Tukar Pikiran Lewat Kopi

Read Time:2 Minute, 52 Second

Belajar tak selamanya harus di dalam kelas. Sambil nongkrong dan minum kopi  pun bisa jadi ajang tukar pikiran dan wawasan.


Sudah menjadi aktivitas wajib bagi banyak mahasiswaUniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakartauntuk nongkrong sambil minum kopi di Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan di sekitaran Student Center (SC). Bukan hanya nongkrong,mahasiswa-mahasiswa tersebut biasanya berkumpul membentuk setengah lingkaran sambil berdiskusi ringan ataupun menunggu jam kuliah selanjutnya.

Kondisi tersebut dirasakan salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Muhammad Fajri Nova Riezky. Iamengungkapkan, tradisi nongkrongsambil minum kopi memang menjadi kegiatan yang menyenangkan di sela-sela waktu istirahat kuliah.Selain nongkrong, berkumpul dengan teman jugamenjadi ajang tukar pikiran dan wawasan.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam semester 4 ini juga menambahkan, dia dan teman-temannya biasa memilih tempat minum kopi di sekitaran RTH. Hal itu ia pilihagar bisa mengopi sambil merokok. “Kalau ngopi di RTH bisa sambil merokok. Jadi kami  tidak kena marah dan bisa menghormati peraturan di Fakultas juga,”  paparnya, Rabu (4/5).

Akan tetapi, Fajri menyayangkan penutupanKoperasi FITK yang menyebabkan mereka harus berjalan lebih jauhsaat membeli kopi dan jajanan lainnya. Selain itu, ia pun mengeluhkan pembelian kopi di Koperasi Mahasiswa yang ramai dan rumitlantaran harusmembeli kupon terlebih dahulu.

Sama halnya dengan  Fajri, mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora,Muhammad Zalfa kerap nongkrongdi pelantaran gedung SC. Iamengungkapkan, dirinya memang hobi nongkrongsambil ditemani segelas kopi hangat. Bagi mahasiswa semester 4 ini, dengan nongkrongia bisa melahirkan banyak pemikran baru dan solusi-solusi masalah seputar perkuliahan.

Zalfa sapaan akrabnya, menuturkan dirinya dulu lebih sering nongkrongdisekitar lobi fakultasnya. Namun, sejak adanya larangan merokok di fakultas,ia lebih memilih untuk nongkrong di sekitaran SC. “Banyak enaknya ngopidi pelantaran SC. Gue bisangopi sekaligus mendapatkan sinyalwifiyang lebih  kencang daripada di fakultas dan tentunya bisa sambil merokok,” jelasnya Rabu (4/5).

LainZalfa lain pula Rizki Haman, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum ini lebih banyak menghabiskan secangkir kopinya di RTH belakang FSH. Menurutnya meminum kopi di RTH menjadi kesenangan tersendiri. “Apalagi kalau lagi nunggu jam kuliah selanjutnya paling enak duduk sambil minum kopi untuk beristirahat,” katanya Rabu (4/6).

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum semester 2 ini  juga mengungkapkan, dirinya  sedikit miris karena banyak gelas-gelas sisa kopi tidak langsung dibuang ketempat sampah. “Padahal RTH kan enak kalau bersih. Di sini malah banyak gelas kopi yang tidak dibereskan dan membuat kotor RTH,” keluhnya.

Meski ada beberapa mahasiswa yang gemar mengopi di lingkungan RTH dan sekitaran SC, tetapi masih sedikit mahasiswa yang sadar untuk membereskan sampahnya. Hal tersebut menyebabkan banyak gelas dan tumpuhan kopi yang tidak dibiarkan begitu saja.

salah seorang Petugas Kebersihan di area SC, Mutia Sari Dewi menceritakan, dirinya harus membersihkan sampah di tiap sudut tempat nongkrong pada sore hari.Beberapa kali juga ia harus mengelap tumpahan kopi-kopi di lantai SC. “Seharusnya mahasiswa bisa tangungjawab kalau abis makan ataupun minum kopi,” ujarnya, Selasa (3/5).

Menyikapi mahasiwa nongkrong sambil meminum kopi di  RTH dan sekitaran SC yang berada di area UIN Jakarta, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan, Yusron Razak  menjelaskan hal itu terjadi karena keterbatasan  ruang berdiskusi dan tempat beristirahat bagi mahasiswa setelah selesai kuliah atau menunggu jam kuliah selanjutnya.

Yusron menambahkan, untuk penggunaaan RTH, SC dan tempat umum di area kampus  lainnya sebagai tempat nongkrongmahasiswa dapat dimaklumi sejauh tidak merusak lingkungan dan dapat memelihara ketertiban dan kebersihan. “Kalau perlu dibentuk tim khusus dari mahasiswa sebagai volunteer ketertiban kampus dan lingkungan,” jelasnya, Jumat (6/5).

Lia Esdwi Yani

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Tuntutan Tak Berujung di Hari Buruh
Next post Aksi Nyata Meningkatkan Pembaca Buku