Iron: Berprestasi Lewat Revolusi Industri

Read Time:1 Minute, 58 Second

Revolusi industri kian besar pengaruhnya bagi kehidupan sosial ekonomi. Dampak ini tak hanya dirasakan oleh Indonesia. Namun juga dunia Internasional. Berkaca dari pergeseran model-model bisnis baru yang mengakibatkan pekerjaan ringan mulai ditinggalkan. Tak lain, hal ini karena teknologi yang semakin maju. Kejadian tersebut juga memiliki korelasi yang kuat dengan era disrupsi peradaban manusia saat ini.

Menanggapi kejadian itu, Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan acara Iron. Mengusung tema “Facing The 4th Industrial Revolution With The Breakthrough Of Youth,”acara ini diadakan di Aula Madya Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip). Tema ini diusung karena revolusi industri ke 4 yang terjadi pada masa sekarang ini dinilai sangat berpengaruh secara global terhadap kehidupan sehari-hari.

Iron diadakan sejak tahun 2015 sebagai acara rutin tahunan HIMAHI. Ajang kompetisi debat dan pidato bergengsi  ini diadakan dalam skala nasional. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kompetisi ini. Iron kali ini dilangsungkan selama tiga hari, pada Jumat 14 September, Senin 17 September, dan terakhir Selasa 18 September 2018.

Rangkaian kegiatan dimulai sejak Hari Jumat (14/9) diisi dengan technical meeting english debate dan technical meeting speech. Kemudian pada Senin (17/9) opening ceremony bertempat di Aula Madya. Mengingat lomba debat yang memerlukan waktu lama, kedua kompetisi ini yaitu debat dan pidato dilaksanakan pada dua tempat terpisah. “Kompetisi pidato dipusatkan di Aula Madya, sedangkan debat di Auditorium,” ungkap Koordinator acara Iron, Meisha Marsella Efendi.

Pada hari terakhir, Selasa (18/9) masing-masing ajang kompetisi debat dan pidato akan memasuki babak final. Debat sendiri terdiri atas tiga babak yaitu pre semi final round, semi final round dan final round. Untuk pidatohanya final round. Setelah semua babak dilangsungkan, pengumuman pun segera diumumkan oleh panitia menjelang Closing Ceremony.

Ketua Pelaksana Muhammad Ridho Sucipto mengatakan, tujuan diadakannya kompetisi ini guna menambah daya tarik generasi muda mengikuti kompetisi debat dan pidato di kancah nasional. Dalam konteks ini, pemuda Indonesia perlu berpikir kritis agar siap berkompetisi. “Tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri,” ucapnya saat ditemui di Aula Madya.

Ridho berharap dengan diselenggarakannya acara ini para generasi muda Indonesia sadar dan melek akan revolusi industri keempat ini yang berpengaruh besar bagi negara Indonesia. Ia juga berharap agar para pemuda mempersiapkan lebih matang jiwa-jiwa unggul untuk menghadapi revolusi keempat ini. “Semoga ke depannya lebih banyak lagi peserta yang mengikuti lomba ini,” tambahnya (17/9).

ITH

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Tantangan dan Ancaman Energi Terbarukan
Next post Kontribusi Mahasiswa di Ajang Tingkat Asia