Taman Suropati, Wajah Segar di Pusat Kota

Taman Suropati, Wajah Segar di Pusat Kota

Read Time:3 Minute, 19 Second
Taman Suropati, Wajah Segar di Pusat Kota

Sejuknya udara yang dikelilingi oleh pepohonan rindang membawa tubuh dan pikiran menjadi rileks. Suara keramaian dari mereka yang mengobrol dan sibuknya suara kendaraan bermotor terasa seimbang. Kini, ruang terbuka hijau hadir di sekitar.


Taman Suropati merupakan taman kota yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat. Taman yang berbentuk oval tersebut memiliki lokasi strategis karena berada di pertemuan tiga ruas jalan utama Menteng Boulevard, Orange Boulevard, dan Nassau Boulevard.

Taman yang  telah berdiri sejak zaman Belanda dulunya bernama Boorgermeester Bisschopplein. Sejak beberapa tahun silam, Taman Suropati disebut sebagai “Taman Persahabatan Seniman ASEAN” karena berbagai seniman yang berasal dari ASEAN menyumbangkan hasil karyanya sebagai pelengkap nuansa pada taman—memberikan hasil karya nya berupa monumen dengan makna yang berbeda.

Peace Harmony and One asal Malaysia; The Spirit of ASEAN asal Singapura; Peace asal Indonesia; Rebirth asal Filipina; Harmony asal Brunei Darussalam; dan Fraternity asal Thailand. Tiap monumen memiliki bentuk yang unik dan dan memiliki makna yang mendalam.

Posisi monumen yang strategis karena tiap sisi dari monument bisa terlihat dengan jelas oleh pengunjung—berdiri dengan kokohnya, sehingga terlihat kemegahan dan kekuatan karya-karya yang ditampilkan. Selain enam monumen asal seniman ASEAN, terdapat patung kuda dengan penunggang di atasnya yang digambarkan secara heroik.

Memasuki kawasan taman terlihat berbagai macam pohon yang rindang, sehingga  suasana sejuk dan tenang dapat dinikmati dengan baik. Lantunan suara burung kutilang pun terdengar indah bak nyanyian merdu. Terdapat berbagai jenis bunga dengan warna yang cendayam dipandang mata.

Angin segar berhembus terasa nyata, suara kendaraan yang tidak mengganggu. Padahal, letak taman ini berada pada jalan raya, dengan kendaraan kerap lalu-lalang. Pengunjung bisa mengetahui jenis tiap vegetasi dengan memindai QR Code yang tertera pada batang pohon. Pengunjung juga bisa merasakan pengalaman unik dengan memberi pakan burung Merpati.

Pada taman tersebut juga terdapat dua air mancur di sisi kanan dan kiri taman yang menyemburkan air dengan indahnya yang tak jarang dijadikan spot foto oleh pengunjung. Taman Suropati dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti musala, tempat parkir, akses WiFi gratis, dan Bookhive—pojok buku yang bisa dibaca dan dinikmati oleh pengunjung saat menyambangi taman.

Taman Suropati dibuka setiap hari dari pukul 07.00—17.00 WIB. Pengunjung tidak perlu membayar biaya sepeserpun untuk memasuki kawasan taman. Akan tetapi, pengunjung perlu menyiapkan uang sebesar dua hingga lima ribu rupiah untuk membayar parkir kendaraan.

Petugas keamanan Taman Suropati, Agus Subekti mengungkapkan taman ramai dikunjungi oleh masyarakat pada akhir pekan. Ia menuturkan, berbagai kegiatan kerap dilakukan oleh masyarakat pada hari itu, seperti senam, lari santai, piknik, dan lain-lain. Agus menambahkan, pelbagai komunitas juga turut meramaikan taman setiap Minggu, seperti komunitas yoga, karate, dan biola.

Lebih lanjut Agus mengatakan, pemeliharaan taman tersebut dilakukan secara rutin. Untuk sampah-sampah daun, dibersihkan tiga kali sehari dan untuk penyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan sore setiap hari.  “Untuk air kolam dibersihkan dua kali seminggu tergantung tingkat kotornya. Kalau masih bersih, cukup dibersihkan sekali seminggu,” ungkap Agus, Jumat (25/11).

Ia menambahkan, pedagang dilarang masuk ke area taman dan hanya bisa berjualan di bahu jalan. Peraturan tersebut diterapkan cukup ketat karena untuk upaya  menjaga taman tetap bersih dan nyaman saat dikunjungi. “Total penjaga keamanan taman sebesar 28 orang dan petugas kebersihan sebanyak 13 orang,” beber Agus, Jumat (25/11).

Agus menerangkan bahwa Taman Suropati awalnya tidak terawat dan banyak vandalisme yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Pada 2012, pemerintah melakukan renovasi besar-besaran pada taman tersebut kemudian beroperasi lagi setahun berikutnya.

Saat pandemi melanda, Agus menceritakan Taman Suropati sempat tutup sejak Maret 2020—dan hanya bisa dikunjungi pada bagian luarnya. Dua tahun berikutnya pada Januari 2022, Taman Suropati kembali dibuka untuk umum.

Aisyah, salah satu pengunjung taman mengatakan dirinya menyambangi Taman Suropati setelah pulang kerja dan pada akhir pekan. “Saya merasa pikiran saya lega dan lancar setelah mengunjungi taman ini,” jawab Aisyah, Selasa (15/11).

Pengunjung taman lainnya, Liana mengunjungi Taman Suropati untuk menghilangkan penat dan sebagai alternatif hiburan alam. “Tempatnya yang nyaman sehingga cocok untuk jalan-jalan,” tutur Liana, Selasa (15/11).

Reporter : Aisyah Fitriani Arief

Editor : Fayza Rasya

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Izin Impor Tersendat, Peremajaan KRL Terhambat Previous post Izin Impor Tersendat, Peremajaan KRL Terhambat
Bukti Pengorbanan, Cinta, dan Perjuangan Next post Bukti Pengorbanan, Cinta, dan Perjuangan