Memandang Budaya Dengan Matematika

Read Time:1 Minute, 29 Second


Sebagai ilmu pengetahuan, matematika tidak terlepas dari ilmu pengetahuan yang lain, misalnya kebudayaan. Di dalam kebudayaan yang berkembang di masyarakat sejak zaman nenek moyang, di situlah mulai berkembang ilmu matematika. Hanya saja pada masa itu masyarakat hanya belum mengetahui teori yang mendasari pola tematik yang diaplikasikan.

Hal tersebut dipaparkan oleh Dosen Teknik Informatika Universitas Padjajaran Atje Setiawan dalam Seminar Nasional yang mengangkat tema Melihat Suatu Nilai Penting dalam Etnik dan Budaya Indonesia Secara Matematik. Acara yang di selenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Matematika Fakultas Sains dan Terknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut digelar di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, Sabtu (25/3).
Dalam pemaparannya, Atje menambahkan mengenai penamaan suatu daerah di Indonesia. Penamaan tersebut menggunakan pola matematik yang memiliki makna tersendiri. “Hal tersebut dapat memudahkan masyarakat dalam menentukan letak suatu daerah,” tutur Atje, Sabtu (25/3).
Acara ini juga menghadirkan Muslim Nur dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan sebagai narasumber. Ia mengungkapkan, pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu matematika. “Pengajaran yang tepat mampu melahirkan suatu kebudayaan yang luar biasa dalam masyarakat,” ujarnya.
Selain mendapatkan materi dari beberapa narasumber, peserta juga mendapatkan hiburan yang disajikan di sela-sela acara. Acara dibuka dengan penampilan apik pemain biola Kamar Wina UIN Jakarta. Dalam selingan acara di isi dengan hiburan standup comedy oleh salah satu Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Fidiavif dan juga penampilan tari tradisional dari sanggar FST.
Ketua acara Firda Rizka Rahma menuturkan, tujuan acara ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh matematika dalam perkembangan budaya di masyarakat. “Perkembangan ilmu matematika tidak hanya di bidang teknologi,” ujar Firda, Sabtu (25/3).

Salah satu peserta, Mahasiswa Pendidikan Matematika Risma Arsida mengungkapkan, dengan mengikuti seminar ini ia tahu bagaimana seharusnya matematika itu diajarkan. “Kita bisa mengaitkan kebudayaan dan matematika dalam pembelajaran,” ungkap Risma, Sabtu (25/3).


AZ

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Kematian Bukan Akhir Perjuangan
Next post Ada Limbah di Situ