Pendidikan bagi ‘Si Malang’

Read Time:1 Minute, 59 Second
Keprihatinan terhadap jumlah anak jalanan di Bogor yang terus meningkat menjadi pemicu Indah Khoiriyah dan Aulia Rizqi Nur Abidi untuk berbagi ilmu pada anak-anak malang itu. Keinginan mengubah mindset anak jalanan soal pentingnya pendidikan mengiringi niat mereka.

Lama mengenyam pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Indah dan alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB), Aulia, berniat membangun Rumah Merah Putih (RMP). Komunitas yang membantu kebutuhan  anak-anak jalanan khususnya di bidang pendidikan. Saat ini, RMP menjalani rutinitasnya di Aula Pasar Warung Jambu, Bogor dan Kampung Ciheuleut, Pakuan Bogor.

Mendirikan RMP bagi dua dara asal kota hujan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena  tak banyak di antara anak-anak jalanan memiliki niat belajar. Jangankan belajar, untuk sekadar berkumpul pun sulit. Sampai akhirnya Indah dan Aulia aktif mengikuti rutinitas keseharian mereka—mengamen dan mengumpulkan sampah—sebagai upaya pendekatan keduanya.

Tak ingin usahanya sia-sia, Indah dan Aulia pun mengutarakan niat mereka mendirikan komunitas belajar bagi anak-anak jalanan kepada Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kota Bogor. Niat itu pun disambut baik oleh petugas dinas sosial. Tepatnya pada awal Desember 2012 RMP berdiri.

Setelah RMP berdiri dan memiliki tempat, Indah dan Aulia membagi kegiatan RMP menjadi kegiatan rutin dan non rutin. Kegiatan belajar mengajar bagi anak jalanan dan marginal di Kota Bogor menjadi rutinitas RMP tiap Sabtu dan Minggu.

Tak hanya materi formal, RMP juga mengadakan kegiatan belajar dengan materi non formal. Materi ini dikhususkan pada pengembangan kemampuan seperti olahraga, kesenian, sains, dan lain-lain. Pengembangan skill ini ditujukan untuk menggali potensi anak sesuai dengan bakat masing-masing.

Sementara kegiatan non rutin RMP di antaranya mengadakan program Jalanan Berbagi  yang diadakan tiap bulan Ramadhan. Program ini mengajak anak-anak jalanan binaan RMP berbuka puasa bersama dan berkunjung ke panti-panti sosial. “Kegiatan ini ditujukan untuk mengasah empati anak dan memberikan pembelajaran bahwa memberi lebih baik daripada menerima,” kata Indah, Minggu (19/4).

Sejak awal berdirinya, pada 22 Desember 2012, RMP terus melebarkan sayapnya. Terbukti, hingga kini, tercatat sebanyak 40 orang tergabung menjadi bagian RMP. Jumlah pengurus tetap RMP terdiri dari 10 orang, sedangkan jumlah volunter pengajar lepas terdiri dari 30 orang.


Soal komunitas, sebagai founder, Indah memberi keleluasaan bagi siapa saja yang ingin bergabung menjadi bagian RMP. “Mudah, hanya perlu berkomitmen dan memiliki passion di bidang sosial dan anak-anak serta mengikuti program magang yang kami adakan,” ujar alumnus UIN Jakarta ini bersemangat.


Arini Nurfadilah

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Perspektif Perempuan di Mata Hamka
Next post Cermin Kebudayaan Jawa