Hitam UIN Jakarta menggelar seminar guna mengenalkan berbagai fokus tambang Indonesia. Agenda turut mengenalkan pengelolaan tambang yang lebih ramah lingkungan.
Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (Hitam) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menutup rangkaian Varva Hitam 2024 melalui National Mining Seminar. Seminar nasional bertema “Prospek Pertambangan Berkelanjutan di Indonesia” ini berlangsung di Auditorium Harun Nasution, Kamis (24/10).
Fokus materi dalam seminar ini mencangkup finansial tambang, nol emisi karbon, dan teknologi terkait bahan galian. Seminar menghadirkan narasumber ahli tambang dari beberapa organisasi dan perusahaan. Tiga di antaranya yakni Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI), Perseroan Terbatas (PT.) Adaro Indonesia, dan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi).
Ketua Umum APBI, Priyadi Sutarso menerangkan pemakaian moda transportasi ramah lingkungan guna mengurangi emisi karbon pertambangan batu bara. Ia juga menyebutkan, emisi karbon tak hanya diproduksi oleh aktivitas tambang sumber daya tak terbarui saja, tetapi hasil pengolahan nabati pun berdampak sama.
Dalam pemaparan materinya, Priyadi juga sempat mengkritik pemerintah untuk memenuhi kerja sama dalam pertambangan batu bara. Katanya, jika pemerintah tidak turun tangan mensubsidi, tambang batu bara bakal sulit berkembang. “Padahal sebenarnya pengembangan batu bara di Indonesia sudah berkembang, karena dalam Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi satu, dari 13,5% itu, di dalamnya ada dana pengembangan batu bara,” ujar Priyadi, Kamis (24/10).
Menurut Salsabila Ismail, Koordinator Acara Seminar Nasional Varva, seminar ini mengangkat banyak perspektif dari pertambangan. Tujuannya, mengenalkan pengetahuan tentang pertambangan yang benar kepada khalayak umum. “Sebenarnya tambang ini tidak terlalu berdampak (buruk) buat lingkungan, masih ada cara-cara bagaimana mengurangi emisinya, dan segala macamnya,” ungkap Salsabila, Kamis (24/10).
Dalam rangkaian seminarnya, Varva Hitam memilih tiga topik utama. Materi pengenalan teknologi pertambangan jadi yang pertama. Kemudian, Varva Hitam mengangkat isu nol emisi karbon dan menerangkan pemahaman tentang tata kelola finansial pertambangan.
Saat acara berlangsung, panitia seminar juga memberi himbauan terkait keselamatan peserta di dalam Auditorium Harun Nasution. Menurut Salsabila, fasilitas keselamatan peserta seminar merupakan perwujudan nilai keamanan yang jadi prioritas dalam pertambangan. “Kita selalu mengedepankan safety, maka dari itu kenapa kita concern kalau misalnya ada kejadian yang tak terduga, sekiranya ada gempa ataupun segala macamnya,” jelasnya.
Salah satu peserta rangkaian Varva Hitam 2024 dari Universitas Hasanuddin, Fredho Imanuel Simamora mengatakan, awalnya ia mengikuti rangkaian acara Varva Hitam hanya untuk menambah portofolio saja. Tetapi, pada akhirnya ia berhasil memenangkan kompetisi mining bersama kedua kerabatnya.
Ia berharap, hasil penelitian yang membawa timnya pada keberhasilan tersebut dapat membangun motivasi bagi mahasiswa di kampusnya. “Kami rasa akan bermanfaat sekali bagi internal kami. khususnya junior-junior kami. Mungkin bisa dimanfaatkan jadi referensi atau sebagai motivasi,” tukas Fredho, Kamis (24/10).
Muhammad Ammar Nawwar Ali, Ketua Pelaksana Varva Hitam 2024 berharap acara tersebut bisa menembus kancah internasional di tahun-tahun berikutnya. Selain itu, ia juga berharap Varva Hitam selanjutnya dapat menyediakan pelatihan terbuka untuk umum, tidak hanya untuk internal saja. “Biar UIN sama prodi kita lebih dikenal secara internasional,” pungkas Ammar, Kamis (24/10).
Reporter: Inda Bahriyuhani
Editor: Shaumi Diah Chairani
0
0
