Pameran Revive, Hidupkan Seni di Tengah Pandemi

Pameran Revive, Hidupkan Seni di Tengah Pandemi

Read Time:2 Minute, 20 Second

Pameran Revive, Hidupkan Seni di Tengah Pandemi

Pandemi tak lagi menjadi penghalang bagi industri seni Indonesia dalam berkreasi. Kehadirannya justru dapat dijadikan inspirasi dalam menghasilkan sebuah karya.

Maret 2021, M Bloc Space mengumumkan kolaborasinya dengan Connected Art Project (CAP) dalam mengadakan pameran bertajuk “Revive”. CAP sendiri merupakan platform yang fokus pada karya seni di Asia dan Eropa. Pameran ini diselenggarakan di Creative Hall, M Bloc Space, Jakarta Selatan. Berlangsung pada 18 Maret 2021-18 April 2021, ekshibisi ini dapat dikunjungi mulai pukul 12.00-21.00 WIB di hari kerja, sementara pukul 10-00-21.00 WIB pada akhir pekan. Peragaan ini menampilkan hasil karya dari perupa berbakat Indonesia, Monica Hapsari dan Dwi Putra Mulyono Jati. Sebanyak 25 karya seni ditampilkan dalam pagelaran ini.

Terselenggara di masa pandemi, pihak penyelenggara tetap memperhatikan protokol kesehatan mulai dari pengecekan suhu badan hingga disediakannya Hand Sanitizer pada meja tamu. Saat memasuki ruang pameran, nampak sebuah dinding yang berbalut tirai merah terpampang di tengah ruangan. Bersandar pula tiga karya Monica Hapsari pada dinding merah itu, seakan memanggil pengunjung untuk segera menghampirinya. Hasil karya Monica dihadirkan dalam bentuk instalasi, hasil karyanya diberi nama SUH, Surya dan Kechari. Sisi tengah ruangan dihiasi dengan sentuhan pasir berbentuk setengah lingkaran yang memberi kesan apik. Terdapat pula lampu-lampu yang disusun menyorot ke sisi tengah ruangan, sehingga memberi kesan ekslusif.

Saat melangkahkan kaki ke belahan kanan dan kiri pameran, terlihat 22 karya dari Dwi Putra Mulyono Jati yang berkolaborasi dengan Nawa Tunggal menghiasi sisi ruangan. Lelaki yang akrab disapa Pak Wi itu membawakan tema “One Day Old Chick” pada setiap lukisannya. Pak Wi merupakan seniman yang memiliki penyakit mental, Skizofrenia Residual. Karya seni dapat Ia manfaatkan sebagai alat komunikasi di tengah keterbatasan yang dimiliki. Hasil karya yang ditampilkan merupakan bentuk visualisasi dari memori indah masa kecil Pak Wi saat Ia membantu orang tuanya menjaga ayam-ayamnya. 

Berdasarkan keterangan kurator Revive Mona Liem, Revive memiliki makna mendalam terkait kehidupan di masa pandemi. Terpilihnya nama Revive diharapkan mampu membangkitkan kembali semangat para seniman dan pecinta seni yang sudah kehilangan ambisi di tengah pandemi. “Kita mau membangkitkan kembali, seni dapat menyambungkan dan membahasakan itu,” ujarnya melalui Zoom Meeting, Kamis (25/3). 

Mona juga menjelaskan, pihaknya bertujuan mendekatkan seni ke ranah publik yang biasanya hanya berada di tempat-tempat kesenian. Ia lanjut mengatakan, persiapan yang dibutuhkan dalam merealisasikan pameran ini tak memakan waktu yang lama, sebab pihak penyelenggara dan seniman telah memiliki kerjasama sebelumnya. “Persiapannya cukup cepat, kurang dari 1 bulan,” pungkasnya.

Hadirnya pagelaran karya seni di samping dapat memanjakan mata juga menjadi ajang yang tepat untuk berswafoto ria. Sebagaimana yang dirasakan salah satu pengunjung pameran Revive Tika. Ia menghadiri pameran ini bersama ketiga temannya, Okta, Febi dan Ratih. Alasannya tertarik mengunjungi pameran ini lantaran Revive ramai diperbincangkan di sosial media. “Lagi jadi tren di instagram, bagus juga,” katanya, Rabu (24/3).

Haya Nadhira

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Beasiswa Mandiri Fakultas Ushuluddin Previous post Beasiswa Mandiri Fakultas Ushuluddin
Usai Divaksin, Apa Kata Dosen? Next post Usai Divaksin, Apa Kata Dosen?