Read Time:6 Minute, 12 Second
Tahun baru 2019 tinggal menghitung hari. Sudah taukah Anda ada peristiwa langit apa saja tahun depan? Artikel ini akan membahas tentang fenomena yang berkaitan dengan bulan dan bintang dari puluhan peristiwa langit atau astronomi yang siap diamati di tahun 2019. Setidaknya ada enam fenomena alam menarik untuk diamati yang akan terjadi pada tahun 2019 dan pandangan Al – Quran terhadap fenomena astronomi tersebut. Penasaran kira – kira apa aja? Simak dulu info berikut ini.
1. Supermoon – 19 Februari 2019
Dilansir dari InfoAstronomy.org, supermoon atau bulan purnama perigee merupakan peristiwa yang terjadi ketika Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi dalam jalur orbitnya yang elips. Nah, tanggal berapa supermoon akan terjadi untuk tahun 2019?
Catat tanggalnya: 19 Februari 2019. Ditanggal itu bulan akan berada pada jarak sekitar 356.800 kilometer dari Bumi, jarak terdekatnya sepanjang tahun 2019. Bulan yang mencapai fase purnama tersebut akan muncul 30% lebih terang dan 14% lebih besar daripada seluruh Bula purnama yang akan terjadi di tahun 2019.
2. Gerhana
Ditahun 2018 ini, ada empat gerhana yang telah kita amati di Indonesia. Lalu, bagaimana di tahun 2019 mendatang? Nah 2019 akan menyajikan 2 gerhana untuk Indonesia, yakni sebagai berikut:
a. Gerhana Bulan Parsial 17 Juli 2019
Gerhana Bulan Parsial, atau dikenal juga sebagai gerhana Bulan sebagian, merupakan peristiwa ketika hanya sebagian wajah Bulan saja yang terhalangi oleh bayangan umbra Bumi. Di tahun 2019, kita bisa menyaksikan fenomena ini pada 17 Juli.
Gerhana Bulan ini akan berlangsung selama 5 jam 34 menit, dengan fase parsial berlangsung selama 2 jam 58 menit. Nantinya kita kan melihat sekitar 65% wajah Bulan akan masuk bayangan umbra Bumi. Gerhana ini akan bisa diamati pukul 01:34 WIB, ketika Bulan memasuki baingan penumbra Bumi. Gerhana parsial sendiri akan dimulai pukul 03:01 WIB, puncaknya terjadi pada 04:30 WIB dan akan berakhir pukul 05:59 WIB.
b. Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019
Matahari akan tampak sperti cincin sehingga dijuluki sebagai Ring of Fire pada puncak peristiwa gerhana ini. Gerhana ini akan terjadi pada 26 Desember 2019, kita bisa melihat gerhana ini yakni di pulau Sumatera dan Kalimantan. Untuk wilayah-wilayahnya yang dilalui jalur cincin adalah pulau Simeulue, Sinabang, Aceh Singkil, Sibolga, Balipungut, Tanjung Pinang, Kijang, Sungai Raya, Pemangkas Singkawang, Tanjung Selor, hingga Derawan.
Lalu bagaimanakah pandangan Al-Qur’an terhadap Bulan purnama Supermoon serta Gerhana Bulan dan Matahari? Sebagai berikut:
Tuntutan Islam ketika terjadi gerhana baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita tuntutan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana ulan, yaitu ada tujuh hal (sebagaimana dalam hadits-hadits tentang gerhana):
1. Shalat Gerhana
2. Berdo’a
3. Beristigfar
4. Bertakbir
5. Berdzikir
6. Bershadaqah
7. Memerdekakan Budak
(Lihat HR. Al-ukhari No.1040,1044,1059,2519; Muslim No.901,912,914)
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena hidup (lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat gerhana matahari dan bulan., maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga tersingkap kembali.” (HR. Al-Bukhari No.134, dan Muslim No.915)
Seperti firman Allah Swt. Dibawah ini mengenai Bulan dan Matahari :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah kalian sujud (menyembah) matahari maupun bulan, tapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya. Jika kalian memang beribadah hanya kepada-Nya.” (QS. Al-Fushshilat: 37)
Apabila telah diperkirakan dengan hisab astronomi terjadi gerhana namun terhalangi oleh langit yang mendung, maka tidak dilakukan shalat Gerhana. Atau gerhana terjadi di wilayah lain atau belahan bumi lainnya, sehingga tidak terlihat. Misalnya gerhana yang terjadi di Eropa, tidak terjadi di Indonesia, maka orang Indonesia tidak disyariatkan untuk shalat gerhana.
