Apresiasi Lagu Daerah Lewat Alunan Nada

Read Time:1 Minute, 39 Second
Alunan lagu mulai terdengar memenuhi ruangan. Tampak di atas panggung sekelompok orang berjajar dengan busana warna merah melekat pada tubuh. Sesekali tarian kecil layaknya lenggokkan badan dan tepuk tangan mengiringi suara merdu yang menggema. Lantunan lagu seakan membawa penonton berada dalam kerinduan kampung halaman.
Lagu asal daerah Riau, Soleram menjadi pembuka acara Harmoni Nusantara VIII. Acara yang rutin digelar setiap tahunnya oleh Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (PSM-FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini bertempat di Aula Madya lantai dua, Jumat malam (22/9).
Nampak antusias penonton menikmati setiap nyanyian yang disuguhkan. Tak jarang, mereka pun turut bernyanyi mengikuti alunan lagu yang dibawakan. Berbagai macam lagu daerah di Indonesia tersuguh dalam acara tersebut, misalnya saja  lagu asal DKI Jakarta Sayur Lodeh, lagu asal Papua Yamko Rambe Yamko, dan lagu asal Sulawesi Selatan Angin Mamiri. Tak hanya lagu daerah, penonton juga dimanjakan dengan nyanyian beberapa lagu mancanegara seperti lagu La Cucaracha asal Spanyol.
Menurut Ketua Pelaksana, Nita Nurjanah acara yang mengusung tema Senandung Dunia ini sebagai bentuk apresiasi terhadap musik daerah maupun mancanegara. “Selain lagu daerah Indonesia, kita juga ingin memperkenalkan lagu daerah negara lain,” ujarnya, Jumat (22/9).  
Berlangsungnya acara ini Nita berharap dapat kembali menghidupkan lagu-lagu daerah di tengah-tengah masyarakat. Ia pun mengaku miris melihat masyarakat yang tak lagi mengenal lagu daerah akibat tergerus oleh perkembangan zaman. “Untuk menjaga eksistensi lagu-lagu daerah,” ungkapnya.
Salah satu penonton, Nervi Pradewi mengungkapkan dirinya merasa terhibur dengan adanya pertunjukan ini. Menurutnya, selain sebagai hiburan, pagelaran ini pun memberikan inspirasi lewat seni yang disuguhkan. “Saya bisa tahu keindahan lagu-lagu daerah di Indonesia,” tuturnya Jumat, (22/9).
Kegiatan ini pun disambut baik oleh Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FITK Ahmad Sofyan. Dalam sambutannya Ia mengungkapkan acara tersebut memiliki nilai positif bagi mahasiswa. Menurutnya, sebagai agen perubahan mahasiswa menjadi jembatan untuk memperkenalkan kembali lagu-lagu daerah di kalangan masyarakat. “Tak hanya menumbuhkan kreativitas seni saja, tapi juga melestarikan budaya,” ujarnya, Jumat (22/9).
ND

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Menyoal Perwajahan Agama
Next post TABLOID EDISI 50