrasi itu untuk rakyat,” tutupnya.
Average Rating