Read Time:3 Minute, 14 Second
Beberapa pewayang melakukan aksi Pagelaran Sendratari Rahmayana “Shinta Obong” di Cenda Bentar, TMII, Minggu (15/10). Dalam aksinya Shinta melakukan upacara—pembakaran diri atas kesetiaannya kepada Rama.
Suasana di Candi Bentar mendadak gelap gulita. Tiba-tiba sinar lampu juntrungan dari atas dan bawah panggung menyala. Diiringi musik gamelang khas Jawa Tengah, empat penari yang mengenakan pakaian adat khas rakyat kerajaan Majapahit muncul. Riuh tepuk tangan penonton memecah kesunyian. Pagelaran pewayangan pun dimulai.
Sesosok perempuan yang menamakan dirinya sebagai Dewi Shinta muncul di atas panggung. Kemudian, laki-laki yang mengaku sebagai lakon Raden Rama Wijaya datang mengikuti. Mereka pun berjalan sembari menari bersama-sama. Seperti cerita pada umumnya, mereka melakukan lakon sebagai suami-isteri.
Tak lama, munculah Alengkadiraja Prabu Rahwana dari istana Alengka. Prabu Rahwana pun menculik Dewi Shinta sang isteri Rama. Shinta dianggap sebagai titisan Dewi Sri yang selama ini diimpikan Prabu Rahwana. Rama tidak menyadari atas kehilangan seorang permaisuri yang dicintainya. Kemudian, datanglah Laksamana memberikan informasi atas hilangnya Dewi Shinta kepada Rama.
Candi Bentar kembali gelap gulita. Iringan musik gamelan masih tetap dimainkan. Tak lama, Sorotan lampu juntrungan dari atas panggung pun menyala. Serentak pasukan kera muncul di atas panggung menunggu kehadiran tuannya. Lalu, munculah sesosok kera putih sebagai lakon Dewa Anoman. Mereka berjalan mengelilingi panggung sembari menari tarian khas kera. Para penonton terbahak-bahak melihat prilaku mereka.
Rama dan Laksamana muncul dihadapan Anoman. Rama memberikan perintah untuk mencari keberadaan Shinta. Tak lama berselang, Rama dan Laksamana meninggalkan mereka. Anoman dan pasukannya mulai keluar di atas panggung.
Iringan musik kembali bersahutan. Kemudian munculah Dewi Shinta dan Tritaja—kemenakan Prabu Rahwana—bersama segerombol wanita menari di atas panggung. Tak lama, Rahwana pun datang menghampiri Dewi Shinta.
Rahwana pun mencoba merayu Shinta dengan segenap yang ia miliki lewat tariannya. Namun, Shinta menolak sembari menamparkan ke wajah Rahwana. Kesabaran pun sirna, Rahwana berusaha untuk membunuh Shinta dengan benda pusakanya “apo wijoyo rangkum rahono jo rahokum mateh” ucap Rahwana sambil mengeluarkan benda pusakanya. Tetapi Tritaja mencegah perbuatan Rahwana.
Kemudian Shinta dan Tritaja pergi meninggalkan Rahwana ke taman Argasoka. Shinta dan Tritaja mendengar sebuah lantunan oleh seekor kera putih. Ternyata Anoman sedang melakukan pengintainya. Setelah kehadiran Anoman diketahui, Segera Anoman memberikan pesan atas kehadirannya sebagai utusan Rama. Mendengar berita tersebut, Shinta pun berjalan dan pergi meninggalkan Anoman dan Tirtaja.
Anoman berusaha merencanakan keonaran melalui rayuan terhadap Tritaja. Tritaja pun menerima rayuan Anoman. Tak lama berselang, munculah Rahwana dari atas panggung sembari menarikan tariannya. Anoman pun pergi dan bersembunyi.
Kemudian, segerombolan pasukan datang dari sebelah kiri panggung. Pasukan tersebut merupakan pasukan Prabu Rahwana. Sambil menari, pasukan tersebut berjalan mengelilingi panggung. Lalu, datanglah Tetapi, datanglah seorang laki-laki mengenakan baju kraton sebagai lakon Kumbakarna. Ia memberikan informasi bahwa di istana Alengka telah dimasuki oleh kera putih Anoman.
Rahwana segera pergi meninggalkan Kumbakarna dan pasukannya. Tak lama muncul Anoman. Mereka terkejut atas kedatangan Anoman tersebut. Kemudian, mereka menyerang Anoman di istana Alengka.
Segerombolan kera pun datang membantu Anoman yang telah diserang oleh pasukan Rahwana. lalu Anoman dan pasukannya pun kembali menyerang pasukan Rahwana. Kemudian, munculah Laksamana yang membawa panah pusaka dan memanah Kumbakarna. Kumbakarna pun mati terkena panah laksamana.
Rahwana datang untuk membunuh Laksamana. Namun, Rama muncul melindungi Laksamana. Terjadilah peperangan sengit antara Rahwana dengan Rama. Rahwana berhasil mengalahkan Rama. Namun, dengan sigap Laksamana datang untuk membantu. Laksamana memberikan busur dan panahnya kepada Rama. Rama segera menerimanya dan mengarahkan panah kepada Prabu Rahmawa. Rahwana pun mati terpanah Rama.
Meski Rahwana telah mati, tak lantas membuat Rama menerima Shinta. Rama mencurigai kesucian Shinta. Betapa sakit hati Shinta menyaksikan keraguan Rama atas kesuciannya. Sampai akhirnya, dengan tekad untuk membuktikan kesetiaannya, Shinta pun memutuskan untuk melakukan upacara—pembakaran diri—obong.
Itulah cerita pagelaran Sendratari Ramayana dari kisah “Shinta Obong” Majapahit, Jawa Tengah dipanggung Candi Bentar TMII, Minggu (15/10). Kepala Bagian Produksi dan Kreatif, Tri Mawasati mengungkapkan kisah antara Dewi Shinta dan Raden Rama Wijaya merupakan perjuangan atas kesetiaan cinta tiada tara.
MS
Average Rating