3. Hujan Meteor
Ada beberapa Surat Al-Qur’an dan Hadis yang menyebutkan tentang Meteor, berikut diantaranya:
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar Syaitan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk: 5)
“Sesungguhnya Aku telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Aku telah menghias langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya), Aku menjaganya dari setiap Syaitan yang terkutuk, kecuali Syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengan (dari Malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS. Al-Hijr 16-18).
“Sesungguhnya Kami telah mencoba mengetahui (rahasi) langit, maka Kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya Kami dahulu dapat menduduki beberpa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetai sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan seperti itu tentu akan menjumpai panah api yang mengintai untuk membakarnya.” (QS. Al-Jin: 8-9)
“Allah menciptakan bintang untuk 3 hal: Allah jadikan penghias langit, sebagai pelempar Syaitan, dan sebagai tanda alam untuk petunjuk arah. Maka siapa yang menggali tentang bintang, selain 3 hal tersebut, dia keliru menyia-nyiakan jatahnya, dan membebanu diri dengan sesuatu yang sama sekali dia tidak memiliki modal ilmu tentangnya.” (HR. Bukhari dalam shahihnya secara Muallaq, 4/107).
Maksud hadis diatas dengan memahami selain 3 hal tersebut adalah menggunakan memahami bintang untuk astrologi (bukan astronomi), seperti zodiak atau ramalan bintang.
Sesungguhnya Al-Qur’an bukanlah kitab astronomi, bukan pula kitab fisika. Karena itu, Anda tidak menjumpai penjelasan tentang Astronomi dan Fisika secara panjang lebar dalam Al-Qur’an. Sedangkan Al-Qur’an menjelaskan masalah Ghaib yang itu di luar jangkauan manusia.
Sebagai orang beriman, ketika hendak memahami penjelasan syariat yang bisa jadi dianggap tidak masuk akal, sikap yang harus kita kedepankan adalah pasrah dan meyakininya, meskipun dalam ilmu astronomi tidak pernah dibahas. Sebagaimana keterangan ahli astronomi, bahwa meteorid itu terjadi kapanpun, tanpa Batasan waktu yang jelas. Ini semua memberikan kesimpulan, tidak ada pertentangan, antara penjelasan ilmiah syariah dengan menurut ahli astronomi tentang meteorit yang sampai ke bumi.
Di tahun 2019 ini ada tiga hujan meteor terbaik yang bisa diamati, yaitu:
a. Hujan Meteor Perseid 13 Agustus 2019
Inilah hujan meteor terbaik setiap tahunnya, termasuk untuk tahun 2019. Dengan intensitas kemunculan meteor yang berkisar 50 – 100 meteor per jam, kita bisa menikmati puncaknya ada tanggal 13 Agustus 2019. Mengamatinya cukup mudah. Mulailah pengamatan pada tengah malam, lalu tengok arah langit timur laut untuk menemukan rasi bintang Perseus. Meteor-meteor akan tampak memancar dari rasi bintang tersebut. Pengamatan hujan meteor tidak membutuhkan teleskop, tetapi hanya perlu cuaca cerah dan kondisi langit bebas polusi cahaya.
b. Hujan Meteor Orionid 21 Oktober 2019
Mencapai puncaknya pada 21 Oktober 2019, hujan meteor Orionid termasuk dalam hujan meteor terbaik setiap tahunnya. Meteor-meteor pada hujan meteor Orionid ini berasal dari remah-remah komet Halley, dan akan mencapai intensitas 10-20 meteor per jam pada puncaknya. Bagaimana cara mengamatinya? Kenakan jaket lalu berbaringlah sambil menatap langit. Meteor – meteor akan tampak memancar dari rasi bintang Orion, rasi yang memiliki ciri khas tiga bintang sejajarnya. Pengamatan bisa dilakukan mulai tengah malam.
c. Hujan Meteor Geminid 14 Desember 2019
Dari namanya, kita bisa tahu kalau titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Gemini. Akan muncul sekitar 80 Meteor per jam pada puncaknya, 14 Desember 2019. Pengamatan paling baik mulai pukul 2 dini hari samai menjelang Matahari terbit.
Helsi Dwi Yana
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Average Rating