Read Time:1 Minute, 58 Second
Pemuda ialah tonggak penerus suatu bangsa. Untuk itu, di pundak para pemudalah maju mundurnya suatu bangsa. Melihat hal ini, Association International des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) mewadahi para pemuda untuk mengembangkan potensi kepemimpinan pemuda.
AIESEC merupakan organisasi internasional untuk para pemuda agar dapat mengembangkan potensinya. Pengembangan kepemimpinan para pemuda ini bertujuan untuk menjalankan project social berskala global (Global Volunteer). Lebih jauh, AIESEC juga berfokus pada pengalaman kepemimpinan hingga ikut partisipasi di Global Learning Environment.
Global Volunteer memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjalankan kegiatan berbasis sosial yang berskala Internasional selama enam hingga delapan minggu. Kegiatan berbasis sosial dalam berbagai bidang seperti pendidikan, budaya, lingkungan, kesehatan dan kewirausahaan.
Salah satu mahasiswi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta juga, peserta Global Volunteer AIESEC tahun 2018 Nadia Tri Silvi mengatakan kala mengikuti AIESEC di Thailand Ia mendapatkan banyak pengalaman. Hal itu Ia dapat saat mengajarkan bahasa Inggris di negeri Gajah Putih tersebut. “Thailand susah untuk berbahasa Inggris, lantaran tulisan bahasa Thailand tidak menggunakan huruf latin,” ungkap Nadia, Rabu (4/4).
Tak hanya mengajar, ia juga mengenalkan budaya dan ciri khas Indonesia kepada masyarakat Thailand. Ciri khas Indonesia seperti batik, rendang, kripik, dan beberapa alat musik khas dan eloknya alam Indonesia diperkanalkan, semata-mata agar dikenal dunia.
Sama halnya Nadia, mahasiswi Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syifa Nailufar Rohman menceritakan senang mengikuti Global Volunteer yang diadakan oleh AIESEC. Menurutnya, AIESEC tidak hanya fokus pada kegiatan sosial, tapi juga leadership development.
Syifa menuturkan, lewat kegiatan Global Volunteer AIESEC juga Ia dapat mengetahui isu-isu global hingga kita peduli pada isu tersebut. Juga dapat mengerti budaya negara lain, seperti budaya Malaysia air di teko untuk cuci tangan, sedangkan di Indoensia air di teko untuk diminum. “Aku jadi tahu budaya mereka,” katanya, Selasa (3/4).
Local Committee President AIESEC South Tangerang Rohmatulloh Amirotuddin menjelaskan bahwa AIESEC merupakan salah satu organisasi Internasional yang sudah bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. AIESEC ini mengirim mahasiswa Indonesia seperti negara Asia dan Eropa seperti Turki, Thailand dan Malaysia.
Lebih lanjut, Ami –sapaan akrabnya- untuk bisa mengikuti Global Volunteer ini mudah. Karena tidak ada persyaratan yang ketat seperti harus mencukupi nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL) maupun International English Language Testing System (IELTS). “Cukup mendaftar, kemudian pihak AIESEC menghubungi dan melakukan wawancara,” tutup Ami, Rabu (3/4).
Nuraini
Average Rating