Kekurangan Tak Halangi Gapai Prestasi

Read Time:2 Minute, 57 Second
Merasa lelah,jenuh dan kecewa merupakan hal yang biasa. Membarui dan percaya pada diri sendiri, merupakan motto bagi Ahmad Hamdani.

Yakin dengan segala usaha dan tak pernah berhenti bersyukur, membuat Ahmad Hamdani menjadi mahasiswa yang memiliki segudang prestasi. Tak hanya LKTI,  mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga pernah menjuarai lomba pidato dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional.
Sebelumnya, Hamdani tak pernah menyadari kemampuannya dalam menulis. Ketika masih di bangku sekolah, laki-laki kelahiran satu sering mengikuti perlombaan seperti olimpiade matematika dan sains, namun belum sampai dunia tulis menulis. Dari pertemuannya dengan sesama penerima Bidikmisi yang pernah mengikuti Lomba Karya Tulis Sejarah (LKTS), Hamdani berniat untuk mengikuti lomba yang serupa. Sebelum, mengikuti LKTS tingkat nasional, laki-laki asli daerah Serang ini mencoba peruntungannya dengan mengikuti lomba yang diadakan oleh Forum Mahasiswa Bidikmisi (Formabi). “Ada lomba nulis esai untuk anak Bidikmisi se-UIN Jakarta, jadi saya coba aja. Allhamdulillah, dapat juara pertama,” katanya, Selasa (3/5).
Menjadi yang terbaik se-UIN Jakarta, tak lekas membuatnya berpuas hati. Hamdani kembali mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional yang diadakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Negara (BKKBN).Bertemakan Lomba Kepenulisan Kreatif Kependudukan BKKBN, Hamdani berhasil meraih juara tiga dengan menyisihkan puluhan peserta dari beberapa kampus di Indonesia.
Berkat kemenangannya tersebut, Hamdani mendapat pengalaman berkesan yaitu diundang Presiden Susilo Bambang Yudhiyono (SBY) untuk mengikuti upacara kemerdekaan Indonesia ke-69.  “Sampai sekarang surat undangan dari Pak Presiden  masih saya simpan. jarang-jarang ada kesempatan kayak gini. Kapan lagi bisa dapat undangan yang serupa,” katanya sambil tersenyum.
Hamdani juga punya pengalaman yang tak terlupakan lainnya yaitu pernahmengikuti tiga perlombaan secara bersamaan di bulan Agustus 2015. Pertama, ia mengikuti lomba MTQ Mahasiswa Nasional ke-14 yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), di Universitas Indonesia, Depok. Setelahnya, laki-laki yang mengenakan kacamata itu, langsung berangkat ke Semarang untuk mengikuti LKTS bertemakan Pekan Nasional Cinta Negara 2015. Dalam perlombaan ini dirinya berhasilmeraih juara tiga. Selanjutnya, ia sudah harus bersiap-siap mengikuti lomba  pidato tingkat nasional BKKB dan berhasil masuk sepuluh besar.
Selain menjalani kesibukkannya sebagai mahasiswa semester enam, Hamdani saat ini juga mengajar karya tulis ilmiah di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan. Ia pun menjadi salah satu dari 24 orang yang tergabung dalam Tim Fasilitasi BKKBN setelah melewati seleksi ketat. Di sana ia melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai isu-isu kependudukan. Anggota Tim Fasilitasi BKKBN diwajibkan membuat tulisan sebulan sekali mengenai kependudukan. Kemudian, Hamdani juga mengikuti pembinaan demi menghadapi MTQ tingkat nasional yang akan diadakan pada 27 Juli-7 Agustus 2016 mendatang di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Semua prestasi yang Hamdani raih bukanlah semata-mata karena usahanya sendiri. Menurut ia, kedua orang tua, pembina, guru dan para sahabat adalah orang-orang yang  selalu ada di saat suka dan duka, serta membimbing dan mendoakannya selama ini. Baginya, orang tua adalah motivasi terbesar. Walaupun latar belakang perekonomian keluarganya yang kurang mampu, hal ini tidak membuatnya merasa minder dan cepat menyerah. “Saya sering merasa jenuh dan capek karena kesibukkan di kampus dan perlombaan.  Tapi kalau ingat orangtua saya jadi semangat lagi. Malu sama orangtua yangsudah menitipkan harapan besar pada saya,” kata laki-laki kelahiran Serang itu.

Ketika ditanya ingin jadi apa di masa depan, Hamdani berkata sewaktu duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, ia bercita-cita ingin menjadi seorang guru dan jurnalis. “Yang jelas, saya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi S1 dan S2 ke luar negeri. Selanjutnya, saya ingin naik haji bersama orang tua, doakan saja,” katanya.

Aisyah Nursyamsi

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Aksi Nyata Komunitas Untuk Negeri
Next post Kritik Sosial Seni Patung