Berkeliling Pulau Nikmati Peninggalan Sejarah

Read Time:3 Minute, 6 Second
   

    Menjelajahi kekayaan alam selalu menjadi pilihan hilangkan kepenatan. Bagi yang bosan menelusuri kekayaan sejarah di pulau jadi alternatif.
Untuk menghilangkan penat, melakukan perjalanan ke pulau adalah salah satu solusi yang bisa Anda lakukan. Pulau Kelor, Onrust, dan Cipir  yang berada di kepulauan seribu Provinsi Daerah  Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dapat menjadi pilihan destinasi wisata karena selain menawarkan keindahan alam juga menyimpan peninggalan sejarah Belanda. 
Selain masyarakat lokal, banyak juga wisatawan asing yang mengunjungi tiga pulau tersebut karena aksesnya yang tergolong murah. Untuk mencapai pulau ini wisatawan cukup merogoh kocek Rp85 ribu per orang sudah sampai ke tujuan. Sampai saat ini  sudah banyak komunitas yang memfasilitasi keberangkatan ke tiga pulau hingga lebih mudah mengakses pulau tersebut.
Awal perjalanan bisa dimulai dari Pelabuhan Muara Kamal  jarak tempuh cukup dekat hanya dengan waktu 30 menit para pengunjung sudah sampai ke Pulau Kelor. Ketika kapal mulai berlayar para wisatawan akan melihat keramba ikan yang mengapung di permukaan laut. Di sana nampak hamparan pasir putih dengan air yang jernih hingga terumbu karang terlihat jelas.
Saat mulai berjalan ke dalam pulau  maka pengunjung  akan menemukan saung yang bisa digunakan untuk berteduh . Untuk yang punya hobi memancing, pulau ini bisa jadi solusi karena di sana  banyak tempat yang nyaman untuk memancing ditambah lagi dengan keadaan laut yang bersih dari sampah.
Tak perlu khawatir yang tak  memiliki hobi memancing bisa langsung berjalan ke seberang pulau, di sana pengunjung akan menemukan Benteng Martelo yang dulunya digunakan sebagai pertahanan belanda dari serangan Portugis. Benteng ini dibangun Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada abad ke-17 lalu dengan menggunakan batu bata merah berukuran besar dan membentuk lingkaran 360 derajat. 
Seorang pemandu wisata, Danang Firmansyah menjelaskan bahwa sebelum terjadi letusan Gunung Krakatau pada 1883  bangunan di sini masih berdiri kokoh. Namun tsunami yang disebabkan letusan Krakatau menyebabkan sebagian besar bangunan hancur. “Hanya Benteng Martelo itu yang masih utuh,” ucap Danang, Minggu (5/03).
Selain itu, Pulau Kelor juga dikenal sebagai kuburan kapal tujuh karena dulu banyak tahanan politik yang meninggal di pulau ini. Karena memiliki peninggalan sejarah, lanjut Danang, pemerintah mulai memperhatikan keberadaan pulau ini dengan memasang pilar pemecah ombak di sekeliling pulau. “Pilar dipasang untuk mengurangi terjangan ombak yang akan mengikis pulau,” tuturnya. 
Setelah matahari di atas ubun-ubun, perjalanan pun dilanjutkan ke Pulau Onrust yang lebih terkenal sebagai pulau kapal karena sering dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Di Pulau ini pun banyak bangunan peninggalan Belanda, namun sebaian besar bangunan telah hancur dan hampir rata dengan tanah.
Di sana juga terdapat sebuah bangunan yang tidak hancur dan sekarang dijadikan sebagai Museum Pulau Onrust. Kita juga bisa melihat meriam yang cukup besar yang ada di pulau ini, meriam itu diperkirakan berumur 1700 tahun. Selain itu, Danang menjelaskan bahwa pulau ini merupakan tempat persinggahan bagi jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.”Sebelum ke tanah suci, jemaah haji dikarantina dulu di sini,” jelasnya.
Perjalanan selanjutnya perjalanan berlanut ke pulau pulau Cipir yang merupakan lahan bekas rumah sakit untuk perawatan dan karantina penyakit menular bagi para jemaah haji pada tahun 1911-1933. Jemaah haji Indonesia sebelum memulai keberangkatannya dikumpulkan di Pulau Onrust dan Cipir untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan jika ada yang sakit akan dirawat terlebih dahulu.
Tiga pulau yang merupakan kekayaan alam Indonesia ini sekaligus sebagai kekayaan sejarah yang ada di negeri ini. Selain bisa menikmati keindahan laut dengan pantai putih yang terhampar mengelilingi pulau, pengunjung pun bisa mendapatkan perjalanan sejarah dengan melihat secara langsung peninggalan sejarah yang tersisa. 
Sebagaimana yang dikemukakan seorang pengunjung, Siti Sarah mengungkapkan perjalanannya kali ini tidak hanya untuk melepaskan rasa penasarannya. “Selain pantainya yang indah, di sini banyak bangunan yang punya nilai sejarah juga,” tukasnya, Minggu (5/03).

Yayang Zulkarnaen

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Salah Pengelolaan Limbah Rusak Lingkungan
Next post Menangkis Konten Hoax