Untuk mendukung program Green Campus, UIN Jakarta mengalihkan lahan parkir ke Lapangan Triguna. Hal ini picu berbagai respon dari mahasiswa.
Lahan parkir Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sebelumnya berada di dalam kampus, mulai dialihkan ke Lapangan Triguna sejak Senin (9/12). Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong konsep Green Campus di UIN Jakarta. Namun, upaya ini memicu beragam respon dari kalangan mahasiswa.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Jurnalistik, Ananda Rahmat Hidayat menjelaskan, peralihan ini memang perlu dilakukan. Sebab, kondisi parkir di lingkungan kampus terlihat tidak kondusif. “Untuk sekelas perguruan tinggi masih seperti itu, saya rasa sudah tidak cocok sebenarnya,” jelas Ananda, Rabu (18/12).
Ananda juga menambahkan, seharusnya pihak kampus mempertimbangkan jam operasional akses parkir di Lapangan Triguna. Lantaran, sudah banyak mahasiswa yang datang pada pukul 07.00 WIB, sedangkan kawasan parkir dibuka pukul 07.30 WIB. “Seharusnya kampus ada riset untuk hal seperti ini, agar tidak menimbulkan masalah,” tambah Ananda.
Selanjutnya, Ananda menyampaikan, pihak kampus harus menggencarkan ketertiban parkir di dalam kampus, karena masih banyak kendaraan yang menutupi dan mengganggu jalan. “Saya berharap agar kampus dapat selalu mengarahkan, supaya lingkungan kampus lebih kondusif lagi,” katanya.
Berbeda dengan Ananda, mahasiswa Prodi Matematika, Muhammad Abid Wijiyanto berpendapat bahwa kebijakan ini terasa tidak adil. Sebab, pada surat edaran pertama menyebutkan peralihan lahan parkir berlaku untuk seluruh pihak tanpa terkecuali. Namun, pada edaran selanjutnya tertera pengecualian untuk dosen, tenaga kependidikan, kendaraan listrik, dan tamu. “Menurut saya kurang adil saja, karena mahasiswa merasa terpojokkan dengan adanya pengecualian ini,” ucap Abid, Kamis (19/12).
Lalu, ia meragukan keamanan parkir kendaraan di Lapangan Triguna. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, banyak mahasiswa yang menjadi korban pencurian helm. “Apakah di Lapangan Triguna akan terjamin keamanannya? Apakah pihak UIN Jakarta bisa bertanggung jawab jika ada kehilangan atau kerusakan barang di sana?” tanya Abid.
Abid pun mengungkapkan, jam operasional Bis Listrik (Bilis) yang menjadi angkutan mahasiswa di dalam kampus dapat diterapkan lebih awal. “Karena banyak mahasiswa yang sudah memulai kelas pada pukul 07.30 WIB, sedangkan Bilis baru beroperasional pada jam tersebut. Seharusnya bisa dimajukan lagi untuk jam operasional Bilis ini,” ungkapnya.
Abid melanjutkan, tiga Bilis yang sudah ada pun tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa sehingga perlu ditambahkan lagi. “Kalau perlu di setiap fakultas diberikan satu atau dua Bilis, agar lebih adil. Karena saat sampai di fakultas saya yaitu Fakultas Sains dan Teknologi Bilis itu sudah penuh biasanya,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Tata Usaha dan Rumah Tangga UIN Jakarta, Abdul Halim Mahmudi mengungkapkan, peralihan lahan parkir merupakan salah satu bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh rektor untuk mewujudkan kampus yang nyaman. Kebijakan ini juga menjadi pendukung program UI GreenMetric, salah satu program yang berbasis pada komitmen pengelolaan lingkungan hidup kampus.
Halim melanjutkan, UI GreenMetric memang menjadi standar kampus yang menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. “Artinya berkesinambungan dan mendukung program-program internasional dan dunia, juga program negara terkait dengan bagaimana cara kita menjaga lingkungan,” ungkap Halim, Selasa (17/12).
Kapasitas Bilis yang terbatas, menurut Halim, banyak mahasiswa yang Fear of Missing Out (FOMO) untuk membuat konten di media sosial sehingga tidak mau turun dari Bilis. “Jadi, saya sudah minta ke pengemudi setiap sudah sampai pintu keluar, mahasiswa ini disuruh untuk turun semua, agar mahasiswa yang lain dapat menaikinya,” tegasnya.
Halim melanjutkan, jumlah Bilis dapat ditambahkan supaya bisa sesuai dengan jumlah mahasiswa. “Jika jumlah Bilih sudah sesuai, kedepannya rute Bilis akan dibuat dua arah, supaya mahasiswa bisa menaiki dari arah mana saja,” tutur Halim.
Halim berharap, kedepannya lingkungan kampus bisa steril dari kendaraan dan dapat memperindah lingkungan. “Supaya lingkungan kampus bisa lebih indah dan nyaman lagi kedepannya,” pungkasnya.
Reporter: NF
Editor: Rizka Id’ha Nuraini