Novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi diterbitkan tahun 2017. Dalam novel populer ini, melekat erat budaya Minang yakni merantau. Bagi masyarakat minang, merantau merupakan proses interaksi masyarakat Minang dengan dunia luar. Novel Anak Rantau mengisahkan seorang anak remaja bernama Hepi yang merantau dikampung orang tanpa orang tuanya.
Kisah dalam Novel Anak Rantau bermula dari seorang remaja bernama Hepi yang merasa tersisihkan dari perhatian ayahnya, yakni Martiaz. Sang ayah dinilai terlalu sibuk dalam urusan pekerjaan hingga Hepi berulah dengan cara mengosongkan lembar jawaban ketika ujian sekolah dilaksanakan. Bukan hanya itu, Hepi kerapkali membolos dan susah untuk diatur. Hingga sampai hari pengambilan rapor tiba, Hepi dinyatakan tidak naik kelas. Lantas Martiaz pun begitu kecewa dan memilih untuk diam.
Konflik semakin memuncak ketika Hepi dititipkan ke rumah neneknya yakni, Nenek Salisah di Kampung Tanjung Durian. Pada mulanya, sang ayah mengajak Hepi berlibur ke kampung halamannya. Namun, setelah dua pekan berada di Tanjung Durian, Martiaz justru pamit pulang kepada Hepi dan telah mendaftarkan anaknya ke sekolah SMP di Tanjung Durian. Kemarahan Hepi memuncak dan menganggap ayahnya tega membuangnya di Tanjung Durian. Lantas, sang ayah menantang Hepi untuk membeli tiket menggunakan uang hasil jerih payah sendiri jika ingin pulang kembali ke Jakarta. Hepi pun menyanggupi tantangan sang ayah.
Di Tanjung Durian, Hepi memulai kehidupan barunya yang justru berbanding terbalik dengan kehidupannya di Jakarta. Tidak hanya mengenyam pendidikan formal, Hepi turut berpetualang ke hutan, berenang di sungai, mengaji di surau, hingga belajar silat bersama dua temannya, Attar dan Zen. Tak lupa dengan tantangan sang ayah, Hepi mulai berjuang mengumpulkan uang dari hasil bekerja sebagai kurir pengantar barang, mencuci piring di lapau Mak Tuo, hingga menjadi penjaga surau.
Novel Anak Rantau yang ditulis oleh Ahmad Fuadi ini membawa referensi terbaru tentang sebuah perjuangan hidup menuntut ilmu di kampung orang untuk mencapai kesuksesan. Novel ini memberikan semangat moral untuk berjuang hidup, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa. Alur yang digunakan dalam novel Anak Rantau ini yaitu alur maju. Dalam novel populer ini pun menyelipkan istilah-istilah dari bahasa Minang yang turut menambah pengetahuan pembaca akan bahasa daerah di wilayah Sumatra Barat.
Hany Fatihah Ahmad
Average Rating