Menyoal Sistem Parkir UIN Jakarta

Read Time:2 Minute, 3 Second

Seiring berjalannya waktu, kendaraan yang terparkir di UIN Jakarta semakin banyak. Sistem pengelolaan parkirnya pun sudah berkali-kali pindah tangan.

Sebelum 2009, sistem parkir Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dikelola oleh satpam dan untuk parkir tak dipungut biaya. Pada 2009, CV Dumparking mengambil alih pengelolaan parkir di UIN Jakarta dan menentukan tarif Rp500 untuk sepeda motor dan Rp1000 untuk mobil. Namun sistem ini hanya bertahan selama tiga tahun, pada awal April 2011, pengelolaan parkir kembali berpindah tangan ke UIN Parking.

Kepala Biro Umum sekaligus Kepala UIN Parking 2011, Abdul Shomad menyatakan bahwa pihak Dumparking gagal dan tidak memenuhi kewajibannya kepada UIN Jakarta. Padahal, jika dilihat kontrak Dumparking dengan UIN Jakarta saat itu belum habis.

Senada dengan Shomad, Kepala Bagian Keuangan 2011, Subarja mengatakan, setoran uang adalah salah satu masalahnya. Setoran yang harus dibayarkan ke pihak UIN Jakarta sebesar Rp27 juta per bulan mengalami penurunan tiap bulannya. Karena tidak sanggup menutupi target, Dumparking melakukan penurunan target. Kian lama, target pun selalu turun tiap bulan sampai dengan Rp10 juta per bulan. Sehingga, UIN Jakarta merasa Dumparking tak banyak menguntungkan.

Sementara itu, Anggota Dumparking, Rahmat Hidayat mengatakan, alasan tidak memenuhi kewajiban tersebut karena tidak ada dukungan dari mahasiswa, rektorat dan jajarannya. “Semua itu butuh sinergi yang baik dari semua pihak,” katanya.

Sebelumnya, UIN dan Dumparking melakukan dua kali pertemuan. Pertemuan tersebut dilaksanakan pada 11 dan 23 Maret 2011 dan dipimpin oleh Purek II Amsal Bakhtiar. Pertemuan pertama, UIN dan Dumparking mengurusi hal-hal  teknis menyangkut penyelesaian serta serah terima dilakukan pada 31 Maret 2011. Sedangkan pada pertemuan kedua, dilakukan penyelesaian terkait aset Dumparking yang masih ada di UIN.

Pengelolaan akhirnya berpindah tangan ke UIN Parking hingga saat ini. Koordinator lapangan UIN Parking, Rahmat Hidayat menganggap manajemen UIN Parking sudah lebih baik daripada Dumparking. Hal senada diungkapkan Amsal, ia menilai setelah sistem pengelolaan oleh UIN Parking parkiran terlihat lebih rapi. Meski, kendaraan tetap terlihat menjamur di mana-mana.

Menurut data yang berhasil dihimpun Litbang Institut, motor yang masuk ke UIN Jakarta bisa mencapai 5000 sepeda motor. Sedangkan kapasitas lahan parkir UIN Jakarta hanya untuk 3000 sepeda motor. Hal ini yang menyebabkan lahan UIN Jakarta terlihat semakin sesak.

Di sisi lain, gedung parkir baru yang telah dijanjikan semenjak empat tahun lalu tak kunjung selesai dibangun. Pada Maret 2014, sebenarnya UIN Jakarta sudah mulai menggunakan gedung parkir baru meski belum selesai dibangun. Namun, gedung yang rencananya dapat memuat 2000 sepeda motor itu kembali tak digunakan pada 2015.

Litbang Institut/Ika Puspitasari

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Paham Ekonomi Hatta: Bukan Smithian atau Maxian
Next post Pelangi Senja