Read Time:2 Minute, 13 Second
Sebagai upaya regenerasi pengurus dan menjalankan program kerja ISMKMI wilayah II melakukan muskerwil. UIN Jakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Muskerwil tahun ini.
Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) wilayah II mengadakan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil). Kali ini, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. ISMKMI wilayah II bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (HMPS Kesmas) UIN Jakarta.
ISMKMI wilayah II terdiri dari Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan. Untuk pesertanya sendiri diikuti pelbagai mahasiswa Kesmas di wilayah II. Muskerwil ini diiringi lima rangkaian acara yaitu seminar nasional, workshop siaga bencana, ITOPH (intermediate training of public health). Adapun acara intinya yaitu Muskerwil II dan terakhir city tour.
Seminar nasional telah berlangsung Kamis, (26/04) sekaligus pembuka rangkaian acara Muskerwil II. Seminar yang bertajuk “Optimalisasikan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) Sebagai Upaya Menuju Tercapainya SDGs 2030” diisi oleh para pakar dari sudut pandang yang berbeda. Menurut wakil ketua pelaksana Nadiva Dzikriyati, alasan mengangkat tema seminar ini sebagai bentuk sosialisasi program pemerintah. “Kita membantu pemerintah juga, karena banyak poin PIS-PK ini sebenarnya (masuk) di ranah Kesmas”. Tuturnya Kamis, (26/04).
Acara kedua dilanjutkan workshop dengan tema “Pengoptimalan Peran Kesehatan Masyarakat Guna Meminimalisir Dampak yang Berkelanjutan Pasca-bencana”. Diawali pemaparan tentang potensi terjadinya bencana alam serta penanggulangannya oleh Kepala seksi mitigasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tangerang Selatan (BPBD Tangsel) Essa Nugraha dan Tim Reaksi Cepat BPBD Tangsel, Dedi Haryanto.
Mengenai cara pengoptimalan peran tenaga Kesmas sendiri, disampaikan oleh Dosen Kesmas UIN Jakarta Dewi Utami Iriani, menurutnya ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, pencegahan sebelum terjadinya bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan. Kedua, manajemen tanggap darurat pada saat terjadinya bencana dengan memberikan bantuan darurat serta peringatan dini. Ketiga, manajemen pemulihan pasca-bencana yakni memulihkan kembali keadaan seperti semula.
Salah seorang peserta dari Universitas Muhammadiyah Jakarta Maylina Prastyawati, mengaku banyak mendapatkan pembelajaran dari pemateri-pemateri berkompeten dan mendapat pengetahuan baru yang belum didapat sebelumnya.
Senada dengan Maylina, Monicha Pendi Fitriani mengaku menjadi lebih paham dengan materi yang disampaikan dan mendapat banyak teman baru. ”Karena diskusi tadi, saya punya teman baru dari universitas-universitas lain”. Tutur mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta itu. Kamis, (26/04).
Menanggapi acara Muskerwil II, Sekretaris Prodi Kesmas Dewi Utami Iriani, mengapresiasi acara tersebut. Menurutnya, dengan diadakan acara rutinan seperti ini dapat menyamakan persepsi mahasiswa tentang Kesmas dan perannya di masyarakat.
Tambahnya, peran Kesmas di masyarakat lebih menekankan upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan masyarakat. Bagaimana caranya masyarakat diajak untuk hidup sehat dan mengadvokasi kebijakan kesehatan.”Mereka harus bisa mengadvokasi pembuat kebijakan, supaya nanti kebijakan kesehatannya itu berubah misalnya, tentang asuransi kesehatan.” Imbuhnya Kamis, (26/04) silam.
AR
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating