Wayang golek khas Cirebon dan Indramayu berjajar di ruangan Galeri Bentara Budaya dalam pameran bertajuk “Budaya Wangsa Cerbon-Dermayu” Rabu (19/6) |
Rangkaian mimik wajah dan karakter terpampang rapi di dinding ruangan Galeri Bentara Budaya Jakarta (BBJ). Ekspresinya beragam dengan warna yang bervariasi. Setiap ekspresi melambangkan simbol perasaan dan karakter manusia sebagai mahkluk fana. Topeng-topeng itu amat kuat, dengan bahan dasar kayu jaran makin menjadikan topeng itu terlihat etnik dan klasik.
Misalnya topeng Panji, topeng yang berwarna putih dengan mata sipit serta pandangan merunduk menunjukan kesopanan. Raut wajahnnya terkesan seperti seorang yang alim. Senyumnya yang lebar menambah keangunan topeng Panji. Biasanya topeng ini digunakan untuk tarian adat dengan karakter lemah lembut, jujur dan sabar. Topeng Panji dikenal memiliki simbol kesucian manusia yang baru lahir.
Selain topeng Panji, ada juga Topeng Dewi Kencana Wungu. Topeng ini menunjukkan wajah seorang gadis yang dahi, pipi, dan ujung kelopak matanya penuh dengan hiasan tanpa guratan. Senyumnya yang lebar dengan goresan gincu merah makin membuat wajahnya terlihat muda. Topeng berwarna putih itu biasa berperan sebagai kembang desa dalam sebuah tarian tradisional Cirebon.
Ada pula topeng Minak Jingga. Topeng berwajah laki-laki biasa digunakan dalam kegiatan karnaval atau festival di desa-desa. Topeng bercat merah ini mewakili sifat beringas, temperamental dan tidak sabaran. Ijuk yang digunakan sebagai kumis menambah kesan garang
Itulah salah satu tradisi Cirebon dan Indramayu yang masih ada sampai sekarang. Cirebon dan Indramayu yang selama ini dikenal sebagai daerah penghasil udang dan mangga, ternyata menyimpan potensi seni dan budaya yang luar biasa. Namun sayang, tak banyak masyarakat yang mengetahui itu.
Atas dasar itu, Direktur Eksekutif Bentara Budaya, Hariadi Sapto menggelar pameran Budaya Wangsa Cerbon-Dermayu yang berlangsung pada 13-23 Juni 2013. Ekspos kebudayaan Cirebon dan Indramayu tak sebatas pada topeng saja, lembaran kain batik khas budaya Jawa-Sunda juga turut dipamerkan.
Kain batik tulis yang menjulur sepanjang sembilan meter di dinding galeri BBJ itu mampu menarik perhatian pengunjung. Batik dengan motif khas Jawa yang menampilkan kisah pewayangan terlihat indah dengan warna merah dan orange. Tak heran jika Museum Rekor Indonesia mencatatnya sebagai batik terpanjang di Indonesia.
Tak mau kalah dengan topeng dan kain batik, rangkaian wayang juga meramaikan pameran Budaya Wangsa Cerbon-Dermayu. Puluhan wayang berjajar rapi menyiratkan kombinasi budaya Jawa-Sunda dari ornamen riasannya.
Di sudut lain ruangan Galeri BBJ, nampak Wilda Yurnelis, salah satu pengunjung yang memiliki darah keturunan Cirebon memusatkan perhatiannya pada deretan wayang golek. “Kesenian seperti ini yang seharusnya kita lestarikan bersama. Kesenian asli Indonesia,” tuturnya sembari memainkan tangan salah satu wayang, Rabu (19/6).
Setelah menelusuri ragam karya seni dan budaya Cirebon dan Indramayu, mayarakat yang tertarik ingin memiliki benda-benda seni tersebut dapat membeli langsung di tempat yang telah disediakan. Dengan membeli karya seni itu, masyarajat ikut berkontribusi melestarikan kesenian lokal dan meningkatkan taraf ekonomi para pengrajinnya. (Nur Azizah)
Average Rating