Nilai dan Ijazah Tak Tentukan Kualitas

Read Time:3 Minute, 3 Second
Duduk di bangku kuliah merupakan momen yang sangat berharga untuk belajar dan memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan. Masa kuliah idealnya digunakan untuk meningkatkan kualitas diri dengan cara menambah pengetahuan, wawasan, serta kemampuan yang ada dalam diri mahasiswa. Tidak cukup sebatas memprioritaskan nilai tanpa diimbangi dengan kemampuan yang dimiliki.
Untuk bisa mengetahui apakah nilai dan ijazah bisa menentukan kualitas mahasiswa, Reporter INSTITUT, Winda Alfiani, mewawancarai Dosen Tetap Program Studi (Prodi) Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta, Rusydy Zakaria, Selasa (10/12). Berikut petikan wawancaranya. 

Menurut Anda, apakah nilai dan ijazah bisa menjadi patokan dalam menentukan kualitas mahasiswa?
Secara umum bisa, akan tetapi tidak menjamin 100%. Idealnya nilai dan ijazah itu dapat mencerminkan kualitas seseorang, akan tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan keadaan saat ini. Nilai itu tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui proses panjang. Hal tersebut dapat terlihat, apakah terjadi sinkronisasi antara nilai dan proses? Terkadang kebiasaan mahasiswa kita ini sulit untuk diubah, menambah pengetahuan hanya di saat-saat akan diadakan ujian. Dengan begitu dari sisi mana nilai tersebut dapat mencerminkan kualitas mahasiswa?
Lantas, apa yang menyebabkan nilai serta ijazah tersebut tidak bisa mencerminkan kualitas mahasiswa?

Banyak faktor, salah satunya adalah kurangnya semangat serta motivasi belajar dari mahasiswa itu sendiri. Tidak punya planning yang baik dan tidak memiliki visi belajar yang kuat. Selain itu, faktor yang berasal dari dosen juga sangat berpengaruh, baik itu dalam metode pembelajarannya ataupun kuranngnya kenyamanan yang diciptakan dosen tersebut dalam proses pembelajaran. Sehingga muncul nilai dan ijazah tersebut tidak sesuai dengan kemampuan riil.
Jika dilihat ke depannya,  apakah bisa dimungkinkan suatu saat nanti nilai dan ijazah bisa dijadikan patokan pengukur kualitas mahasiswa?
Tidak cukup, tapi harus diuji juga dengan kemampuan riilnya. Mahasiswa dituntut untuk bisa mengaplikasikan pengetahuan yang ia dapat. Jadi, kedepannya pun sama, nilai dan ijazah tidak bisa dijadikan patokan dalam menentukan kualitas mahasiswa. Nilai itu hanya merupakan ukuran standar, akan tetapi untuk bisa menjadikan nilai tersebut berarti, maka dibuktikan dengan mengaktualisasikan nilai tadi. Nilai hanya sebuah angka, tapi yang harusnya dilihat apa makna dari angka yang terdapat pada nilai tersebut.
Lalu, apabila nilai dan ijazah tidak bisa mencerminkan kualitas mahasiswa, lantas apa yang seharusnya bisa menjadi cerminan kualitas mahasiswa itu sendiri?
Bisa dilihat dari kemampuan mengaktualisasikan pengetahuan itu. Hal tersebut dapat juga dijadikan modal untuk menjelaskan persoalan-persoalan yang akan ditemukan dalam kehidupannya nanti. Untuk itu, mahasiswa harus mempunyai wawasan luas, sebab jika ia tidak memiliki wawasan, maka ia tidak akan memiliki kemampuan untuk merumuskan solusi-solusi dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mulailah dengan banyak membaca, berdiskusi, dan menulis serta mempresentasikannya. Mencari referensi-referensi yang utama, karena dengan begitu ide serta konsep dasar akan bisa ditangkap secara utuh. Hindari juga kegiatan plagiat.
Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan mahasiswa yang orientasinya hanya sebatas mengejar nilai saja?
Jika ada mahasiswa yang seperti itu, dikhawatirkan ia akan kecewa di kemudian hari. Mungkin saat ini kemampuan  belum dirasa begitu penting, akan tetapi di saat ia mulai masuk dalam dunia kerja, yang dibutuhkan ialah kemampuan yang ada pada dirinya, bukan hanya selembar kertas yang berisi nilai-nilai.
Lantas, idealnya mahasiswa yang diharapkan itu seperti apa?
Idealnya, mahasiswa itu harus mempunyai wawasan yang luas, kaya pengetahuan, juga mempunyai kemampuan mengembangkan, mengaktualkan, serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut. Memiliki metodologi berpikir, ia harus berpikir objektif, berpikir logis, berpikir sistematis serta berpikir argumentatif. Ini yang kita butuhkan dari mahasiswa kedepannya. Hal tersebut harus didukung dengan tradisi ilmiah seperti diskusi.
Apa pesan Anda untuk semua mahasiwa yang selama ini masih menjadikan nilai dan ijazah sebagai target utama dalam pencapaian orientasinya?
Pesan saya, nilai boleh dikejar, tetapi buktikan juga dengan kemampuan dan tunjukan bahwa makna nilai itu ada, kongkrit pada dirinya. Ijazah penting, akan tetapi itu tidak akan menjamin mahasiswa sukses.

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Pameran Agama Bukan Ajang Penyesatan
Next post Etos Kerja dan Konsitensi Sineas Muda Masih Kurang