Kepala Subbagian Perencanaan, Akuntansi, dan Keuangan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Lilih Solihah menegaskan, anggaran subsidi kuota internet berasal dari masing-masing fakultas. Namun, pihak yang mengelola pembagian kuota internet tersebut ialah universitas.
Sasaran subsidi kuota internet yaitu mahasiswa semester 3—7, mahasiswa yang tidak mengikuti Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR), hingga mahasiswa peserta beasiswa pun berkesempatan mendapatkannya. “Tidak ada kriteria khusus terkait penerima subsidi kuota,” tegas Lilih via telepon WhatsApp, Kamis (12/11).
Pihak kampus dan fakultas pun mengimbau mahasiswa untuk memutakhirkan nomor telepon mereka di akun Academic Information System (AIS) masing-masing. Sedangkan itu, pihak Pengabdian Pada Masyarakat mendata ulang nomor telepon peserta KKN-DR menggunakan Google Form agar pengisian kuota internet dapat tepat sasaran. Akan tetapi pada Selasa (27/10) silam, beredar data excel yang diklasifikasi berdasarkan penyedia jasa telekomunikasinya.
Data tersebut berisi berisi nama dan nomor telepon mahasiswa, lengkap dengan Nomor Induk Mahasiswa dan nominal kuota internet yang akan diterima. Banyak dari mahasiswa yang menilai bahwa hal tersebut tergolong sebagai suatu kebocoran data. Salah seorang Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Faruqturut menyayangkan kelalaian kampus atas prosedur konfirmasi yang mereka jalankan.
Faruq menambahkan, ia menjadi sangsi semenjak data excel tersebut beredar luas. Menurutnya, banyak data yang bisa disalah gunakan walaupun risiko nya mungkin tidak begitu besar. “Kami sudah lama menunggu pembagian kuota internet, tetapi sekarang jadi was-was,” ujar Faruq melalui WhatsApp, Rabu (11/11).
Padahal menurut Faruq, sistem AIS sendiri dapat kampus manfaatkan guna mendata penerima kuota secara tepat dan efektif. Imbauan untuk memutakhirkan nomor telepon di AIS menandakan bahwa sistem tersebut cukup mumpuni menjaga keabsahan dan keamanan data mahasiswa.
Menanggapi isu kebocoran data tersebut, Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Cecep Castrawijay berdalih, data tidak dianggap bocor jika nama-nama yang mendapat subsidi kuota internet nantinya sama seperti yang tertera pada data tersebut.“Tunggu saja informasi berikutnya,” ujar Cecep saat diwawancarai langsung pada Selasa (17/11).
Isu tersebarnya data excel tersebut pun kemudian diikuti isu lain seperti pertanyaan mahasiswa yang timbul terkait nominal subsidi yang berbeda-beda tiap fakultasnya. Lilih kemudian menegaskan kembali, hal tersebut memang kembali lagi ke kebijakan anggaran masing-masing fakultas.
Kuota Internet Mulai Cair
Lagi-lagi tanpa pemberitahuan sebelumnya, subsidi kuota internet mulai cair untuk beberapa penyedia jasa telekomunikasi. Seperti halnya Rizal, salah seorang mahasiswa pengguna operator Indosat, mengaku bahwa dirinya baru saja mendapat kuota internet sebanyak 15 gigabyte. “Memang, hal itu sudah keharusan bagi universitas pada masa pandemi ini untuk menyokong kegiatan perkuliahan online,” tuturnya, Jumat (20/11).
Diketahui selain Indosat, pengguna jasa telekomunikasi Tri juga sudah mendapat subsidi kuota internet yang telah lama dijanjikan. Kendati demikian, salah seorang Mahasiswa FDIK Azil masih menyayangkan sikap kampus dalam pembagian subsidi kuota internet. Menurut Azil, distribusinya kurang menyeluruh dan tanpa persiapan matang. “Masih ada mahasiswa yang masih belum mendapatsubsidi ini, saya rasa kampus kurang informatif dan agak telat perihal distribusi kuota internet ini,” imbuh Azil.
Hal tersebut dirasakan Nafisah Zahira—Mahasiswi Sistem Informasi—sebagai pengguna jasa telekomunikasi Telkomsel. Di saat beberapa temannya yang menggunakan Tri dan Indosat sudah mulai mendapat subsidi kuota internet, Nafisah masih belum mendapatkannya. “Iya, masih belum dapat,” tegasnya kepada Institut.
RS, JRA, NRPP
Average Rating