Lepas Lelah Ala Hammocker

Read Time:2 Minute, 57 Second
Dok. Pribadi
Bagi sebagian masyarakat, ketinggian merupakan hal yang menakutkan. Akan tetapi untuk hammockers ketinggian malah menjadi teman untukmenghilangkan keletihan selepas seharian beraktivitas.

Melepas lelah dan penat akibat rutinitas seharian sembari bersantai di antara sejuknya  pepohonan rindang di atas hammock merupakan sesuatu yang menyenangkan. Apalagi dilakukan tak sendiri. Ditemani sahabat membuatnya semakin mengasyikkan. Rasanya akan terasa lebih nyaman dan tenang.

Tak banyak masyarakat yang familier dengan istilah hammock. Hammock ialah sehelai kain tebal atau jaring dari simpulan tali perusik tempat bersantai laiknya ayunan. Ragam jenis hammock yang terdapat di Indonesia, di antaranya parasut, rope, tent, chair, dan sleeping hammock. Ukurannya pun ada single dan double. Single idealnya ditempati oleh satu orang saja, sedangkan doubel ataupun king sizeyang bisa ditempati dua orang atau lebih.

Kedua sisi hammock terikat di antara dua badan pohon. Pemasangan hammock perlu memperhatikan jarak antar satu pohon dengan pohon lainnya. Sebab, bila jarak pohon terlalu jauh atau dekat maka hammock tidak akan nyaman dipakai. “Selain memperhitungkan jarak, simpul ikatan hammock pada pohon harus kuat dan erat,” ujar Andi Haryanto Ketua Komunitas Hammockers Indonesia wilayah DKI Jakarta, Jumat (16/10).

Biasanya hammockers mulai menggantung hammocknya sore hari seusaiberaktifitas di area Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Hammockers berbincang dan berbagi pengalaman hingga larut malam, yang sudah barang tentu kemanapun komunitas ini berada pasti membawa hammock. “Pokoknya kita dapet kesenangan sendiri deh bisa nyantai di atas Hammock,” tambah Andi.

Bulan Januari 2015, Andi bersama delapan kawan lainnya mulai membentuk Hammockers Indonesia di Obyek Wisata Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat. Setelah itu, demi menjaga komunikasi, dibuat juga grup Hammockers Indonesia di media sosial Facebook sebulan setelahnya. Bak gayung bersambut, masyarakat pun menyambut positif kehadiran komunitas ini.

Meski belum genap setahun, komunitas ini sudah dibanjiri 2.941 anggota yang terbagi ke dalam tujuh wilayah di Indonesia. Mulai dari Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Makassar. Andi bercerita, untuk lebih mempererat tali persaudaraan antar anggota, terselenggaralah acara pertemuan perdana seluruh anggota komunitas Hammockers Indonesia di Bumi Perkemahan Down Hill Cikole, Sukabumi, Jawa Barat pada awal Juli lalu.

Bersamaan dengan pertemuan perdana terebut, terlaksana pula donasi bantuan untuk anak yatim dan kurang mampu. Tak hanya itu, beberapa kegiatan kerap dilakukan komunitas ini. Mendaki gunung dan berkunjung ke pantai adalah salah satunya. Lebih lagi saban minggu pagi hammockers biasa berolahraga bersama di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta. Berlanjut di sore harinya ada diskusi sembari bertukar informasi.

Hammockers Indonesia telah berhasil memecahkan rekor dunia yang sebelumnya dipegang oleh komunitas Hammock di Swiss. Dengan Hammock Tower,Hammockers Indonesia menyusun 30 tingkatan Hammock yang menjadi tertinggi di dunia. Susunan Hammock tersebut mencapai 25 meter di Bumi Perkemahan Down Hill Cikole. Aksi pemecahan rekor ini didukung oleh tim Indonesia Climbing Expedition.

Salah satu anggota Hammockers Indonesia, Rio Candra Kusuma memaparkan, siapapun bisa bergabung dengan komunitas ini, tidak ada batasan usia, pekerjaan, maupun keterampilan.  “Yang penting sama-sama suka hammock,” paparnya, Jumat, (16/10). Cukup dengan bergabung di Facebook dan terdaftar dalam grup Whatsapp sesuai dengan wilayah domisilinya, bila terpenuhi maka sudah tercatat menjadi anggota Hammockers Indonesia.

Terlebih Rio berharap, kedepannya komunitas ini mampu mewadahi para pegiat pencinta alam khususnya pengguna hammock untuk saling bekerjasama dalam membuat kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat, baik di wilayahnya sendiri maupun secara nasional.

Ia juga memahami, kemajuan sebuah komunitas memerlukan waktu yang tak sebentar. Maka dari itu, sedari awal hammockers saling bahu membahu dan saling melengkapi agar Hammockers Indonesia bisa terus eksis di Indonesia. “Entah siapa, bagaimana dan kapan,  semua itu akan mudah jika dijalankan bersama-sama,” ujarnya.

Yasir Arafat

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Dosen UIN Bergelar S1
Next post Seni Hidup Perfeksionis