Read Time:2 Minute, 40 Second
Pencurian di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tiap-tiap fakultas rentan terjadi. Kurangnya kewaspadaan mahasiswa serta keamanan tambahan dari fakultas berupa Closed Circuit Television (CCTV), juga menjadi alasan sering terjadinya pencurian di kawasan UIN Jakarta. Terindikasi, pelaku pencurian bukanlah dari kalangan mahasiswa UIN Jakarta, tetapi dari masyarakat luar
Belum lama, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Muhammad Zulhermansyah, menjadi sasaran pencuri laptop. Pada Rabu (8/5), laptop milik Zul dicuri saat ia sedang melaksanakan salat zuhur di musala lantai 5 gedung FITK. Ia meletakan tasnya yang berisi laptop di bagian belakang.
Zul baru menyadari laptopnya dicuri setelah selesai salat. Kemudian ia langsung melaporkan kepada petugas keamanan gedung FITK. Petugas keamanan pun langsung berkoordinasi dengan keamanan pusat untuk melacak pelaku. Menurut satpam FITK, Safrudin, tindakan pertama setelah adanya laporan pencurian yaitu, mengajak korban untuk melihat ruang CCTV. “ Ya, kami (satpam) langsung mengajak mahasiswa ke ruang CCTV, dan melaporkan kejadian ke pihak keamanan pusat.” Ujar Safrudin, Kamis (16/5).
Menanggapi perihal pencurian laptop Dekan FITK, Sururin, meminta mahasiswanya untuk lebih waspada agar kejadian serupa tidak terulang. Menurut Sururin, FITK telah memasang CCTV di semua sudut, terutama musala. Untuk koordinasi dengan pihak keamanan, fakultas akan meminta petugas keamanan untuk lebih sering melakukan kontroling. “Sebagai mahasiswa lebih waspada, dan untuk satpam kami minta sering-sering melakukan kontroling.” Ucap Sururin, Senin (20/5).
Pencurian laptop pada FITK, bukan yang pertama kali terjadi di UIN Jakarta. Sebelumnya, di FITK pencurian laptop pernah terjadi pada Rabu (19/2/2018) di musala laki-laki lantai 2. Tidak hanya di FITK, pencurian di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) pun pernah terjadi. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan 2018, Kalingga, pada semester satu di minggu pertama perkuliahan kehilangan laptop saat sedang salat zuhur di musala perpustakaan FAH.
Menurut Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha FAH, Feni Arifiani, saat itu pihak FAH telah mengadakan sosialisasi untuk maba melalui panitia Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). FAH juga telah memiliki himbauan tertulis bagi mahasiswa agar menjaga barang bawaannya, terutama di musala. Namun, untuk CCTV di musala belum tersedia. “Untuk CCTV di FAH memang belum terpasang” Ujar Feni, Jumat (17/5).
Selain pencurian laptop pada dua fakultas tersebut, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Muhammad Gustomi Sutioso, kehilangan laptop di musala lantai 5 Gedung FDIK dan Fakultas Ushuludin (FU) pada Senin (15/4) saat sedang salat zuhur. Berbeda dengan dua kasus tersebut, pihak FDIK tidak menanggapi laporan atas pencurian yang terjadi. Saat ia melapor, pihak FDIK mengalihkan hal tersebut ke pihak FU dengan dalih kehilangan terjadi pada wilayah FU.
Kemudian saat Gustomi melapor pada pihak FU, mereka menolak menerima laporan dan mengalihkan laporan lagi ke pihak FDIK. Hal tersebut membuat Gustomi berhenti mengusut kasus pencurian karena fakultas kurang menanggapi laporan, dan hanya menerima tanpa ada penyelidikan lanjutan.
Menanggapi hal tersebut Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan FDIK, Cecep Sastrawijaya, menjelaskan bahwa kehilangan laptop merupakan tanggung jawab yang bersangkutan untuk menjaga barang masing-masing. Pencurian tersebut tidak terekam oleh CCTV, karena tidak tersedianya CCTV pada Gedung FDIK dan FU. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan biaya. “CCTV kita masih terbatas. Tidak bisa juga semua lantai, semua titik ada CCTV karena adanya keterbatasan anggaran.” Ungkap Cecep, Kamis (16/5).
FK
Average Rating