Waspadai Anak dari Rokok dan Pelaku Pedofilia

Read Time:3 Minute, 46 Second
Guna  memperingati  hari  anti  tembakau  sedunia, Komunitas  Center  for  Indonesian  Medical  Students  Activities (CIMSA)  menggelar  acara  Tobbacco’s  Campaign  Education  Health-Protect  Our  Child (Teh  Pochi) di  Kandank  Jurank  Doank, Minggu (15/6). Acara  berupa  teater  sederhana  dan  sejumlah  permainan  tersebut  ditujukan  untuk  anak-anak  berusia  5-13  tahun  agar  memperoleh  edukasi  tentang  bahaya  rokok  dan  pedofilia.

Pada  teater  sederhana  yang  diperankan  oleh  sejumlah  mahasiswa  Program  Studi  Pendidikan  Dokter (PSPD), tersirat  pesan  bahwa  rokok  merupakan  benda  yang  berbahaya. Rokok   harus  dijauhi  karena  mengandung  racun  tikus, bahan  peledak, dan  ribuan  bahan  kimia  berbahaya  lainnya. Rokok  juga  menyebabkan  berbagai  macam  penyakit, seperti  penyakit – penyakit  pada  saluran  pernafasan, jantung, bahkan  kanker  yang  menyebabkan  kematian.

Menurut  panitia  acara  Teh  Pochi, Fiizdha  Baqarizkhi, anak-anak  patut  diberi  pengetahuan  mengenai  bahaya  rokok. Pasalnya, orang  dewasa  lebih  sulit  dihentikan  untuk  merokok. “Anak-anak  masih  dalam  masa  belajar, tumbuh, dan  berkembang. Kami  lebih  mudah  memberikan  pelajaran  kepada  mereka  tentang  bahaya  rokok  untuk  kesehatan,” jelas  mahasiswa  semester  4  itu, Minggu (15/6).

Selain  berbagi  ilmu  tentang  rokok, CIMSA  juga  menyampaikan  sejumlah  informasi  mengenai  tindakan  kekerasan  seksual  kepada  anak-anak pada  acara  tersebut. Panitia  Teh  Pochi, Fajar  Muzzamil  menuturkan, materi  tersebut  penting  karena  saat  ini  kekerasan  seksual  pedofilia  sedang  marak  di  masyarakat.

“Kami  bermain  teater  kecil  yang  menginformasikan  tentang  tanda-tanda  pelaku  pedofilia  yang  harus  dijauhi. Anak-anak  harus  tahu  bahwa  pelaku  pedofilia  bukan  hanya  dari  orang  yang  baru  di  kenal, tetapi  juga  bisa  dari  orang-orang  terdekat  mereka,” papar  mahasiswa  Fakultas  Kedokteran  dan  Ilmu  Kesehatan (FKIK) itu.

Pada  teater  tersebut, CIMSA  mengajarkan  anak-anak  tentang  beberapa  bagian  tubuh  yang  tidak  boleh  disentuh  orang  lain  selain  orang  tua, kakak, adik,  dan  dokter  yang  hendak  memeriksa  kesehatan. Bagian  tubuh tersebut  ialah  mulut, dada, selangkangan, dan  pantat. Jika  pelaku  sudah  memegang  bagian  tubuh  tersebut, anak-anak  diajarkan  untuk  menolak, kemudian  menjauhi  pelaku  dan  melaporkan  kepada  orang  tua.

Acara  tersebut  ditutup  dengan  pembagian  masker  dan  peluit  kepada  anak-anak  yang  menghadiri  acara  tersebut. “Masker  berguna  untuk  mencegah  anak-anak  menghirup  asap  rokok  dan  peluit  berfungsi  sebagai  alat  untuk  meminta  pertolongan  jika  pelaku  pedofilia  memulai  tindakan  yang  tidak  senonoh,” jelas  Fajar.

Manajemen  Kandank  Jurank  Doank, Indah  Nirmala  Sari  mengatakan, pelajaran  berupa  bahaya  rokok  dan  pedofilia  sangat  membantu  untuk  perkembangan  anak-anak  ke  arah  yang  lebih  baik. “Apalagi  untuk  kasus  pedofilia. Susah  untuk  menjelaskan  kepada  anak-anak  karena  bahasanya  yang  terkesan  vulgar  dan  sulit  untuk  dipahami. Untungnya, penyampaian  tentang  bahaya  pedofilia  dengan  cara  bermain  teater  mampu  memberi  pelajaran  yang  sangat  baik  dan  dapat  diterima  oleh  anak-anak,” paparnya  dengan  nada  puas, Minggu (15/6).

(Gita  Juniarti)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Media Online Islam Melupakan Keberagaman
Next post PSM Kenalkan Kemegahan Nusantara Lewat Lagu