Derita Nyata Perubahan Iklim

Derita Nyata Perubahan Iklim

Read Time:2 Minute, 1 Second
Derita Nyata Perubahan Iklim

Keberlangsungan hidup warga Nusa Tenggara Timur terpaksa berubah karena krisis iklim. Akses pendidikan yang terbatas, gagal panen, dan kekeringan adalah sederet masalah yang muncul kemudian. 

Judul : Hope – Strive From Climate Strike

Genre : Dokumenter

Durasi : 25 menit

Sutradara : Yoris Wutun

Film Hope: Strive From Climate Strike merupakan film dokumenter berdurasi 25 menit yang berhasil memenangkan juara pertama pada University of Toronto Sustainability Film Festival (UTSFF) 2023, sehingga, film yang masuk nominasi akan diputar saat malam penghargaan 1 April 2023. Yoris Wutun adalah sutradara di balik keberhasilan film karya anak bangsa dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada UTSFF 2023, film karya Yoris Wutun ini berhasil mengungguli beberapa film dari negara lain seperti Pakistan, Nigeria, Brazil, termasuk film yang diproduksi sendiri oleh Universitas Toronto. Sebab, festival ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik terkait tujuan pembangunan berkelanjutan melalui media film.

Hope: Strive From Climate Strike merupakan film yang menceritakan situasi warga NTT setelah mengalami dampak buruk akibat banjir bandang pada 4-5 April 2021 silam. Mengisahkan warga yang bertahan hidup dengan segala keterbatasan. Akses pendidikan yang terbatas, gagal panen, dan kekeringan adalah dampak yang dirasakan warga. 

Menyampaikan pesan tiga pilar pembangunan berkelanjutan yang dikemas dengan apik melalui alur cerita. Pada poin pendidikan berkualitas, film ini menceritakan situasi pendidikan yang tidak kondusif di SDK 1 Lewotolok akibat bencana. Para siswa terpaksa pindah ke sekolah darurat yang sengaja dibangun di atas ladang milik warga.

Sedangkan untuk pilar penanganan perubahan iklim, film dokumenter ini menuturkan dampak yang ditimbulkan oleh Siklon Tropis Seroja. Warga NTT mengalami kegagalan panen akibat siklon tropis yang ekstrem. Tak hanya itu, warga NTT pun mengalami kekeringan yang menyebabkan warga terpaksa pindah dari wilayahnya. Longsor dan banjir bandang turut memperparah keadaan.

Pada pilar kemitraan untuk mencapai tujuan, film ini bercerita tentang komunitas yang bergerak di bidang pendidikan alternatif, literasi, dan lingkungan di Adonara Tengah, NTT. Namun, yang menjadi sorotan adalah dua pulau kecil di NTT yaitu Lembata dan Adonara. Karena memperlihatkan dokumentasi sisa sejak banjir bandang yang memporak-porandakan kedua pulau ini. 

Secara keseluruhan, film ini mampu memberi harapan kepada warga NTT untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Selain itu, alur yang disuguhkan berhasil membangun kesadaran publik tentang ancaman perubahan iklim bagi dunia pendidikan dan keberlangsungan hidup masyarakat. 

Namun, film dokumenter ini hanya menyajikan sulih teks dengan Bahasa Inggris. Penonton yang belum mahir berbahasa inggris akan sedikit kesulitan memahami alur cerita yang didominasi oleh wawancara narasumber.

Penulis: Shintia Rahayu Safitri

Editor: Nurul Sayyidah Hapidoh

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Kontribusi Pemuda dalam Krisis Iklim Previous post Kontribusi Pemuda dalam Krisis Iklim
Perjuangan Jurnalis Ungkap Kasus Pelecehan Seksual Next post Perjuangan Jurnalis Ungkap Kasus Pelecehan Seksual