Prosesi acara wisudawan-wisudawati ke-111 Fakultas Adab dan Humaniora. Wisuda berlangsung di Auditorium Harun Nasution, Sabtu (23/2).
Berbekal kegigihan dan keinginannya mencapai kesuksesan, pemilik nama Sayyida berhasil
meraih predikat wisudawan terbaik Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul skripsi asyhur al-hurum menurut perspektif Al-
Quran (Studi Komperatif antara tafsir Al-Syarawi dan Sayyid Quthb tentang relevansinya
saat ini) membuatnya meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92. Gadis kelahiran Bogor
ini tidak menyangka bahwa ia akan menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ushuluddin.
Semasa kuliah, Sayyida merupakan mahasiswa yang banyak terjun ke berbagai organisasi di
kampus. Misalnya, ia aktif di beberapa Unit Kegitan Mahasiswa (UKM) diantaranya UKM
Bahasa-FLAT, Hiqma, hingga Kopma. Sedangkan di organisasi ekstra kampus, Ikatan
Remaja Masjid Fathullah serta pernah menjadi ketua organisasi di asrama putri mewarnai
kehidupannya.
Banyaknya organisasi yang ia ikuti, tak membuatnya lalai terhadap tugasnya sebagai
mahasiswa. Mengatur waktu dengan baik menjadi kuncinya meraih kesuksesan. “Pada siang
hingga sore hari saya berorganisasi, sedangkan malam hari saya fokuskan untuk belajar,”
ungkapnya, Sabtu (23/02).
Dukungan penuh kedua orang tua pun turut menghantakan kesuksesan Syayyida. Ibunya
Maryamah bahkan menceritakan sosok putrinya sebagai anak yang rajin dan patuh terhadap
orang tua dari kecil. “Sayyida anak Sholihah dia rajin belajar, rajin ibadah sunnahnya juga,
selalu nurut sama orang tua,” jelasnya, Sabtu (23/02). Maryamah selaku orang tua berharap
anaknya dapat terus meraih apa yang ia inginkan, salah satunya meraih cita-citanya menjadi
dosen.
Senada dengan Sayyida, wisudawan terbaik Fakultas Adab dan Humaniora Hanif Azhar juga
mengatur waktunya dengan baik. Ia mengaku bahwa segala sesuatu harus dipersiapkannya
dengan matang mulai dari hal kecil. “saya sadar bukan anak yang cerdas, contohnya ketika
ada presentasi atau ujian saya selalu menyiapkannya jauh- jauh hari,” ungkap Hanif.
Lelaki kelahiran Tuban ini juga banyak mengikuti organisasi kampus. Ia pernah menjabat
sebagai bendahara Himpunan Mahasiswa Tarjamah pada semester tiga, berlanjut di semester
enam ia menjadi anggota Senat Mahasiswa Universitas (SEMA-U). Kemudian pada
Organisasi ekstra kampus ia bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan
menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di Institut demokrasi dan edukasi se-Jabodetabek.
Sebagai aktivis mahasiswa tak membuatnya meninggalkan kewajibannya dalam belajar. Ia
memiliki Prinsip untuk bisa mengakomodir kegitan baru dalam rutinitas hidupnya. “kalau ada
tambahan kegitan itu bukan dengan mengurangi kegiatan yang sebelumnya, tapi bagaimana
caranya kita bisa mengakomodir kegitan baru untuk bisa masuk ke dalam rutinitas hidup
kita,” ungkapnya, Sabtu (23/02). Terbukti dengan memegang prinsipnya, Hanif dapat meraih
IPK 3,88.
DI ujung wawancara Hanif berharap para wisudawan sekarang dan yang akan datang dapat
mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari untuk masyarakat walau itu sedikit. Adapun
Sayyida berpesan kepada mahasiswa yang bergelut dalam organisasi untuk bisa mengatur
waktu dengan baik. Baginya organisasi bagus untuk penunjang skill seseorang. “Nanti dalam
dunia pekerjaan, yang dilihat itu skill bukan IPK, kalau ingin bergelut di organisasi lebih baik
harus bagi-bagi waktu dan tidak meninggalkan kuliah,” Jelas Sayyida (23/02).
Sefi Rafiani
Average Rating