Menyikapi perkembangan pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) di beberapa tempat, kita patut bersyukur. Kita tidak bisa mengabaikan perjuangan Azyumardi Azra sebagai salah satu arsitek penting dalam proyek perubahan IAIN ke UIN. Azra mengatakan bahwa perubahan perlu dilakukan agar lulusannya bisa berperan secara optimal dalam dunia akademik, birokrasi dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Lulusan UIN diharapkan dapat merespons perkembangan IPTEK, ilmu sosial, politik, filsafat, kedokteran dan perubahan masyarakat yang semakin kompleks.
Kepeloporan pendidikan Islam saat ini tidak lepas dari pemikiran Nurcholish Madjid, bahwa di pesantren pun akan tumbuh menjadi kampus-kampus yang memelajari bidang ilmu agama dan umum. Nurcholish Madjid dalam buku Bilik-Bilik Pesantren mengemukakan bahwa peranan dan di mana letak sebenarnya sistem pendidikan pesantren dalam masyarakat Indonesia yang merdeka untuk masa depan bangsa.
Cak Nur memberikan analogi sebuah pesantren di Indonesia ambil sebagai misal Tebuireng dengan sebuah kelanjutan pesantren di Amerika Serikat yang didirikan oleh pendeta Harvard di dekat Boston. Tebuireng menghasilkan apa yang bisa dilihat oleh rakyat Indonesia sekarang ini dan pesantrennya pendeta Harvard itu telah tumbuh menjadi sebuah universitas vang paling prestigious di Amerika.
Keluwesan Islam juga tidak bisa diabaikan peran pemikiran Harun Nasution juga dikenal sebagai tokoh yang berpikiran terbuka. Ketika ramai dibicarakan tentang hubungan antar agama pada tahun 1975, Harun Nasution dikenal sebagai tokoh yang berpikiran luwes lalu mengusulkan pembentukan wadah musyawarah antar agama, yang bertujuan untuk menghilangkan rasa saling curiga. Basis pemikiran intelektual Islam dengan buku yang terkenal dengan Islam dari berbagai aspeknya ini.
Saat ini hampir secara pasti sekolah dan kampus Islam sudah memegang kepeloporan dalam pengembangan ilmu pengetahuan modern dan gagasan-gagasan mutakhir. Pesantren dan kampus Islam seperti UIN, atau kampus yang berdiri di pesantren saat ini sudah banyak mengalami kemajuan.
Kampus di pesantren telah melahirkan beberapa ahli di bidang ekonomi Islam, maupun para aktivis kemanusiaan, dan pejabat publik. Maka benar apa yang dikatakan Nurcholish Madjid bahwa universitas harus bisa menghasilkan orang-orang besar yang menduduki kekuasaan tertinggi untuk memberikan warna dan kebijakan yang baik bagi bangsa dan negara.
Dikaitkan dengan konsep Islam Kosmopolitan yang diperkenalkan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam buku Islam Kosmopolitan: Nilai-Nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan. Salah satu titik tekan dalam konsep Kosmopolitan dalam pendidikan Islam harus mampu mengembangkan watak dinamis bagi dirinya, di antaranya dengan mampu menjadikan dirinya penunjang perkembangan pendidikan nasional di dalam pembangunan.
Pendidikan Islam menitikberatkan perhatiannya juga kepada soal-soal duniawi yang menggeluti kehidupan bangsa kita dewasa ini, dan memberikan pemecahan bagi persoalan-persoalan hidup aktual yang dihadapi di masa kini.
Dan tak salah jika saya mengutip salah satu pemikir politik Islam Fachry Ali yang melalui keberanian dan kejujurannya membawa tradisi berpikir masyarakat Islam yang kosmopolitan dan membawa serta menganalisa berbagai gejala dan peristiwa politik di saat sistem politik sedang berada dalam tahap pemantapannya. Pada posisi ini, Fachry Ali menunjukan kemampuan intelektualnya dalam menganalisa sosial politik yang terjadi di Indonesia.
Dalam konteks yang lebih spesifik, hubungan yang mulai integratif ini setidaknya ditunjukan oleh landasan teologis politik Islam; tujuan politik Islam; dan pendekatan politik Islam yang sudah diformat. Basis perjuangannya tidak hanya diperioritaskan pada parlemen sebagai panggung artikulasi, tetapi mulai diperluas ke seluruh ranah kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.
Konsep Islam kosmopolitan, pembaruan Islam, dan pemikiran politik Islam ini dapat menjadi inspirasi kalangan pendidik di Indonesia dan banyak pihak untuk memahami Islam sebagai pedoman mensikapi keragaman. Kebangkitan Islam di Indonesia akan lebih dapat diterima dengan posisinya kontekstual dalam merespon perkembangan zaman dan dunia. Islam dan dunia pendidikan di Indonesia merambah di segala aspek keilmuan, seperti halnya perkembangan UIN yang mengajarkan berbagai disiplin Ilmu. Islam yang mencakup segala aspek kehidupan manusia dan memberikan manfaat dan rahmat bagi alam semesta.
Average Rating