Pembawa Pesan Terakhir

Pembawa Pesan Terakhir

Read Time:2 Minute, 43 Second

 

Pembawa Pesan Terakhir

Beberapa orang mengabdikan diri untuk menjadi relawan ambulans atas dasar kemanusiaan. Siapa sangka dalam kegiatan relawan tersebut menyimpan segudang cerita yang memilukan.


Sebuah komunitas Relawan Resque Ambulance Emergency (RRAE) yang bertempat di Cipayung, Depok, bergerak untuk masyarakat yang hendak mengantar dan menjemput jenazah serta pasien yang kurang mampu untuk menyewa ambulans secara percuma alias gratis. Kepada Institut, Pendiri Komunitas RRAE Yandi, bercerita tentang kisah dibalik berdirinya komunitas tersebut.


Di suatu siang yang terik, Yandi sedang membawa mertua tercintanya yang tengah sakit parah untuk berobat ke rumah sakit dengan mobil pribadi milik tetangganya. Dalam perjalanannya, keadaan lalu lintas pada saat itu sedang padat merayap. Oleh karenanya Yandi menyalakan lampu hazard dan membunyikan klakson agar para pengendara membukakan jalan untuknya. “Tetapi respons dari pengendara lain malah cuek, maka dari itu Saya sudah niat dari hati ingin mendirikan suatu komunitas relawan.” tutur Yandi, Minggu (7/11). Alhasil, komunitas RRAE pun berdiri pada 15 Februari 2021 silam.


Salah satu relawan anggota RRAE, Buldan Cahyadi Alfi mengaku tertarik untuk bergabung lantaran ingin menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama. Semasa menjalani perannya sebagai relawan, ada satu kisah yang tak pernah dilupakan oleh Buldan. 


Perjuangan pertama Buldan, adalah ketika ibu hamil yang mengalami pendarahan hebat. Buldan dengan sigapnya mengantar ibu tersebut dengan ambulans ke rumah sakit. Tiga rumah sakit pun telah Ia sambangi: Rumah Sakit Polri, Rumah Sakit UKI dan Rumah Sakit Budhi Asih.


Namun sayang, sang ibu terus ditolak tiga kali berturut-turut oleh pihak rumah sakit yang bersangkutan lantaran tidak memiliki rujuk maupun kartu Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Hingga akhirnya, ibu dan bayi yang tengah dikandungnya tak tertolong nyawanya saat perjalanan menuju rumah sakit lainnya.


Pengalaman yang sering—berupa setiap pasien yang tidak tertangani atau meninggal dalam perjalanan—dialami Buldan hampir-hampir membuat dirinya menyerah. Namun suatu saat pernah ada seorang pasien yang sebelum meninggal dunia, memberikan semangat kepada Buldan. “Jangan menyerah, ya, apapun keadaannya mau dihina atau dicaci maki,” ucap Buldan meniru perkataan si pasien pada detik-detik nafas terakhirnya, Minggu (7/11).

     

Sementara itu, salah satu anggota RRAE Maulana menuturkan bahwa dirinya pernah membawa seorang pasien dari Cibubur. Pasien yang diantarnya itu sedang dalam kondisi kritis atau kode merah pekat. Pasien tersebut kemudian dilarikan ke Rumah Sakit UKI namun ditolak. Kemudian Rumah Sakit Budhi Asih juga tidak diterima. 


Hingga akhirnya Maulana memutuskan untuk memulangkan pasien kembali ke rumahnya. Si pasien yang hidup sebatang kara itu membuat Maulana berniat secara sukarela merawat Ia semaksimal mungkin. Namun Allah berkehendak lain. Di tengah perjalanan, pasien tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di mobil ambulans yang tengah dikemudi Maulana. “Saya masih tetap ada di rumah pasien karena masih harus mengurus jenazah untuk proses pemakaman,” ucap Maulana, Minggu (7/11).


Maulana juga mengatakan seorang relawan menolong dengan prinsip kemanusiaan sehingga tak berharap uang imbalan. “Kalau dari hati, sih, intinya tugas Saya sebagai relawan itu ingin menolong atas kemanusiaan dan tidak mau menerima uang imbalan,” ungkap Maulana, Minggu (7/11).


Salah satu warga Cipayung, Taufik pernah menggunakan jasa ambulans gratis ini. Ia pun sangat berterima kasih atas bantuan RRAE yang telah mengantar dirinya ke rumah sakit. “Semoga kalian diberikan pahala yang berlipat ganda dan selalu mendapat perlindungan dari-Nya. Alhamdulillah karena bantuan kalian semua Saya bisa sembuh,” ucap Taufik, Selasa (10/11).

KD, NZ

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Aba-Aba Kuliah Tatap Muka Previous post Aba-Aba Kuliah Tatap Muka
Catatan untuk Birokrasi Kampus Next post Catatan untuk Birokrasi Kampus